Part 17 - Bestfriend?

232 54 16
                                    

Tuan Lee memejamkan matanya sambil menghela napas kesal entah sudah yang keberapa kalinya. Kepalanya pusing membaca beberapa headline news lokal yang memberitakan insiden Jaehwan dan Namjoon yang sedang bergulat di halaman rumah Seokjin kemarin. Sepertinya kedua orang pemuda itu sedang sial karena ada orang yang kebetulan merekam perkelahian memalukan mereka.

"Calon penerus yayasan Mahanaim terlibat perkelahian......"

"Pertikaian memalukan Lee Jaehwan, anak Lee Longshi, ketua yayasan Mahanaim....."

"Bokong calon pastur muda terekspos...."

"Astaga! Apakah kau tidak bisa terlibat skandal yang lebih memalukan dari pada ini?!!" Teriak Tuan Lee, sambil melempar selembar surat kabar ke wajah Jaehwan yang sedang duduk di hadapannya

"Aku mungkin bisa, tapi mungkin ayah akan terkena serangan jantung." Jawab Jaehwan, yang makin membuat sang ayah kesal

"Apa kau bilang? Dasar kau-"

"Memangnya ayah mengharapkan aku seperti apa?!"

"Seperti apa? Tentu saja ayah berharao kau berperilaku layaknya seorang pastur!"

"Aku masih calon pastur."

"Tetap saja kau harus menjaga nama baik kita! Kau bahkan masih bisa melawan ayah setelah melakukan hal memalukan semacam ini? Apa kau tidak punya rasa penyesalan sedikitpun?!"

"Aku hanya-"

"Kau selalu seperti ini sejak dulu! Bergaul dengan Namjoon tidak membuatmu bertambah pintar, dan menjadikanmu pastur sama sekali tidak mengubah kepribadianmu! Apa yang bisa kau lakukan?!"

"Ayah, cukup." Ucap Jaekyung, yang duduk di samping Jaehwan

Sejak tadi Jaekyung hanya duduk terdiam mendengar omelan sang ayah untuk Jaehwan. Jaekyung melirik Jaehwan yang kini sedang mengepalkan tangannya erat. Jaekyung tau bahwa adiknya itu sedang kesal.

"Ayah benar. Aku memang tidak berguna, tidak seperti Jaekyung hyung, anak kesayangan ayah!" Ucap Jaehwan sambil menatap ayahnya kesal

Tuan Lee langsung menatap Jaehwan sambil memicingkan matanya, "Apa katamu?"

"Aku bilang, Jaekyung hyung itu anak kesayangan ayah! Kenapa harus aku yang jadi pastur penerus Mahanaim? Bukankah itu seharusnya tugas Jaekyung hyung sebagai anak sulung? Ayah membiarkannya begitu saja hanya karena hyung ingin menjadi pembalap? Lalu bagaimana denganku? Apa ayah tidak pernah mengerti kalau aku tidak mau menjadi pastur!!" Teriak Jaehwan

"Lee Jaehwan, berhenti berteriak pada ayah, atau ayah akan-"

"Akan apa? Akan memukulku seperti biasa? Apa ayah tidak punya rasa malu memukul pemuda yang sebentar lagi berusia 30 tahun lebih?"

"Kau-"

"Ayah, hentikan! Jaehwan, cepat pergi sebelun kau mengucapkan hal yang akan kau sesali!" Ucap Jaekyung sambik berusaha melerai ayah dan adiknya

Jaehwan menghela napas kesal, kemudian segera beranjak dari duduknya dan berjalan ke luar ruangan. Jaehwan membanting pintu saking kesalnya, dan itu makin membuat Tuan Lee terpancing amarah.

"Dasar! Kenapa dia marah besar begitu? Biasanya dia menurut." Ucap Tuan Lee sambil kembali duduk di kursinya sambil memijit pelipisnya

"Ayah seharusnya tidak membentak dan berkata kasar seperti tadi." Ucap Jaekyung, membuat Tuan Lee langsung melirik sang sulung

"Kenapa kau jadi membelanya? Apa kau akan membenarkan perbuatannya?"

"Aku tidak membenarkan perbuatannya, aku hanya memberi saran pada ayah!" Jawab Jaekyung

Arrogant NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang