Hari Ke 2 (Jeno)

86 9 0
                                    

Hari kedua di kampung, hati Mark penuh semangat dengan bersiul kecil ia mengguyurkan air ke tubuhnya Setelah itu mengenakan pakaian santainya, ia benar-benar telah siap menjalani aktifitas di kampung halaman ayahnya ini.

"Mark ayo sarapan" teriak Jennie

Setelah siap Mark langsung menuju meja makan, di sana sudah ada Nenek nya dan juga Jennie yang menunggunya.

"Selamat pagi nek" salam Mark kepada nenek sambil mencium hangat pipi sang nenek. Nenek lalu mengelus tengkuk Mark yang wangi karena shampoo yang ia gunakan tadi pagi saat mandi.

Setelah selesai sarapan mereka kembali ke ruang keluarga, nek Irma sedang asyik menonton Tv dan Mark membantu Kakak sepupunya untuk merapikan barang. Hari ini genap satu bulan Jenie menemani neneknya dan sebentar lagi ia akan berangkat menuju bandara untuk kembali ke kota

"Baik Mark sebelum kakak berangkat, kakak akan jelaskan tugas-tugas yang harus kamu lakukan selama disini" jelas kakak sepupu Mark itu

"Pertama, kamu harus bangun jam 6 pagi dan siapkan sarapan untuk nenek, makanannya tinggal kamu ambil di meja makan teras. Ibu Tias istri Pak Lay akan antar makanan 3 kali dalam sehari, tapi kalo kamu mau masak sendiri boleh juga di kulkas teras ada bahan makanan karena Bu tias juga nyetok makanan mentah"

"Lah bukannya terlalu kepagian tuh? Kan makanannya udah disiapin, ngapain cepat-cepat bangun?" protes Mark

"Habis siapin sarapan kamu juga harus ingetin nenek buat minum obat, obatnya di minum 3 kali sehari dan kamu harus pastiin kalo nenek benar-benar minum obatnya. Untuk aktifitas lainnya nenek masih bisa sendiri seperti makan dan mandi. Selain itu kamu juga harus bersihin rumah, nyapu, ngepel, bersihin kamar mandi nenek dan kamar mandi belakang, jangan lupa piringnya juga dicuci setelah selesai makan, terus seprei di kamar nenek harus di ganti tiap tiga hari sekali. Makanya kamu harus bangun pagi karena kalo kamu telat maka semua pekerjaan itu akan di ambil alih oleh nenek. Kamu tau kan nenek susah dibilangin, kamu mau liat nenek kelelahan dan penyakitnya kambuh?" Sambung Jennie panjang dan jelas

Mark berdecak kesal

"Ok aku paham" sahut Mark

"Masih ada lagi, Nenek punya Empang Lele, Ternak Ayam dan ladang sayur dan masih ada lahan lainnya lagi. Untuk ladang sayur dan Ternak ayam masih dalam pekarangan rumah tepatnya di belakang rumah dan untuk empang agak lumayan jauh dari rumah. Kalo kamu nggak sanggup jalan kaki di depan ada dua motor nenek dan satu mobil pickup, semua kuncinya aku gantung di tiang dekat pintu kamar nenek dan sekarang menjadi tanggung jawab kamu. Ingat, Pak Lay hanya sendiri mengurus semua lahan nenek jadi kamu juga harus bisa bantu-bantu. Gak perlu kerja yang berat-berat yang penting kamu tetap datang sekedar mengawasi pun cukup"

Mark menghela nafas panjang, sejak awal ia memang sudah memperkirakan tugas-tugas yang jarang ia lakukan di kota akan dia jalani di kampung ini, apa boleh buat Mark hanya bisa mengangguk pasrah. Ia juga tak terlalu khawatir karena melihat keadaan kakak sepupunya yang seorang wanita ini masih sanggup melakukan kegiatan yang sangat melelahkan itu apa lagi Mark yang jelas-jelas seorang lelaki.

Mark selalu menegaskan, ia bukannya terlalu lemah atau terlalu manja. Ia hanya merasa belum terbiasa dan takut akan menimbulkan masalah atas keteledorannya.

Mark sedang sibuk mengangkat barang-barang milik kakak sepupunya ke dalam mobil pickup, sebentar lagi kakaknya itu akan meninggalkan dia dan neneknya di pedalaman ini. Setelah berpamitan pada sang nenek kini Mark dan Jennie berada di teras rumah, Pak Lay juga sudah menunggu di dalam mobil

"Jangan merasa terbebani gitu lah dek" tegur Jennie melihat raut cemas di wajah Mark

"Bagaimana pun ini rumah nenek kita, siapa lagi yang mau mengurusnya kalau bukan, ingat segala sesuatu yang kamu lakukan disini harus dijalani dengan ikhlas. Karena ini kewajiban kita semua, nenek sudah tua dan hidup sendiri jadi sudah tugas kita untuk menemaninya" sambungnya

Who's the ending CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang