V

798 133 317
                                    

gue hanya menunggu waktu untuk bisa menghilangkan perasaan ini

⚜️⚜️⚜️

Happy Reading!

⚜️⚜️⚜️

Hari senin. Tentu saja sebagian orang merasa hari senin adalah hari sial atau hari membosankan. Karena hari senin merupakan hari dimana seluruh warga SMA Nusantara berkumpul ditengah lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Sudah hampir lima belas menit Naira berdiri dengan malas di tengah lapangan yang tengah melangsungkan upacara bendera itu. Kaki nya sampai terasa kram akibat terus menerus berdiri.

Namanya juga remaja jompo, wajah remaja pinggang lansia. "Lama banget buset dah, kagak bisa di percepat apa?" gerutu Naira yang ternyata terdengar oleh salah satu kakak kelasnya yang berada pada samping barisannya.

"Lo pura-pura pingsan aja de, nanti gue yang bantu angkat lo." bisik seseorang tepat di samping barisan Naira membuat gadis itu terkejolak kaget.

Naira menatap ragu pria di sampingnya itu, namun sepertinya tidak ada cara lain selain pura-pura pingsan agar dirinya bisa beristirahat sejenak di UKS.
Naira mengangguk setuju, perlahan namun pasti tubuh Naira terhuyung ke samping kanan.

Tepat kakak kelas yang tadi memberi ide agar Naira pura-pura pingsan. Dengan refleks yang cepat, pria itu menopang tubuh Naira, "Eh PMR tolong ini ada yang pingsan." ucap Jonathan Matthew, selaku orang yang telah menghasut Naira.

Terdengar suara gaduh akibat ulah dirinya, Naira merasakan ada seseorang yang telah mengangkatnya. Mungkin saja saat ini dirinya sedang di bawa oleh salah satu anak PMR. Naira tetap berusaha menutup matanya agar tidak terbuka dan sedikit menahan tawanya.

Naira merasakan dirinya tengah di baringkan di salah satu brankar yang ada di UKS. Ia menunggu waktu yang pas untuk membuka matanya agar dirinya tidak disangka berpura-pura pingsan. "Ini siapa?" tanya salah satu petugas PMR kepada orang yang telah membawa Naira ke UKS.

"Naira, Naira Alhena Gendis." jawab pria itu. "Dari kelas mana?" tanya petugas PMR lagi.

"Dari kelas 10 Bahasa, tolong jaga dia ya. Gue mau balik ke lapangan." usai mengatakan hal tersebut, pria itu kembali berlari menuju lapangan yang masih melangsungkan upacara bendera.

"Iya, gue juga tau kok. Lagian ini juga tugas PMR, tanpa lo bilang gitu semua anak disini tau tugas dan kewajiban mereka." omel gadis yang bertugas menjaga siswa yang pingsan atau tidak enak badan.

Naira sedikit menahan tawanya agar tidak keluar saat mendengar ocehan gadis yang kini tengah mengoleskan minyak kayu putih di area hidung Naira. Ia sedikit penasaran siapa orang yang telah membawanya ke UKS, sepertinya bukan Jonathan-kakak kelasnya-yang telah memberikan ide gila ini.

Sepertinya dari nada bicara pria misterius tadi, Naira sedikit mengenalinya. Namun, ia tidak ingin memusingkan hal itu. Saat ini Naira hanya perlu membuka matanya perlahan dan meminum teh hangat yang pastinya sudah ada di meja samping brankar dirinya.

"Eh woi tolongin ini ada yang pingsan." teriak seseorang membuat semua petugas UKS berlarian membantunya.

Naira dapat mendengar semua dengan jelas meskipun dengan mata yang tertutup. "Siapa namanya?"

"Hayva Naura Fadheela," ucap seseorang membuat mata Naira seketika terbuka lebar.

Untung saja tidak ada yang mengawasinya saat ini. Mungkin jika ada yang melihat Naira yang sedang pingsan seketika membuka matanya lebar-lebar dan terduduk begitu saja akan membuat semua orang panik. Bisa saja orang yang melihat Naira akan berkata bahwa gadis itu tengah di rasuki setan, padahal dirinya hanya terkejut mendengar nama itu.

Mas CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang