Halo semua! <3
Gimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian selalu diberi kesehatan, ya!Aku update chapter baru lagi, nih. Semoga enjoy dengan ceritaku, ya. Jangan lupa untuk vote, komen dan follow aku agar kalian gak ketinggalan pas aku update!
Untuk kalian yang merasa kurang sehat dan merasa tidak bersemangat menjalani hari, tetep bertahan dan jangan menyerah, ya. Jangan sampai pola makan sama pola tidurnya rusak, gak baik!
Untuk kalian yang lagi ngecrushin sama seseorang, semangat terus! Kejar dia sampai menoleh ke arah kalian. Jodoh gak bakalan kemana-mana kok, palingan diambil temen sendiri.
Terakhir, yang lagi punya banyak masalah di rumah atau di sekolah, semoga masalahnya cepat terselesaikan. Jangan lari dari masalah dan jangan lari dari apa yang menyakitimu. Terlukalah hingga kamu sembuh.
Jangan pernah merasa sendirian. Ada aku, Tuhan, yang selalu bersama kalian. Jangan sedih lama-lama, jelek!
Selamat membaca ya, readers kesayanganku! <3
6. FRAGILE
Pagi sekali Anneth sudah berada di area sekolah. Hari Senin ini ia tidak boleh terlambat seperti hari Senin minggu lalu. Bisa-bisa ia kembali nangkring dibarisan khusus bersama anak bengal lainnya.
Udara pagi ini terasa sangat sejuk. Anneth berjalan menuju koridor loker kelas XI-IPA bersama lantunan kecil senandungnya. Entah mengapa hari ini ia lebih ceria dan bahagia.
Anneth memperlambat langkahnya ketika menyadari sesuatu. Anneth membulatkan matanya sempurna. Lokernya sudah penuh dengan surat dan hadiah-hadiah yang tak pernah ia sangka. Ini bukan hanya banyak, tetapi sudah melebihi kapasitas loker yang tersedia. Segala bentuk coklat, boneka, bunga dan berbagai jenis kue berjejeran disana.
“Ya ampun!” kata Anneth menghampiri lokernya. Berbagai jenis surat berjatuhan karena saking penuhnya. Anneth membuang nafasnya ke udara. Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Rasa-rasanya ia ingin menangis melihat semua ini. Ini sangat membuatnya bahagia!
Anneth terkekeh kecil, ia merasa beruntung karena banyak yang peduli padanya. Selama ini ia tidak pernah mendapatkan nyinyiran dari siswa atau siswi manapun. Anneth sangat nyaman dengan sekolah ini.
Setelah lama berdiam dan sedikit membaca salah satu surat. Bel upacara berbunyi hingga membuatnya sedikit tersentak. Anneth memasangkan topi berwarna abu itu di kepalanya lalu melenggang pergi untuk turun menuju lapangan.
Seseorang berjalan mendekati area loker dan berhenti tepat di depan loker milik Anneth. Ia menghela nafasnya panjang. Sama seperti yang lain, ia menaruh sepucuk surat dengan amplop putih polos tanpa ada riasan apapun lagi itu disana.
****
Matahari sudah menyorot yang membuat panas di bumi ini. Upacara hari ini sudah selesai. Siswa-sisiwi berhamburan menuju kelasnya masing-masing. Senin hari ini barisan khusus kembali bertambah banyak. Yang membuat Deven-Ketua OSIS dan Fathir sibuk mengarahkan untuk memberi hukuman.
“Anter aku ke kantin dulu ya, Neth. Aku mau beli minum,” ujar Zireen yang diangguki Anneth. Mereka kemudian berjalan bersama menuju kantin.
Namun sebelum memasuki area kantin, seseorang menarik pergelangan tangan Anneth. Hal ini lantas membuat sang empu terkejut bukan main. Apalagi, sekarang kedua mata Anneth sudah ditutupi oleh orang itu.
“Eh? Ini siapa?” tanya Anneth sedikit panik.
“Ikut aja, Neth.”
Anneth mengenali suara itu. Ya! Itu Samuel! Selama berjalan, Anneth terus bertanya-tanya ada apa dan mengapa. Namun Samuel tetap diam dan menyuruh Anneth untuk menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVEN
Teen FictionDeven Christiandi Putra. Murid pendiam yang pintar dengan segala kegeniusannya. Hidupnya yang semula baik-baik saja seketika hancur oleh seorang gadis yang dengan mudah melenyapkan segala impiannya. Gadis itu tiba-tiba datang dan masuk ke dalam dun...