Baby?

1.4K 214 31
                                    

Jeonghan baru saja mendapatkan kembali ponselnya. Syuting hari ini berjalan seru dan cukup lancar. Saat ini para member Twice maupun Seventeen sedang menikmati waktu luang mereka. Jeonghan sendiri lebih memilih duduk sendirian di sebuah tenda yang menghadap langsung kedanau.

"Ah hyung, sedang apa disini?" Dino datang membawa satu panci kecil ramyeon yang masih mengepul, Jeonghan menatap Dino dan menyuruhnya duduk di dekatnya.

"Kenapa tidak membawakannya untukku juga?" Jeonghan bertanya dengan nada merajuk, dirinya meletakan kembali ponsel yang tadinya akan dimainkannya.

"Aku tidak tahu kau berada disini?" Dino mengeluarkan statementnya.

"Kalau begitu ramyeon ini untukku, kau buat yang baru." Jeonghan berujar sambil menyumpit Ramyeon milik Dino, sementara Dino hanya pasrah, saat akan bangkit Jeonghan kembali mengambil tangan Dino untuk duduk ditempat semula. "Bercanda, kau makan lah!"

Dino tersenyum cerah kemudian tanpa lama dirinya kembali memakan Ramyeon yang sebenarnya dibuatkan oleh Jihyo.

Jeonghan kembali mengambil handphonennya, saat sudah menyala raut Jeonghan yang tadinya santai berubah menjadi agak panik, bagaimana tidak? Ada hampir 24 panggilan tak terjawab yang berasal dari sang kekasih. Jeonghan tentu saja bertanya - tanya, tidak biasanya Rose menghubunginya sebanyak ini apalagi Rose sendiri tahu bahwa Jeonghan mungkin tidak akan banyak memainkan ponselnya karena sedang syuting. Jadi Jeonghan menyimpulkan mungkin terjadi sesuatu genting yang menimpa Rose.

"Aku akan berjalan - jalan disekitar Danau," tanpa menunggu balasan dari Dino, Jeonghan bangkit meninggalkan Dino sendirian didalam tenda. Bukan tanpa alasan, tidak mungkin dirinya menghubungi Rose didepan Dino, dia membutuhkan ruang untuk bertanya apa yang terjadi pada kekasihnya. Walaupun panik, tapi Jeonghan berusaha mengendalikan dirinya.

Jeonghan duduk disebuah bangku yang ada didekat sungai dan langsung berusaha menghubungi balik Rose, namun nihil. Rose tidak menjawab panggilan darinya. Bahkan pesan - pesan yang dikirim melalui Kakao Talk pun hanya terkirim, Jeonghan menyimpulkan bahwa handphone milik Rose sekarang dalam keadaan mati.

Dirinya makin dibuat gelisah dengan fakta yang satu itu.

****

"Orang gila mana yang membuang bayi baru lahir didepan apartement mu?!"

Saat ini Rose dan Lisa sedang berada dirumah sakit. Setelah menemukan Bayi didalam dus, Rose memutuskan menelpon Jeonghan akan tetapi tidak ada jawaban, dirinya lupa bahwa Jeonghan sedang ada Schedule. Tapi tuhan memang baik padanya, disaat dirinya blank Lisa datang keapartemennya dan mereka berdua langsung saja membawa bayi itu kerumah sakit terdekat.

"Sekarang apa? Jika kita mengantarkan bayi itu ke kantor polisi, kita akan mendapatkan masalah. Kau tahu paparazi bisa saja sedang menguntit kita." Lisa berujar kembali.

Belum sempat menjawab pertanyaan dari Lisa, seorang dokter keluar, "Ibunya? Bisakah ikut denganku?" Rose dengan sigap mengikuti sang dokter. Sebenarnya dokter tersebut kaget melihat dua member girlgroup datang kerumah sakit dengan membawa bayi. Tadinya dia sudah bernegatif thinking, tapi sepertinya yang dipikirkan olehnya tidak sejalan dengan kenyataan yang ada.

"Bayi itu beruntung, jika kau datang dua puluh menit kemudian, aku pastikan bayi itu tidak akan selamat."

"Apa aku bisa melihatnya sekarang?"

Sang dokter mengangguk, setelahnya Rose pamit dan masuk kedalam ruangan bersama dengan Lisa. Bisa mereka lihat bayi itu ada didalam sebuah box penghangat, tanpa sadar air mata Rose mengalir melihatnya.

PAPARAZI✓Where stories live. Discover now