🌶️Happy Reading🌶️
Brak
"DION, KAU KEMANA SAJA ANAK NAKAL?!!!" Teriakan seorang pria tua mengejutkan kedua sejoli yang tengah berbicara itu.
Bisa Zia lihat dengan mata kepalanya di ujung sana terdapat seorang pria yang membawa sebuah benda di tangan kanannya.
Sebuah bilok kayu.
Pria tua itu berjalan pelan mendekati mereka berdua karena tubuhnya yang tak mendukung lagi.
Zia menyadari jika tangan Dion yang berada di sampingnya bergetar tak karuan dengan wajah yang menunjukkan ketakutan yang besar.
Dengan cepat gadis itu menganalisa apa yang terjadi di depannya ini.
'Kayaknya pak tua ini akan memukul Dion.' Pikir Zia.
Zia mengeratkan pegangannya di tangan Dion dan secepat kilat ia menarik tangan bocah lelaki yang masih membeku di tempatnya itu.
Dion yang tidak siap saat tiba-tiba ditarik terjatuh mengenai paku di tanah dan hal itu menyebabkan luka.
Zia tak ingin mengulur waktu lebih lama karena jika mereka masih disini, kemungkinan bukan hanya Dion yang akan terkena pukulan, tetapi ia juga akan kena imbasnya sebab telah membantu Dion.
"Naik Dion!" seru Zia sembari membantu Dion untuk naik ke atas punggungnya.
Akhirnya setelah susah payah, mereka bisa kabur dari sana hingga Zia menurunkan Dion di sebuah rumah yang bertuliskan 'Pengobatan Astra' di depan rumah itu.
Ia terus menerus mengetuk pintu kayu di depannya hingga seorang wanita muda membuka pintu itu.
"Ada yang bisa dibantu?" tanya wanita itu.
"Tolong teman saya yang terluka dok" ujar Zia sembari menunjuk Dion yang kesakitan dan lukanya yang terbuka lebar.
'Dok? Apa itu?' pikir wanita itu tapi tak ayal ia membantu kedua bocah di depannya ini untuk masuk ke dalam.
Sret sret sret
Luka Dion telah selesai diobati oleh wanita itu, tetapi mereka tidak dibiarkan pulang, wanita itu mengajak mereka untuk berbicara sebentar.
"Jadi, nama kalian siapa?" tanya wanita itu seraya memberikan coklat panas untuk kedua anak itu.
"Nama saya Zia dan dia Dion dok." ujar Zia setelah mengucapkan terima kasih.
"Baiklah, nama saya Lilian, kalian bisa memanggil Lili tapi jangan dok ya" kata Lili.
"Tidak boleh? Bukankah anda dokter? Sudah seharusnya dipanggil begitu kan?" tanya Zia bertubi-tubi.
"Maaf tetapi saya sendiri tidak tahu apa itu dokter dan saya hanyalah seorang healer Zia." jelas Lili panjang lebar.
Zia yang mendengar itu kembali menepuk kepalanya, ia baru sadar kalau zaman tempatnya bertransmigrasi adalah zaman kerajaan dimana belum ada istilah itu.
"Healer?" Zia ingin mengetahui segala istilah disini agar ia tak salah lagi.
"Iya Zia, healer adalah orang yang bisa menyembuhkan dan mengobati mereka yang sedang kesakitan dengan sihir."
WOW
Zia tidak bisa menahan bibirnya karena saking takjubnya dengan dunia ini. Ia tidak menyadari hal itu sejak dulu, ternyata di dunia ini ada semacam ilmu sihir dan semacamnya.
Sedangkan lelaki kecil di sebelahnya hanya terdiam sembari menatap lekat Zia.
"Apakah anda memberikan sihir pad Dion tadi?" tanya Zia lagi.
"Iya" Lili hanya mengangguk kepalanya beberapa kali.
Ia bingung kenapa anak di depannya ini tidak mengetahui apa itu healer, padahal healer adalah pekerjaan yang umum di kekaisaran ini.
"Baiklah, sepertinya sudah selesai, kami akan kembali dulu Lili," kata Zia setelah melihat cangkirnya dan Dion habis tak bersisa.
"Kami pergi dulu ya, terima kasih banyak." lanjutnya lalu meletakkan beberapa koin perak di atas meja dan langsung pergi dari klinik itu.
Lili yang menatap cengo koin perak di atas meja, betapa kayanya gadis tadi jika memberikan koin perak yang setara dengan biaya hidup rakyat jelata selama sebulan penuh.
***
"Dion" panggilan Zia membuat bocah di sebelahnya menoleh dengan cepat.
"Iya, ada apa Zia?" tanya Dion, wajahnya menampakkan raut bingung yang kentara.
"Rumahmu dimana? Biar aku mengantarmu pulang" tanya Zia balik, gadis itu ingin berjalan jalan lebih leluasa tanpa ada yang mengikutinya.
"Ja..jauh dari sini Zia" Dion menundukkan kepalanya, ia ingin menyembunyikan raut sedihnya dari Zia sang penyelamat.
"Ya sudah tidak apa, yok aku antarkan" senyum yang diberi Zia sedikit menenangkan Dion.
Tetapi tak berselang lama kemudian, senyuman itu berganti menjadi datar.
'Bagaimana ini? Apa Zia akan terkejut melihat rumahku? Apa tidak ada celah untuk menyembunyikannya? Bagaimana jika Zia melihatnya?' pikiran Dion kalut mengingat sesuatu yang ia tinggalkan di rumah.
Deg
Sentuhan di bahunya menyadarkan Dion dari lamunan dan kembali memberikan senyum pada Zia.
Haa... ia sepertinya akan pasrah kali ini.
✵✵✵
TBC
.....Halo semuanyaa, ketemu lagi dengan aku lagi di cerita ini. Ternyata hampir 1 tahun aku ga lanjut cerita ini, semoga cerita miemercon tetap lanjut terosss, dan jangan lupa buattt
👇🏻👇🏻👇🏻
Vote, komen, dan share juga yaa gess🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Fin De Extra : Akhir Sang Figuran
أدب تاريخي🔞🔞🔞 "JANGAN BERANI-BERANINYA MOMMY PERGI DARI SINI!" ─────────────────────────────── WOW!! APA-APAAN PESONA ZIA INI SAMPAI MEMBUAT KELIMA PRIA ITU MENJADI GILA?! Kazia Riana Larrica kini bereinkarnasi menjadi seorang balita yang akan menjadi duke...