C-19

384 10 0
                                    

Disclaimer, Karina di sini bukan Karina Aespa ya guys!! Jadi, aku cuma minjem nama Karina. Buat visualnya sendiri anggap aja si Karina itu ya sebagaimana nya pelakor lah. Sekali lagi, Karina disini bukan Karina Aespa dan sekali lagi, ini hanya cerita karangan. Jangan dibawa ke real life apalagi sampai menghujat idol asli nya ya! Thank you.

Vote dulu dongg!

Happy reading

Jeno kaget saat Jaemin melempar benda pipih tersebut ke arah nya yang mendarat di pangkuan Jeno. Jeno mengambil ponsel tersebut lalu melihat layar nya dengan perasaan gugup.

Saat melihat layar tersebut dengan seksama, mata Jeno terbelak. Jaemin sengaja menyetel ponselnya dengan volume penuh sehingga semua orang yang ada di ruangan tersebut dapat mendengar suara yang dikeluarkan ponsel tersebut. Bisa kalian tebak suara apakah yang keluar dari ponsel Jaemin? Benar,

Suara desahan Jeno dengan seorang wanita yang jelas bukan Jaemin.

Bayangkan, seberapa bejat nya Jeno yang melakukan hal tak senonoh dengan wanita lain saat statusnya masih memiliki pacar yaitu, Jaemin.

Bisa kalian bayangkan seberapa hancur hati Jaemin saat itu? Melakukan hubungan sex dengan wanita lain lalu melamar nya seakan tak terjadi apa-apa.

Jaemin merasa ingin sekali berteriak di depan Jeno, mencaci maki Jeno, memukul Jeno, membuat Jeno sadar akan perlakuan nya. Sungguh, tak tahan hati Jaemin menahan semua yang telah ia rasakan.

Rasanya, kemarin sudah lega. Namun, mengapa sekarang rasa nya sesak kembali? Bahkan saking sakitnya, Jaemin sudah tidak bisa merasakan apa-apa selain rasa sakit di dalam hatinya.

Hanya dengan melihat wajah Jeno, Jaemin sudah ingin menangis rasanya. Tak tahan, Jaemin menangis.

"Jelasin, Jen! Kenapa diem aja!" teriak Jaemin. Semua yang ada di ruangan kecuali Renjun pun kaget. Yuta segera merebut ponsel Jaemin dari tangan Jeno, menebak-nebak apa yang membuat anak nya mengeluarkan tangisan yang terdengar sangat menyedihkan. Dan, benar saja. Tebakan Yuta yang paling utama pun tepat sasaran.

Yuta memberikan ponsel Jaemin kepada kedua orang tua Jeno. Membiarkan mereka melihat berapa brengsek nya anak mereka. Sementara, Yuta sudah sangat marah hingga tak tau harus berbuat apa.

Sunyi, ruangan mendadak sunyi dan sudah penuh dengan kebencian rasanya. Semua sudah tak habis fikir dengan tingkah laku Jeno tak terkecuali orang tua Jeno.

"Saya tanya kan sekali lagi, apa niat kamu kemari?" tanya Yuta dengan nada dingin dan suaranya yang berat, sudah geram.

"M-melamar Jaemin, om..." jawab Jeno dengan ragu, sedang merancang kalimat pembelaan diri yang tak akan berguna.

PLAK

Satu tamparan kencang dengan suara yang renyah yang berasal dari tangan Yuta mendarat di pipi kanan Jeno.

"Apa alasan kamu melamar anak saya?" kali ini giliran Winwin yang bertanya. Winwin sangat lama tidak marah dan sekarang adalah momen langka. Jeno bisa merasakan kemurkaan Winwin adalah hal yang sangat langka.

"Agar bisa hidup bersama Jaemin..." lagi jawab Jeno.

PLAK

Apa yang Jeno harapkan? Maaf? Mimpi.

Siapapun tak akan mendapatkan maaf jika Winwin sudah marah. Tak terkecuali.

Kali ini pipi kiri Jeno yang menjadi sasaran. Saking kencang nya, Jeno sampai tersungkur. Kini, kedua pipi Jeno terasa sangat panas dan sakit. Malah, terdapat sedikit luka seperti luka sayatan yang di buat Winwin. Sungguh mahakarya yang indah, Win.

HTS 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang