Scared

1.3K 213 13
                                    

Rose menunggu di lorong rumah sakit dengan perasaan agak cemas. Bagaimanapun juga Jeonghan baik - baik saja sebelum memakan telur yang dirinya berikan, saat ini dirinya sedang merasa bersalah.

Lima belas menit lalu Jeonghan sudah masuk kedalam ruangan pemeriksaan, dan saat ini dokter belum juga kunjung keluar. Tak lama handphone miliknya berbunyi, Lisa menghubunginya.

Menepuk dahinya, dirinya lupa bahwa dia masih harus kembali untuk latihan bersama membernya. Akan tetapi, bahkan Rose tidak bisa meningalkan Jeonghan sendirian disini.

Rose menggigit bibirnya cemas, bingung harus melakukan apa. Baru saja akan mengangkat telpon dari Lisa, dokter tiba - tiba saja keluar dari ruangan yang membuatnya urung untuk mengangkat telepon.

Sang dokter sempat tertegun melihat siapa yang menjadi pasien dan yang menunggunya, tapi berusaha bersikap profesional sang Dokter hanya mengatakan Jeonghan hanya kelelahan dan sudah bisa ditemui. Besok pagi, Jeonghan sudah bisa pulang jika Rose selesai mengurus administrasinya.

"Aku boleh masuk?"

Sang dokter mengangguk, tanpa lama Rose masuk kedalam ruangan. Dilihatnya Jeonghan yang sedang berbaring menatap kearahnya.

"Kau menyetir?" Jeonghan bertanya begitu Rose duduk disebelah bangsalnya.

"Oppa, jangan berbicara hal yang tidak penting. Kau tidak tahu seberapa paniknya aku tadi?" Rose bicara mengebu - gebu. Jeonghan tertawa tanpa sadar melihat ekspresi lucu yang dikeluarkan Rose, sementara Rose hanya menatap Jeonghan dengan cemberut.

"Jangan tertawa, aku sangat ketakutan kau tau? Bagaimana jika ada artikel bahwa aku meracunimu dengan sebutir telur? Itu sangat tidak lucu." Rose berbicara dengan nada yang dia pelankan diakhirnya.

"Jangan menyalahkanmu, akhir - akhir ini tubuhku memang sedang kurang fit. Mungkin ini dampak jadwalku yang sedang padat - padatnya juga, mungkin puncaknya hari ini sampai aku tumbang begini."

Rose mengangguk paham. "Kalau begitu, oppa beristirahatlah, aku akan menjagamu."

Jeonghan menggeleng tidak setuju, "Tolong telepon Seungchool atau Joshua. Kau lebih baik pulang saja."

Rose sempat tertegun sejenak, entah mengapa merasa kesal karena Jeonghan yang tidak mau dirinya temani, tetapi kemudian dirinya hanya mengikuti perintah dari Jeonghan.

Belum sempat ditelpon, ternyata Scoups sudah menelpon terlebih dahulu, ada 10 panggilan tidak terjawab darinya. Jeonghan yang memang masih merasa lemah mengisyaratkan Rose mengambil handphone miliknya dan menjawab telpon dari Scoups.

Rose menurut, walau merasa sedikit takut tentu saja.

"YAK YOON JEONGHAN KAU SEDANG DIMANA?!" Rose refleks menjauhkan handphone milik Jeonghan dari telinganya begitu langsung disambut teriakan di sebrang sana.

Jeonghan hanya berusaha tidak tertawa melihat ekspresi Rose, sementara Rose melotot horror kepada Jeonghan.

"Kau mendengarku tidak, sih?!"

Scoups kembali mengomel disebrang sana.

"Ha- hallo Sumbaenim. Maafkan aku, tapi Jeonghan-oppa,----"

"Siapa kau?!" Bahkan rose belum sempat menyelesaikan ucapannya Scoups sudah terlebih dahulu memotongnya.

Jeonghan yang sudah tidak tega melihat wajah pias milik Rose langsung saja mengisyaratkan Rose untuk mendekatkan handphonenya.

"Aku dirumah sakit xxxxx, cepat kemari. Jangan beri tahu yang lain karena aku butuh ketenangan. Dan jangan terlalu galak begitu, kau menakutinya." Jeonghan tersenyum usil menatap Rose yang dibalas pelototan gadis itu.

PAPARAZI✓Where stories live. Discover now