6

4 1 0
                                    

Hari ini hari terakhir acara anak kelas sembilan. Sebagian siswa banyak yang menonton acara tersebut termasuk kelas Tania. Bisa di bilang hari ini juga jam mata pelajaran kosong. Tania berserta teman sekelas nya pergi menonton acara tersebut. Namun, gak lama kemudian
Tania merasa malas berada di lapangan, dirinya pun memutuskan untuk pergi ke mushola.

"Nay, gue ke kelas ya eh maksud nya ke mushola males di sini juga," ucap Tania meninggalkan Nayla.

"hm oke,"

Tania berjalan menunju mushola. Sesampai di mushola tiba-tiba ia kepikiran untuk menulis di papan tulis, "Enak nya sepi gini tulis tulisan di papan tulis deh." Ucap Tania sambil mencari spidol di meja guru. Dirinya pun berjalan menuju papan tulis.

'Keikhlasan melepaskan mu adalah hal terbahagia ku'

Tania sengaja menulis kata-kata itu untuk meluapkan rasa sakit hati yang ia rasakan.

Suasana di hari ini juga cukup terasa dingin. Banyak hembusan angin hingga kerudung milik Tania terbuka sedikit ke atas. Tanpa di sadari saat Tania sedang asik menulis tiba-tiba terdengar suara seseorang.

"Tan,"

Tania menoleh ke arah belakang untuk melihat siapa yang memanggil dirinya, "Hah." Plongo Tania.

"Itu rambutmu keliatan," ucap Ravendra.

"Eh Ravendra, oh iya makasih." Ujar Tania sambil merapihkan kerudungnya.

Sejak kapan Ravendra ada di sini mana hanya mereka berdua lagi!

Ravendra pun duduk di bangku nya sambil memainkan handphone. Tapi siapa bilang jika Tania biasa aja asli nya ia sangat malu. Namun di dalam hati ia berkata "Masya allah dra".

Tania menyukai sikap Ravendra yang berbeda dengan teman laki-laki nya. Ravendra orangnya sangat jarang berbicara, bahasanya sangat sopan, dan tidak pernah ada kata-kata kasar yang keluar dari mulut Ravendra. Menurut Tania Ravendra idaman bagi semua wanita tapi Tania sadar jika dirinya mempunyai rasa kepada Ravendra sikapnya saja sangat jauh berbeda.

******

Jam menunjukkan pukul 17:30 WIB Ravendra siap-siap untuk berangkat mengaji di pondok pesantren di kampungnya. Ia membawa kitab kuning yang akan di pelajari hari ini. Saat telah sampai di pesantren banyak santriyah yang memperhatikan dirinya, namun ia tidak merasa jika dirinya sedang di perhatikan oleh orang lain.

Ia pun masuk ke dalam madrasah yang telah di tutupi oleh batasan antara laki-laki dan perempuan.

"wih ganteng banget Ravendra,"

"Iya masya allah banget deh,"

"Idaman aku itu,"

"Yang jelas idaman aku."

Di sepanjang jalan setiap habis selesai mengaji banyak pujian yang keluar dari mulut orang-orang yang ada di sekitar, tentunya dari santriyah. Namun dirinya tetap menunduk dan tidak melirik ke arah suara yang bukan mahramnya kecuali jika ada yang memanggil namanya.

Ravendra bisa di bilang orangnya sangat maasyaallah dalam mengaji jadi wajar saja jika dirinya banyak yang mengagumi.

"Eh dra banyak yang kagum sama kamu tuh," ucap Rizal teman mengajinya.

"Kagum sama apanya coba, saya aja masih banyak kurangnya."

"Bisa jadi karena kegantengan kamu dra," ujar Rizal sambil tertawa lantang.

Ravendratania [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang