3. MASALAH LAGI

58 13 1
                                    

Haloooo!
Gimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian selalu diberi kesehatan, ya!

Buat kalian yang kurang sehat dan tidak bersemangat menjalani hari, tetap strong dan jangan menyerah ya! Jangan sampai telat makan dan gak menjaga pola tidur. Itu gak baik!

Dan kalian yang sekarang lagi suka sama seseorang, semangat terus! Kejar dia sampai dapat. Jodoh gak bakalan kemana-mana kok, palingan diambil temen sendiri.

Terakhir, untuk kalian yang banyak masalah di rumah ataupun di sekolah, semoga masalahnya cepat terselesaikan ya! Ingat, jika emang kita gak ditakdirkan buat bahagia, mungkin kelak nanti kita akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Aamiin..

Jangan pernah merasa sendirian dan tidak mempunyai siapapun, Tuhan selalu bersama kalian. Jadi, jangan sedih lama-lama, ya!

Selamat membaca, readersku!

Aku sayang kalian semua!

Aku sayang kalian semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. MASALAH LAGI

“Telat lagi?” tanya Deven yang tak memerlukan lagi jawaban. “Posisi!”

Ketika sang ketua OSIS itu sudah mengeluarkan kata-kata andalannya. Yaitu, posisi. Berarti siap-siap untuk mendapatkan hukuman dan langsung saja mereka mengubah posisi menjadi push up.

“Kamu lagi?” Deven menatap heran murid di depannya. “Kemana dasinya? Nggak mampu beli? Mau saya sumbangin?”

Deven melihat barisan khusus pada upacara tadi semakin minggu semakin banyak. Yang dimaksud barisan khusus ialah siswa atau siswi yang melanggar aturan sekolah. Seperti telat memasuki barisan, tidak memakai atribut, dan hal lain yang mengundang geramnya ketua OSIS itu.

“Masukin bajunya. Jangan kayak berandalan pasar!”

“Rambutnya masih merah gini? Kamu kira ini sekolah punya kamu? Besok harus sudah hitam!”

“Kenapa sepatunya gak sesuai aturan sekolah? Mau bikin aturan sendiri? Gak usah sekolah disini,”

“Ini apa bawa lipstik ke sekolah? Mau tebar pesona? Sekolah ini bukan tempat cari muka. Pergi aja sana ke kandang domba,”

Semua murid itu hanya bisa menundukkan kepala ketika Deven sudah turun tangan. Ada sebagian yang mungkin sudah terbiasa mendapat bentakan dari Deven karena sering melanggar. Namun ada beberapa pula yang kaget walaupun itu kesalahannya sendiri.

“Semuanya. POSISI!” bentak Deven dengan tegas. “Push-up lima seri,” lanjutnya.

“Hah? Banyak banget!”

DEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang