Chapter 3 : circle line

5 1 0
                                    

Hari sekolah berjalan seperti pada umumnya, teranehnya adalah siswa siswi di sekolah prestasi starlight tidak ada yang berani menganggu acya. Itu karena kedekatan acya dengan aras, tidak tidak. Kedekatan aras kepada acya.

Ditambah lagi khazan yang setiap hari menghampirinya cuman sekedar mengajaknya makan dikantin.

Funfact yang kalian harus tau kalo aras dan khazan adalah teman secircle.

Saat ini acya sedang tiduran di uks, benar ia membolos pelajaran matematika yang membuat dirinya pusing. Dimana ada acya disitu pasti ada aras yang entah kapan pria itu sudah mengikutinya ke uks juga.

"Lo ngintilin gue terus, kaya gapunya kerjaan aja" kata acya sambil memejamkan matanya.

Aras duduk di sofa uks "justru kerjaan gue itu ngikutin lo"

Setelah diem dieman beberapa menit akhirnya aras merasa bosan karena ia tidak bisa merokok diruang ber ac ini.

"Lo gamau nyebat?" Tanya aras menghampiri acya dan membuka selimutnya.

Cute so freaking cute dalam hati aras, karena yang saat ini dia liat adalah acya yang sedang tertidur dengan wajah tenangnya bukan wajah emosiannya yang setiap hari menjadi topeng untuknya.

Aras mengambil kursi lalu duduk mengamati wajah acya yang sedang tertidur. Aras tidak pernah tertarik dengan perempuan yang mudah didapatkan. Tapi sekarang aras memikirkan bagaimana cara dia mendapatkan gadis di depannya dengan mudah?

Acya terbangun dari tidurnya "mesum lo ya?!!" Setelah mengucapkan itu acya langsung merapihkan bajunya memastikan tidak ada yang kenapa napa.

Aras mengangkat kedua tangannya "gue ga ngapa ngapain serius" katanya dengan muka pasrahnya.

Aras mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, "ini gue ganti earphone lo yang kemarin rusak" acya merampas earphone itu, membantingnya kebawah lalu di injek injeknya.

" Impas " kata acya tanpa rasa bersalahnya, aras memasang muka sedih karna earphone yg baru dia beli langsung di injek dan rusak.

Acya beranjak keluar dari uks karena ia sudah merasa pengap berada di ruangan berbau obat ini tetapi tidak jadi karena ada tangan yang menahan acya.

"Lo gamau nyebat?"

"gue gabawa, kalo ketauan beli juga gue bakal di pukulin orang gila itu" kata acya sambil menunduk, bukan menunduk sedih melainkan kesal.

Acya dulunya sangat benci dengan rokok apalagi asapnya, karena maminya memiliki riwayat penyakit paru paru saat itu.

Tapi semenjak kepergian maminya acya semakin tidak terkendali dan mencoba untuk merokok.

Aras menarik tangan acya, acya sudah berusaha melepaskan tapi gabisa "ikut gue aja, lo mau nyebatkan?"

Akhirnya acya pasrah ditarik aras dan ternyata aras membawa acya ke belakang sekolah, disana terlihat seperti ada rumah kecil yang keliatannya tidak ditinggali oleh siapapun karena banyak bangku bangku bekas di depannya.

"gila lo mau bawa gue kemana?"

"udah liat aja nanti, lo bakal kaget"

Aras memindahkan beberapa kursinya, acya hanya melihatinya tanpa sedikitpun rasa ingin membantu. Aras membuka pintu keras yang seperti sudah lama tidak dibuka.

"berat banget, gue jarang lewat sini biasanya" kata aras sambil berusaha mendorong pintu yang sudah padat.

"biasanya lewat mana?"

"jendela sama pintu depan. jendelanya kearah kantin kalo pintu depannya langsung keluar dari sekolah" kata aras dan akhirnya pintu terbuka, aras menyuruh acya masuk duluan lalu aras masuk dan menutup pintunya kembali dengan menganjal pintu dalam dengan kursi.

Anti Hero, im the HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang