Entah karena begadang atau memang belum terbiasa bangun pagi, hari ini Mark bangun kesiangan, di lihatnya jam yang berada di dinding kamar sudah menunjukan pukul 8 pagi. Mark mengumpat lalu lari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai mark keluar kamar berniat menengok neneknya yang berada di dalam kamar, namun Mark terkejut melihat kamar itu kosong tak ada orang. Karena panik Mark langsung berlarian mengitari seluruh bagian rumah namun tak juga mendapati sang nenek.
Ketika sampai di teras Mark baru bisa bernapas lega, sang nenek sekarang sedang duduk santai di salah satu kursi empuk. yang membuatnya heran ialah kaki sang nenek yang sedang di pijat oleh seorang remaja pria di depannya. Jeno yang berada di depan sang nenek dengan lincahnya memijat seluruh bagian kaki dan itu sangat nyaman terlihat dari raut wajah sang nenek yang begitu menikmati.
Mark sempat tak percaya, mengingat jika sang nenek yang selalu enggan di sentuh oleh orang lain selain keluarganya."Nek, obatnya sudah diminum?" Tegur Mark menghampiri mereka
"Sudah nak, kamu gak usah terlalu khawatir, untuk urusan yang setiap hari nenek lakukan gak mungkin kan nenek bisa lupa" jelas sang nenek
"Iya nek, Mark hanya ingin memastikan saja. Karena nenek sekarang tanggung jawab Mark, apapun keluhan nenek, nenek harus cerita ke Mark termasuk kalo nenek ingin di pijit" ucap Mark sembari mengambil posisi duduk di sebelah jeno lalu meraih sebelah kaki neneknya dan mulai memijat.
"cucu nenek benar-benar dewasa sekarang, sudah bisa bertanggung jawab" kata nenek lalu mengelus rambut sang cucu
"Ya sudah, pergi sarapan dulu sana, ajak juga si jeno. Nenek mau ke dalam, mau nonton tv saja" pamit nenek berlalu pergi meninggalkan kedua pemuda manis disana.
Di meja makan teras Mark dan Jeno duduk berhadapan. Keduanya menikmati telur balado dan tauge tumis santan.
"Kok sayurnya gak di makan jen?" Tanya Mark
"aku gak suka kak. lagian itu kan di masak khusus buat kakak. makanan kesukaan kak Mark kan?" jawab Jeno dengan eye smile miliknya.
"Kok kamu tau kalo aku suka toge?"
"Nek Irma yang bilang, katanya waktu kecil kakak nggak mau makan kalo nggak ada tauge"
Mark mengangguk mengiyakan, mulutnya masih penuh karena sangat lahap menikmati makanan favoritnya sejak kecil itu
"Ibu kamu jago masaknya Jen, pas banget di lidah aku" ucap Mark setelah menelan makanannya.
"Siapa bilang ini masakan ibu aku, masakan ini tuh Nek Irma yang buat. Katanya udah lama nggak masak tauge, nah berhubung ada kak Mark jadinya Nek Irma pengen masak sendiri. Ibu aku jarang masak tauge karena di keluargaku nggak ada yang suka"
terang Jeno membuat Mark heran kok bisa sih ada orang yang nggak suka sayur kecil berbentuk kecebong yang nikmat ini."Jadi Nenek tadi masak? Terus banyak gerak gitu?" Tanya Mark was was
"Nggak, Nek Irma cuma duduk kok. Kebetulan aku pandai masak jadi Dia yang ngarahin aku buat nyiapin bumbu dan cara masaknya" jawab Jeno
"Dengan kata lain, makanan ini adalah masakan kamu?"
Jeno mengangguk
"Tapi resepnya kan dari Nek Irma, berarti tetap saja ini masakan Nek Irma hehehe" sambungnya dengan kekehan yang membuat matanya tertutup dan nampak begitu manis.
"Di dapur?" Tanya Mark singkat
"Nggak, mana mungkin aku bisa masuk ke dalam rumah, disitu tuh aku masaknya" kata jeno sambil menunjuk ke arah sudut teras dimana ada sebuh kompor lengkap dengan alat masaknya. Mark juga baru sadar ternyata teras rumah sebelah kiri ini sudah tampak seperti dapur kedua rumah ini. Kata Jeno, teras ini dulunya menjadi tempat makan para pekerja-pekerja di ladang kakek Mark hingga sampai sekarang hanya keluarga Pak Lay lah yang masih menggunakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/343365213-288-k824572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's the ending Couple
FanfictionSiapa untuk siapa? Siapa yang akan menjadi pasangan di akhir cerita. Berawal dari kisah Mark yang harus melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai cucu di perkampungan, dan menghadapi berbagai macam kegiatan dan orang-orang yang akan menjadi spesial p...