Cie, yang cuma dianggap teman sama crush
⚜️⚜️⚜️
Happy Reading!!
⚜️⚜️⚜️
"Sakit goblok!" Naira mengaduh kesakitan setelah jidatnya di jitak oleh Grace.
"Pantesan Kak Gavriel marah, lo nya aja ngomong kagak di filter dulu bego!" ucap Grace kesal setelah mendengar penjelasan kenapa Gavriel bisa marah kepada gadis tolol di hadapannya ini.
"Udah pasti Kak Gavriel marah, mulut lo asal nyablak aje kek ikan mujaer!" amuk Nanda.
Naira mengusap jidatnya setelah mendapat jitakkan dari Grace. Ia mempoutkan bibirnya kesal. Ia sangat paham bahwa perkataannya semalam telah membuat Gavriel marah. Bahkan pria itu sampai membentaknya, namun ia juga sedikit kesal karena ucapan pria itu yang telah memandang sebelah mata tentang Gabriel.
"Terus lo udah minta maaf belum ke Kak Gavriel?" tanya Marsha.
"Belum," kata Naira. Namun lagi-lagi gadis itu di hadiahi pukulan bertubi-tubi oleh ketiga temannya itu.
"Please deh, kalian bisa gak sih kagak usah mukul-mukul gue gini? Iya gue tau kalo gue salah. Maka dari itu gue mau minta maaf ke Gavriel." Naira berusaha menghentikan ketiga temannya yang memukuli dirinya secara membabi buta. Ucapan Naira seketika membuat Nanda, Grace dan Marsha menghentikan pukulannya.
"Kalau bisa sekalian minta maaf ke Naura nya! Lo udah ngomong jelek ke dia." usul Marsha yang langsung diangguki oleh Nanda dan juga Grace. Namun tidak dengan pemikiran Naira, ia sangat tidak setuju usulan dari Marsha.
"Ogah! Kalo gue minta maaf ke Naura nya langsung, Gavriel juga harus minta maaf dong ke Kak Gabriel." ucap Naira. Ketiga temannya mengangguk setuju pemikiran dari Naira.
"Ya udah, sana kalian ke lapangan. Pasti udah di cariin sama Pak Gatot." Setelah mengucapkan hal tersebut ketiga curut itu pun meninggalkan Naira sendirian di dalan kelas. Karena Naira tidak mengikuti mapel olahraga di lapangan, Pak Gatot sudah berpesan kepada dirinya untuk membuat makalah tentang bola basket. Naira mengerjakan tugas tersebut dengan senang hati karena tugas tersebut termasuk mudah.
Naira segera menuntaskan tugasnya sebelum jam pelajaran berganti. Dua puluh lima menit telah berlalu, makalah yang ditugaskan oleh Pak Gatot telah Naira selesaikan. Ia meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku karena terus menatap layar laptopnya. Ia berdiri dari duduknya, ingin menghampiri kelas Gavriel.
Tujuan utamanya sekarang adalah minta maaf kepada pria itu terkait ucapannya semalam. Dengan langkah tertatih-tatih Naira berjalan ke kelas 11 IPA 8. Namun langkahnya sedikit memelan karena terdengar suara gaduh dari kelas Gavriel.
"Loh, kok kelasnya rame banget. Jamkos kah?" monolog Naira saat jarak dirinya berjalan hampir sampai. Gadis itu hendak mengetuk pintu kelas Gavriel, namun gadis itu di kejutkan oleh kemunculan sosok pria yang sedang ia cari. Mata gadis itu bertemu dengan mata tajam milik Gavriel yang juga sedang menatap dirinya.
Dengan keberanian yang Naira punya, ia melangkahkan kaki nya menghampiri Gavriel.
"Ngapain kesini?" tanya pria yang lebih tinggi darinya. Terlihat dari sorot matanya sepertinya Gavriel enggan bertemu dengan Naira. Membuat gadis itu terdiam sejenak, menetralkan jantungnya yang berdetak dengan sangat kencang.
Naira mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh, tatapan tajam yang Gavriel tunjukkan kepada dirinya seketika membuat nyali gadis itu menciut. Terdengar dehaman dari bibir Naira, sedikit mengusir hawa tidak mengenakkan yang ada di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Crush
Teen Fiction⚠️ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Senyuman merekah yang pria itu tampilkan, membuat jantung seorang gadis yang melihatnya berdetak tak karuan. Dalam keadaan hujan yang begitu deras, tak melunturkan senyuman manis pria itu. "kak, boleh minta waktunya se...