Kediaman Nek Irma sore ini menjadi ramai, pasalnya keluarga besarnya yang berada di kampung sebelah datang berkunjung menengok keadaan sang Nenek sekaligus mereka juga ingin melihat cucu Nek Irma yang datang dari kota itu.
Beberapa anak kecil berlarian kesana kemari dan para orang tua berkumpul di ruang tengah sambil berbincang membuat Mark yakin mereka semua masih berhubungan darah dengan Neneknya, sebab seperti yang kita ketahui bahwa tidak sembarang orang yang dapat keluar masuk rumah ini selain keluarga dekat saja.
Sebagai tuan rumah tentunya Mark ikut menjamu para tamunya yang lumayan banyak itu, agar tak di cap sombong ia juga ikut bergabung dalam kerumunan yang Mark baru ketahui ternyata mereka adalah anak dan cucu-cucu dari Nek Rina, adik kandung Nek Irma.
Selama perbincangan ia hanya bisa diam menyimak tak berniat masuk dalam obrolan sebab meskipun keluarga dekat Mark belum pernah menjumpai mereka sama sekali. Hal itu lah yang membuatnya sedikit canggung.
Satu jam di dalam akhirnya Mark mulai jenuh, dengan sungkan ia berpamitan pada orang-orang di sana untuk keluar dengan alasan ingin melihat ternak ayam.
Namun tidak sesuai ucapan, Mark malah berniat untuk menemui kekasihnya dan mengurung diri di dalam kamar kekasihnya itu.
Ketika hendak berbelok ke arah kamar tak sengaja matanya menangkap sosok yang sedang berjalan dari arah ladang menuju ke toilet yang berada tepat di samping Mark. Jeno yang di tatap Mark itu hanya tersenyum lalu menyapanya, yang menarik perhatian Mark ialah sosok yang berada belakang Jeno, ia merasa seperti tidak asing pada sosok pemuda yang sepertinya sudah akrab dengan Jeno itu.
Semakin dekat Mark semakin yakin pemuda manis itu adalah orang yang pernah merebut semangka yang hendak ia beli ketika di pasar beberapa hari yang lalu. Meski sedikit terkejut Mark berusaha untuk biasa-biasa saja
"Dari mana Jen" tegur Mark basa-basi
"Dari ambil buah kak di ladang" sahut Jeno sambil menunjukan keranjang berisi penuh umbi-umbian yang berada di gendongannya.
"Dia siapa?" Tanya Mark lagi menunjuk pemuda tadi yang masih diam di samping Jeno.
"Hah maksudnya, kakak nggak tau? Dia kan cucunya Nek Rina, sepupu kak Mark juga"
"Gue Nanon, kayanya kita pernah ketemu sebelumnya"
sahut pemuda itu akhirnya, tangannya menjulur ke depan mengajak bersalaman.Mark yang menyadari itu pun dengan cepat menyambut tangan itu. Ia semakin yakin pemuda itu lah orang yang membuatnya kesal beberapa hari lalu hanya karena masalah semangka.
"Oh ya? Sorry, tapi gua nggak ingat" Jawab Mark berbohong
"Gue Mark" sambung Mark lagi menunjukan senyum palsunya.
Mendapat jawaban seperti itu membuat Nanon menjadi geram, ia pun berlalu pergi menuju toilet membersihkan dirinya.
"Kamu lihat Ohm nggak?" Tanya Mark menatap Jeno, ia tak ambil pusing dengan tingkah pemuda yang baru ia ketahui adalah sepupu dua kalinya itu.
"Kayanya di kamar deh kak, soalnya dari tadi aku nggak liat dia juga"
"Jen, ayo mandi" teriak Nanon dari balik pintu toilet memotong pembicaraan mereka
Yang di panggil pun mengangguk lalu pamit ke Mark, tanpa ragu ia pun menyusul Nanon masuk ke dalam toilet hingga mereka pun mandi bersama.
Mark yang melihat itu merasa sedikit curiga, namun ia mencoba berpikir positif mungkin kedua pemuda di dalam sana sudah berteman akrab sejak lama sebab itu untuk mandi berdua bukan lah suatu masalah bagi mereka.
_______
"Woy bangun njing" seru Mark geram ketika mendapati kekasihnya itu masih terlelap dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's the ending Couple
FanficSiapa untuk siapa? Siapa yang akan menjadi pasangan di akhir cerita. Berawal dari kisah Mark yang harus melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai cucu di perkampungan, dan menghadapi berbagai macam kegiatan dan orang-orang yang akan menjadi spesial p...