12. Awal Nikah : Skuad Suami

424 55 21
                                    


Budayakan vote dan berkomentar yang bijak terimakasih ^^


"Aku tambah satu gelas lagi!" sahut pria berambut belah pinggir pada pelayan sebuah kedai.


"Ya ampun anakku, ini sudah yang kesepuluh." Jawab wanita paruh baya di depannya sembari mengambil gelas yang disodorkan pria tersebut.


"Ah Mama... Chaeyoung masih haus." rajuk pria itu dengan wajah cemberut.


"Hey anak Mama! Setidaknya jangan mabuk di kedai Ibuku! Membuat onar saja." timpal pria di sebelahnya.


"Aaah diam kau Yoo Jeongyeon! Aku lagi stres tahu!" Balas Chaeyoung kesal.


"Kau pikir kita semua tidak stres? Lihat itu Dahyun! Dia hanya menatap kosong makanannya sedari tadi. Di sini bukan kau saja yang ada masalah dengan rumah tangganya!"


BRAK!


Tiba-tiba saja seorang pria jakung muncul dengan menggebrak meja kedai. Beruntungnya si pemilik kedai sudah memasang tanda tutup sedari tadi.


Prok! Prok! Prok!


"Akhirnya lengkap sudah skuad kita! Hahaha..." Sudah pasti Chaeyoung yang bertepuk tangan di sana.


"Selamat adik bungsuku kau memenangkan kompetisi kali ini! Mari kita rayakan skuad kita yang sudah lengkap ini! Oh ya, apa nama skuadnya? Empat sekawan? Atau lebih tepatnya Empat Calon Duda? Hahaha..." 


"Dia sudah mabuk." gumam Jeongyeon sambil menggelengkan kepalanya.


Tzuyu menatap serius ketiga pria yang ada di hadapannya, lalu bernafas gusar "Jadi, sudah berapa lama?"


"Aku dan Chaeyoung seminggu, besoknya Dahyun datang dan tak berbicara sedikit pun selain menghela nafas dan terkadang menjerit tak jelas." terang Jeongyeon sambil melirik Dahyun.


"Dan kalian tidak memikirkan solusi apapun?"


"Tentu saja sudah, tapi, yah..." ucap Jeongyeon ragu lalu melirik Chaeyoung agar membantu menjawab.


"Kita menunggumu bodoh! Apa kau tidak mengerti?"


"Kenapa menungguku? Memangnya kalian yakin sekali aku akan bernasib sama?" tanya Tzuyu dengan skeptis.


"Hey! Kita lahir di rahim yang sama, jadi gen kita takkan jauh berbeda kalau soal hubungan dengan istri."


"Ehem!" pemilik kedai sekaligus pelayan dan koki di situ yang notabene adalah ibu dari keempat pria ngenes di sana, menatap tajam anak ketiganya itu.


"Ah, maksud Chae bukan gitu Ma." buru-buru Chaeyoung meralat.


"Hft... Aku lelah melihat kalian seperti ini terus. Tidak bisakah aku mendengar kabar baik dari kalian berempat tiap kali berkunjung ke kedai?" komplain sang ibu sambil berkacak pinggang.


"Maaf..." Seru keempatnya berbarengan.


"Tidak perlu meminta maaf padaku. Minta maaflah pada istri kalian." 


"Tapi Bu, mereka itu..." Jeongyeon mencoba memprotes.


"Stop Jeongyeon! Aku tidak mau mendengar keluhan lagi. Kalian sudah dewasa, apa hanya itu yang bisa diingat dari hubungan kalian?" tanya sang ibu sambil menatap tajam ke keempat bola mata anaknya.


"Mama benar. Awal pernikahanku perasaan bahagia-bahagia saja." jawab Chaeyoung dengan anggukan.


"Aku juga. Nayeon dulu tidak seperti ini, entah apa yang membuatnya berubah." 


"Mungkin mereka tidak berubah. Mungkin saja mereka yang selama ini hanya berpura-pura baik di awal dan pada akhirnya mereka mengeluarkan sifat asli mereka." Lagi-lagi Tzuyu memberi pernyataan skeptis.


"Tidak Tzuyu! Kau salah!" tiba-tiba saja Dahyun yang sedari tadi membisu pun membuka suara.


"Salah? Lalu pendapat apa yang Kak Dahyun anggap benar, hm?" tanya Tzuyu tak terima disalahkan.


Dahyun menghela nafasnya berat lalu menatap mereka dengan mata sendunya, "Kita.. Kita yang membuat mereka seperti itu. Apa kalian tidak ingat?!"


Ibu dari keempat pria tersebut tersenyum puas sembari melipat tangannya.


"Akhirnya ada yang sadar juga."








※TBC※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※TBC


Hohoho! Siapa yang nungguin ngacung!

Apa kalian ada yang sadar mereka saudara? :)

Tukar Jiwa [2yeon, Saida, Michaeng, Jitzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang