Punya Naje?

120 16 0
                                    

Di minggu pagi yang cerah, Winny terlihat sedang memilah-milah pakaian yang akan digunakannya. Berkutat didepan lemari dengan banyaknya potong pakaian yang berserakan di lantai. Mengingat ia akan pergi dengan Naje hari ini. Matanya menelisik pada jam di ponselnya.

Pukul 9 Pagi.

"Lima jam lagi dan gue belum ngapa-ngapain. Arrrrg."

Winny berteriak salah tingkah dan melompat-lompat kegirangan. Hari ini ia dan Naje akan menghabiskan waktu seharian. Naje berjanji akan datang menjemputnya pukul 2 Siang dikarenakan Naje harus ikut mengantar Papanya ke bandara yang mana Papa Naje akan menghadiri meeting penting di luar Negeri.

Tiba-tiba suara ketukan pintu menginterupsi kegiatannya.

Tok Tok

"Win boleh masuk sebentar?" ucap seseorang dari balik pintu.

Winny terdiam sejenak ketika suara laki-laki terdengar sebelum melangkahkan kakinya menuju pintu dan membuka kamarnya.

Ketika membuka pintu, Winny dikagetkan dengan sosok kakak pertamanya yang berdiri dengan wajah senduh seperti sedang menahan air matanya.

"Win, pamit dulu ya. Kakak bakal tinggal di apartement buat sementara."

Winny mematung ketika kakaknya yang tertua memeluknya.

"Jaga diri baik-baik, jangan suka bantah omongan mommy."

Setelah pelukan tersebut terlepas, Winny menatap wajah kakaknya, Dodi.
"Kenapa pergi dari rumah? sebenarnya ada masalah apa?"

Hati Winny meringis merasakan sakit ketika saudaranya yang setiap hari ia lihat mendadak hendak pergi meninggalkan rumah tanpa alasan yang sampai saat ini ia tidak tahu.

"Kamu belum cukup paham, mungkin lain kali."

Dodi mengelus puncak rambut adiknya. "Fokus kamu sekarang adalah belajar, gak perlu mikirin masalah apapun."

"Tapi kak."

"Kakak pergi dulu ya. " Dodi pun berjalan meninggalkan Winny.

Winny yang merasa sedih mengikuti kakaknya dari belakang.
"Kak, kenapa sih?" tahyanya sambil mensejajarkan langkah kakinya dengan Dodi. Namun Dodi tidak menggubris.

Kini air mata Winny jatuh. Ia terus menerus berujar meminta kakaknya agar tidak pergi hingga sampailah mereka di lantai bawah. Disana sudah terlihat ayah, ibunya dan kakaknya Kimmy yang berdiri memandang kearah Dodi.

Bisa dilihat kalau Ibunya Winny sedang menangis memegang tangan suaminya.

"Pa, tolong larang Dodi buat pergi." pinta ibunya Winny, Tia.

Terlihat ia sedang memohon kepada suaminya yang sedang memasang tatapan penuh amarah memandang Dodi.

Dodi menarik kopernya yang terletak dekat dengan Kimmy , sebelumnya ia memeluk Kimmy sebentar.
"Gue titip mommy dan Winny ya. Lo juga jangan kelewat bebas mentang gak ada gue. " ujarnya pelan dibalik tubuh adiknya yang ia ketahui suka melanggar jam malam.

"Gue bukan anak kecil lagi Dod, jangan khawatir. Gue bakal sering ngunjungin lo." Dengan wajah pasrahnya Kimmy berujar pada saudaranya. Walaupun kadang mereka seperti Kucing dan Anjing yang suka berantem. Tapi tetap aja Dodi adalah saudaranya.

Winny berdiri masih dengan tangisannya. Ia berjalan kearah kedua orang tuanya.
"Ini ada apa sih, kenapa bisa jadi begini? Kenapa pa? Mom?" Winny menangis sejadinya.

Baru saja ia merasa senang beberapa menit yang lalu, sekarang moodnya dibuat sejatuh-jatunya.

Yang ditanya tidak menjawab.

NAJE- The Innoncent ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang