Lily tidak bodoh, karena perasaan tidak enak yang dia alami sedari tadi memang karena teman Ningning ternyata seorang iblis juga. Dirinya tidak bisa membayangkan betapa menyakitkan untuk seorang Ningning yang harus menerima fakta tersebut. Lily saja yang tidak mengalami itu merasa terkhianati, apalagi Ningning.
"Lily, kamu bisa nyetir mobil?" tanya Jake.
"Engga bisa, emang kenapa?"
"Aku ga tega kamu harus nungguin Ruka juga, biar aku sendiri aja yang jagain temenku, kamu pulang duluan ya, aku telfon Jay dulu biar dia yang jemput kamu pulang"
Belum sempat menolak tawaran itu, Jake sudah menelepon Jay dan lelaki di dalam telepon pun mengiyakan untuk mengantar pulang Lily, dirinya jadi merasa tidak enak sudah merepotkan Jake dan juga Jay.
"Hai, kalian belum makan kan? ini aku bawa makanan dimakan dulu" ujar Ningning yang datang membawa banyak makanan bersama Sunghoon.
Mereka lalu menyantap makanan tersebut, namun posisinya sekarang Sunghoon berada di tengah-tengah antara Lily dan Ningning. Pria itu membuat gerak-gerik yang tidak nyaman hingga Jake melihat itu mulai membuka suara.
"Pak Sunghoon ga pulang aja? bukannya bapak besok ngajar di kampus kan"
"Gapapa, saya di sini"
"Apa sebenernya bapak ini pacarnya Ningning?"
Semburan air yang keluar dari mulut Ningning itu menjadikan sebuah reaksi terkejutnya oleh pertanyaan yang dilontarkan Jake, apalagi lelaki itu bertanya dengan wajah datar tanpa ekspresi, sementara Lily menyenggol lengan Jake dengan sikunya agar Jake diam dan tidak melanjutkan pertanyaan yang terlalu pribadi.
"Maaf pak sudah lancang"
Jake kemudian melanjutkan mengunyah makanannya dan berusaha untuk bersikap tidak ada yang terjadi, karena ucapan Jake atmosfer diantara mereka terasa begitu canggung hingga kehadiran Jay yang membuat sedikit membantu kecanggungan itu.
"Hi Jay!" sapa Ningning dengan ramah sementara Sunghoon melihat itu merasa panas dan melonggarkan kerah kemejanya—Jay yang baru saja datang dan menyadari adanya Sunghoon disana langsung melempar pertanyaan kepada Jake dengan bahasa isyarat.
"Kenalin ini Pak Sunghoon dosen kita, Jay" ucap Jake sementara Jay sedikit terkejut mendengarnya, bagaimana bisa sedekat itu dengan dosen hingga menunggu salah satu mahasiswanya di rumah sakit, begitu aneh untuk Jay.
"Kesini mau ngapain Jay?" tanya Ningning, lelaki itu tersenyum ramah dan menjawab pertanyaan Ningning.
"Mau nganterin balik Lily, kasian kan udah malem terus Jake katanya yang mau nungguin temen kamu disini, kamu mau bareng juga?" belum juga menjawab pertanyaan Jay, Sunghoon menggegam pergelangan tangan Ningning untuk tetap bersamanya.
Kedatangan Jay tersebut membuat Sunghoon sangat cemburu, apalagi Ningning begitu akrab dengan Jay. Dirinya jadi mengingat pertemuan pertama Jay dan Ningning di cafe, dirinya tahu jika Jay memiliki perasaan lebih pada Ningning, jadi alasan itulah yang membuat Sunghoon memiliki alasan semakin cemburu.
"Dia pulang sama saya rencananya"
"Bapak memang siapanya Ningning?"
Pertanyaan sialan dari Jay membuat Sunghoon kebingungan ingin menjawab mengenai ada hubungan apa dirinya bersama Ningning—tidak mungkin asal menjawab jika gadis itu adalah kekasihnya tanpa persetujuan Ningning.
"Sekedar mahasiswa sama dosen aja, kan kebetulan Pak Sunghoon kenal deket sama keluarga Ruka" jawab Ningning membuat Sunghoon menatap tak percaya pada gadis di sampingnya itu, bahkan Ningning menjawab seperti tidak ada sesuatu hubungan apapun di antara mereka berdua.
Bahkan janji tadi? apa yang ingin Ningning lakukan padanya? pikir Sunghoon.
"Aku mau kok bareng sama kamu Jay, udah ngantuk juga aku"
"Oke kalau gitu, kita pamit pulang dulu Jake, Pak Sunghoon" akhir Jay kemudian Lily dan Ningning ikut meninggalkan Sunghoon bersama Jake di ruang tunggu.
Pria jangkung itu juga tidak bisa menghentikan Ningning, karena pasti akan terlihat mencurigakan untuk ketiga teman Ningning—jika Sunghoon masih tetap memaksa keinginannya agar Ningning menurutinya.
Sunghoon pun juga merasa kecewa mengenai sikap Ningning, kenapa jadi berubah dan sekarang Sunghoon merasa dipermainkan oleh Ningning.
"Pak Sunghoon mohon maaf jika saya tidak sopan, tapi sikap bapak ke Ningning mencurigakan untuk siapa saja bahkan rumor yang dulu ada balik lagi dan mengarah ke bapak sama teman saya, kalau memang bukan siapa-siapanya Ningning sebaiknya bapak jaga jarak sama dia saya mohon"
Sunghoon memilih untuk tidak menjawab ucapan Jake, jujur saja ucapan Jake membuat dirinya tersinggung.
"Kenapa ga dijawab teleponnya?" tanya Jay yang tidak sengaja melihat Ningning menolak panggilan—karena posisi Ningning duduk di sebelah Jay jadi lelaki itu melihatnya.
"Gapapa, sorry ya ganggu"
"Engga kok ning aku ga masalah" jawab Jay yang setelahnya hening, sementara di belakang Lily sudah tertidur pulas.
Keadaan begitu canggung setelahnya, apalagi saat Jay mencoba menggengam tangan Ningning.
"Sorry udah lancang"
Ningning langsung saja menggenggam erat balik tangan kiri Jay dan menatap lelaki itu yang sudah memerah wajahnya.
"Ga perlu maaf Jay, bukankah kamu yang pengen kita lebih deket?" ucap Ningning dengan tatapan seduktif pada Jay—dirinya memang sengaja menggoda lelaki itu agar rencananya berhasil.
Setelah sesampainya di rumah, Ningning kemudian membersihkan diri dan beristirahat di kasurnya. Gadis itu tidak langsung tidur—dirinya mulai bermain ponsel dan membuka sosial media.
Ningning sudah lama tak membuka akun sosial medianya dan ternyata banyak sekali yang memberinya pesan mengenai rumor hubungannya dengan Sunghoon.
"Kenapa jadi gini sih, aku bahkan belum ngelakuin rencanaku"
"Rencana apa?"
Ningning terkejut bukan main saat melihat kehadiran Sunghoon yang ada berada di kamarnya secara tiba-tiba.
"Please, bisa ga sih jangan ngagetin!"
"Rencana apa yang kamu maksud Ningning?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel and Devil: Ningning & Sunghoon
FantasyMalaikat Ningning yang dihukum dengan diturunkannya ke bumi untuk menebus semua dosanya yang telah dilakukan dan harus bertemu dengan iblis Sunghoon yang telah membuat semua kekacauan semua ini