Bab 8A

1.2K 243 5
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook lengkap bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa ya.

Ebook lengkap bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

___________________________________________________________________________

Setelah perpisahan buruknya dengan Noah ditambah bencana malam itu, rasanya tak ada lagi hal yang berjalan lancar bagi Sophia. Semua yang dilakukannya seolah berubah menjadi bencana. Mungkin karena benak dan hatinya kacau, semua yang Sophia lakukan selalu berakhir gagal. Salah satu aspek yang sepertinya paling terpengaruh oleh suasana hatinya adalah pekerjaannya. Ia sudah mendapatkan dua kali peringatan dari manajernya gara-gara ia terlambat datang. Bosnya itu sangat tidak senang. Tapi perusahaan mereka akhir-akhir ini memang sedang mengalami krisis keuangan sehingga sedikit saja kesalahan yang dibuat oleh karyawannya akan mengakibatkan mereka didepak keluar. Pengurangan anggaran, sepertinya itu adalah prioritas utama perusahaannya.

Sophia tentu tidak ingin menjadi korban selanjutnya. Tapi proyek yang ditanganinya ini tidak berjalan begitu mulus. Program yang dikerjakannya bersama rekan partnernya - Jacob - tiba-tiba saja tidak berfungsi normal. Total crash. Sementara itu, besok adalah dateline terakhir sebelum presentasi kepada manajer lalu klien mereka.

Sophia menghabiskan berjam-jam mencari sumber masalahnya. Padahal sebelumnya program itu berjalan dengan lancar, mereka hanya tinggal selangkah sebelum menyelesaikan proyek tersebut. Kesialan macam apa lagi yang kali ini akan menghampirinya? Sampai pukul sepuluh malam, mereka masih gagal menemukan sumber masalahnya. Jacob menyarankan agar mereka pulang dulu untuk menjernihkan kepala mereka. Dan Sophia setuju.

Tapi besoknya, hingga batas waktu dateline hampir tiba, mereka masih tidak membuat kemajuan. Saat Sophia maju untuk berbicara dengan manajernya dan mengaku bahwa program tersebut tidak berjalan baik dan mereka membutuhkan lebih banyak waktu, Kevin langsung mengamuk serta memakinya. Dan saat itu, dari sudut matanya, Sophia melihat sesuatu yang membuat darahnya seolah terhisap habis. Jacob sedang menunduk ke arah komputer, menekan beberapa tombol dan voila... pria itu memberitahu Kevin bahwa program itu telah berhasil dia perbaiki. Melihat itu, bukannya senang, Kevin malah semakin marah pada Sophia. Dia kembali mengata-ngatai Sophia, menyebutnya tidak becus, mengatakan bahwa ketololannya hampir saja merugikan perusahaan, bahwa ia adalah staf yang tidak berguna. Dan yang paling ditakuti Sophia akhirnya terjadi, pria itu tanpa perasaan langsung memecatnya.

"Bereskan mejamu hari ini juga. Aku tidak ingin melihatmu lagi."

Ia terpaku di tempat setelah Kevin meninggalkannya. Lalu Sophia teringat kembali pada Jacob. Ia menoleh, lalu berjalan mendekati pria itu, berusaha menahan tangis saat ia menanyakan pada pria itu apa yang terjadi.

"Kita mengerjakannya hampir dua hari, tak ada kemajuan. Dan tiba-tiba saja, program ini bekerja dengan baik?"

Jacob memang menjawab pertanyaannya tapi pria itu tidak berani menatap Sophia.

"Hanya keberuntungan. Aku menemukan masalahnya di saat-saat terakhir."

Sophia menelan gumpalan di dalam tenggorokannya. Para pria memang berengsek. Jacob pikir ia percaya?

"Kurasa masalahnya ada pada dirimu. Kau sengaja menyabotase proyek ini untuk menjatuhkanku, bukan? Kau tahu perusahaan sedang gencar memberhentikan staf dan kau ingin menyelamatkan dirimu sendiri dengan membuatmu terlihat lebih baik. Selamat ya, pastikan bukan kau yang dipecat selanjutnya," ucap Sophia pahit.

"Jangan menyalahkanku, Sophia. Aku hanya beruntung karena menemukan masalah ini, jika tidak aku juga pasti akan dipecat sepertimu."

Dasar sialan! Pria ular. Pria licik! Tapi Sophia tahu tak ada yang bisa dilakukannya. Ia kalah oleh trik curang pria itu dan tak ada gunanya mendamprat Jacob dan mempermalukan dirinya sendiri lebih dari ini. Ia lalu pergi ke mejanya dan membersihkan tempat yang sudah dihuninya selama dua tahun ini. Selama dua tahun ini, ia sudah memberikan semua yang terbaik, Sophia selalu menyelesaikan proyeknya tepat waktu, ia nyaris tidak pernah membuat kesalahan, ia selalu on time, selalu mempresentasikan programnya dengan baik kepada para klien tapi semua performanya selama ini kalah oleh satu kegagalan kecil. Yang lebih menyedihkan, partnernya sendiri yang menjatuhkan Sophia.


Sweet PassionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang