Broken

1.3K 219 33
                                    


****

"Appa, lihat bukankan kupu - kupu itu cantik? Aku akan menangkapnya."

"Aegi tidak, kau tidak boleh berlari seperti itu." Jeonghan mengejar sang anak dan langsung saja mengangkatnya. Sang anak hanya tertawa lebar saat Jeonghan memutar - mutar tubuhnya, sesekali dirinya tertawa karena merasa geli akibat gelitikan yang sang Ayah berikan.

Jeonghan membawa sang anak duduk disebuah bangku, keduanya memandang pemandangan yang terhampar dihadapannya.

"Appa!"

"Hm?"

Sang anak tersenyum, senyum yang sangat manis namun entah mengapa Jeonghan merasa sangat teriris melihat senyuman itu, ada perasaan tidak nyaman didalam hatinya.

"Aku sangat bersyukur dan bangga menjadi anakmu, aku senang bisa bermain bersamamu walau hanya sebentar seperti ini." Ungkapnya.

Jeonghan menyerit, membawa sang anak kepangkuannya. "Kenapa berbicara seperti itu hm?" Tanyanya sambil memeluk sang anak.

Sang anak hanya tersenyum penuh arti, "Appa, sampaikan pada Eomma. Kalau aku juga sangat mencintainya, sampaikan rasa terima kasihku padanya karena sudah menjagaku walaupun sebentar."

Jeonghan semakin menyerit, tidak mengerti apa maksud ucapan sang anak. Tak lama sang anak turun dari pangkuannya dan berlari.

Jeonghan yang kaget tentu saja langsung menyusul, takut terjadi hal tidak diinginkan, apalagi tempat mereka sekarang ini terdapat beberapa sungai dan jurang.

Jeonghan berteriak saat melihat sang anak yang terjun bebas terjatuh kedalam lembah, dirinya terduduk sambil menangis, menyesali karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik.

.
.
.

"Jeonghan."

Jeonghan yang sedang terduduk disudut ruang tunggu dirumah sakit mengangkat kepalanya, menatap wanita yang memanggilnya.

Jisoo sendiri sempat kaget melihat air mata yang berada dipipi Jeonghan. Keadaan Jeonghan juga tampak sangat kacau, entah apa yang terjadi.

Setelah menandatangani berkas persetujuan Operasi, Jisoo ingat bahwa dirinya kemari bersama dengan Jeonghan, maka dari itu setelah keluar ruangan Jisoo berniat untuk menyuruh Jeonghan pulang. Akan tetapi dirinya cukup terkejut melihat keadaan Jeonghan sekarang ini.

"Ada sesuatu terjadi?" Jisoo bertanya dengan ragu.

Jeonghan menatap gamang Jisoo yang berada dihadapannya ini. "Aku kehilangan anakku, bagaimana bisa aku abai dan tidak memperhatikan hal terburuk dari kejadian malam itu?"

Jisoo masih terdiam, tidak mengerti maksud yang Jeonghan ucapkan.

"Harusnya, setelah pertemuan di YG dan dia bilang tidak ingin bertemu denganku, bukannya harusnya aku membawanya kerumah sakit untuk memastikan bahwa dia tidak hamil? Bukan malah pergi seakan tidak peduli dan kembali bertemu seolah tidak ada yang terjadi?"

Jisoo mulai agak paham arah pembicaraan ini, akan tetapi otaknya tidak mau mengakui apa yang dipikirkannya.

"Kau kacau, aku akan menelpon Joshua atau Scoups untuk menjemputmu." Jisoo memutuskan, dirinya tidak siap mendengar kenyataan terburuk dari apa yang dia pikirkan.

PAPARAZI✓Where stories live. Discover now