Chapter 1 : spicy girl

5 1 0
                                    

Siapa sangka jika acya memiliki 2 teman, iya benar dua siswa laki laki dan perempuan yang acya temui di rooftop kini menjadi temannya. Keduanya ga jauh beda dengan acya.

Acya meminta sebatang rokok dari pria atap itu yang bernama tovas dan pacarnya yang bernama neka.

"Lo gatakut gue aduin ciuman di atap?" Ujar acya menakut nakuti tovas sama neka

"Selagi lo ada duit lo gaakan di hukum disini cya" sahut neka yang di angguki oleh pacarnya itu.

"Lo juga kita aduin ngerokok, mana minta lagi" sambung tovas yang membuat acya cengengesan.

"Sorry deh nanti gue ganti " balas acya sambil melihat sikutnya yang merah karna kepentok gara gara aras tadi.

Neka mendekat kearah acya, "tangan lo kenapa?"

"Berantem tadi sama aras cowok gila"

"ANJIR HARI PERTAMA LO BERANTEM SAMA ARAS?" Ucap neka heboh, tovas yang penasaran mendekat kearah acya untuk diminta penjelasan gimana bisa berantem.

"Siapasih aras? Kayanya penting banget disekolah ini" akhirnya acya berani nanya nanya tentang aras sebenarnya ia masih kepikiran tentang ciuman itu

"AHHH FIRST KISS GUE" kata acya frustasi karena ciumannya adalah yang paling ia jaga untuk orang yang dia suka.

"dicium juga??!!" Sahut tovas "wahh hari pertama lo seru juga sih cya" sambungnya

"Aras itu cowok paling most wanted di sekolah ini, paling berandalan, paling ganteng sih, semua orang disini takut sama dia. Gila aja kalo lo berani sama dia bahkan udah berantem. Emang lo kayanya beneran cewek aneh" kata neka menjelaskan acya hanya meng-oh- iyakan ucapan neka.

Menurut acya, ngapain dia takut sama aras.

"Selama ini gue gapernah liat aras deketin cewe, kok dia langsung interest sama lo ya cya" kata tovas penasaran

"Cowo brengsek gitu, gue nonjok malah nyium nyebelin banget" acya masih kesal mengingat ciuman itu, sampe sampe acya melempar bungkus rokok milik tovas sampai jatuh ke lantai satu.

Tovas langsung lari melihat dari atas kebawah "WOI LO GILA YA?? NANTI KETAUAN KITA NGEROKOK" marah tovas karena udah gaabis pikir sama ini cewek.

Acya melonjorkan kakinya "padahal gue lemparnya pelan..." kata acya tanpa rasa bersalah

Tovas sama neka bergegas kebawah mau ambil rokoknya diam diam.
"Yaudah kita kebawah dulu"

BRAKK

Pintu rooftop terbuka kasar, ternyata pria itu lagi.

Siapa lagi kalo bukan aras, cowo brengsek yang ngerusak hari pertama acya disekolah.

"Ternyata lo disini cantik, gue cariin kemana mana" kata aras sambil duduk disamping acya.

Acya mendorong aras "jauh jauh lo dari gue"

Aras mengeluarkan rokoknya juga dan menyalakannya. Galama kemudian petugas keamanan sekolah dan guru bk tiba di rooftop dan melihat keduanya sedang merokok.

Guru bk menghampiri keduanya kesal "KALIAN LEMPAR BUNGKUS ROKOK INI?" Bentak ibu bk

Acya menunjuk aras "dia nih bu"
"Lo gila gue baru dateng" balas aras dengan muka nyebelinnya itu.

"Tapi kalian berdua merokok!! Cepat ikut ibu keruang bk"

Mau gak mau aras dan acya mengikuti ibu ibu sok galak itu ke ruangannya. Dijalan ia bertemu tovas dan neka yang tersenyum senang sambil dadah dadah.

"Kenapa lo ga ambil?" Bisik acya yang dimengerti oleh dua manusia gaada adab itu, "ga sempet cya, keduluan bu sita" ucap neka yang sepertinya jujur.

"Hehehe dadah acya" kata tovas sambil dadah dadah ke arah acya, acya pelototin keduanya.

"Oh jadi ulah lo bertiga? Kok gue keseret" kata aras berbisik

Acya tersenyum sinis, "karna lo ganggu gue, sekalian kan itung itung lo nabung point"

"Point disini gaberlaku, duit yang berlaku" ucap aras dengan santainya.






"Kalian berdua benar benar keterlaluan, sudah berkelahi di dalam kelas sekarang apalagi? Merokok di rooftop? Dimana sopan santun kalian sebagai siswa?" Acya dan aras hanya mendengarinya tanpa sedikitpun niat menjawab karena emang terlalu mager untuk menjawab.

Aras mengangkat tangan "bu saya kebelet pipis" ada aja alasan menurut acya.

"BALIK LAGI!"

Tiba tiba seorang pria masuk ke ruang konseling
"Biar saya yang urus" siapalagi kalo bukan direktur sekolah prestasi starlight.

Setelah ibu sita keluar,

"KAMU ANAK KURANG AJAR, GATAU DIRI YA?" Lagi dan lagi ia mendengar bentakan dari ayahnya itu.

Acya sedang tidak memiliki mood untuk menjawab perkataan yang membuat hatinya sakit jadi ia memilih untuk memutar mutarkan kursinya.

"BERDIRI KAMU!" Suruh ayahnya itu, lantas acya menurutinya ia tau apa yang akan terjadi setelah ini.

PRAKKK

Gotchaa!! Tamparan ini yang pasti terjadi.

"LOH BAPAK KENAPA TAMPAR ACYA?" Aras tiba tiba masuk keruang bk, sebenarnya ia mendengar dari awal tapi tidak tahan melihat acya di tampar direktur sekolah.

Acya membenarkan rambutnya yang berantakan, "udah puas? Kita punya duitkan buat nutup mulut sekolahan? Bukannya itu yang selalu papi lakuin?"

Aras menutup mulut mendengar kata papi dari mulut acya, gotta hell. Apa yang hari ini aras lakuin buat anak direktur sekolahan ini. Aras speechless sampai tidak bisa berkata kata lagi.

Selalu ada kejutan dari diri acya menurut aras.

"Menurut kamu semuanya bisa diselesaikan dengan uang?!! Kamu benar benar anak gatau di untung sama seperti mami kamu! " Marah seorang direktur itu

"JANGAN PERNAH NYEBUT MAMI SAYA! Mulut anda tidak berhak menyimpulkan bagaimana mami saya!" Kata acya dengan sarkas dan mata yang berkaca kaca.

Acya keluar dari ruangan konseling itu, ia tidak peduli apa yang terjadi hari ini. Pasti papinya menutup mulut semua yg terjadi hari ini acya pastikan itu.


Aras mengikuti kemana gadis itu keluar, ternyata acya menuju ke kantin.

"Laper kah?" Pikir aras

Benar saja seperti kata aras, acya memesan makanan pedas.

"Bu ada yang pedes ga? LO BISA BERHENTI IKUTIN GUE GA?" Kata acya yang tiba tiba kesel melihat aras yang mondar mandir ngikutin acya.

"Yang pedes cuma mulut lo cya" kata aras sambil duduk dengan dua minuman ditangannya.

Ibu ibu itu tersenyum melihat acya, "seblak pedes"
"Buatin yang pedes banget ya bu"





Setelah makanan datang, acya langsung makan aja tanpa mikirin panasnya kuah seblak itu. Pedes banget sampe keluar air mata dari acya.

Acya menangis kenceng "lo kalo mau nangis, nangis aja. Gausah sok tutup tutupin pake makan pedes"

Aras mengambil tisu untuk diberikannya kepada acya, "gausah sok peduli"

"iii makin pedes banget mulut nya"

Anti Hero, im the HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang