HUTAN ANGREST

14 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





































Kini junkyu dan ryujin sudah berada di tempat yuna berada. Namun penglihatan mereka tertutupi oleh kabut yang menghalangi.

Junkyu membacakan mantra, kemudian kabut itu menghilang. Tepat saat kabut² itu menghilang, mereka ber2 terkejut dengan yuna yang terduduk dengan ke2 tangan di rantai di tanah.

Tak jauh dari yuna, mereka bisa melihat seseorang ber jubah hitam yang seluruh badannya tertutupi, menyisakan matanya yang kini menatap tajam ke arah mereka.

"Siapa kamu!? Lepaskan dia!" Kata ryujin menunjuk yuna yang menatap mereka dengan sendu seakan meminta pertolongan.

Orang ber jubah hitam itu terkekeh sinis mendengarnya. Ryujin yang kesal langsung melayangkan sebuah bola sihir berwarna hijau ke orang itu. Namun ryujin dan junkyu terkejut ketika bola itu hanya melewati orang itu tanpa memberikan rasa apapun. Bahkan orang ber jubah hitam itu masih ber diri tegak tanpa bereaksi apapun.

Junkyu awalnya ber niat untuk melayangkan sihirnya juga ke pada orang itu, namun ia tak jadi melakukannya. Karna, kini orang itu membuka tudungnya dan masker yang menghalangi wajahnya. Betapa terkejutnya ryujin dan junkyu saat mengetahui wajah orang itu.

Orang itu tersenyum tipis kemudian badannya perlahan menghilang dan hanya menyisakan asap hitam sebelum ia benar² menghilang dari sana.

Junkyu ter paku tak percaya dengan orang yang ia lihat. Ber beda dengan ryujin yang langsung menghampiri yuna kemudian membebaskan yuna dari rantai yang mengikat tangannya. Ryujin langsung memeluk tubuh saudaranya itu yang sangat lemas dan juga lemah.

Junkyu seakan tersadar dengan situasi, ia langsung meng hampiri ke 2 gadis itu. Ia memandang iba dengan ke adaan yuna yang sudah lemas. "Ryu, ikutlah dengan ku ke rumah ku. Aku akan mengobatinya." Kata junkyu yang hanya di angguki ryujin. Lalu tubuh mereka menghilang dari tempat itu.















Jihoon dan haruto sudah menemukan yedam yang kini terlihat ke takutan. Haruto langsung menghampiri hyungnya dan menenangkan hyungnya itu dengan lembut. Sedangkan jihoon sedang memeriksa area sekitar berharap menemukan pelaku yang mungkin saja masih ada di sekitar mereka.

Namun nihil, tidak ada siapapun. Setelah memeriksa sekitaran rumah, jihoon kembali ke ruangan tempat haruto dan yedam berada. Saat ia kembali, yedam sudah lebih tenang dari sebelumnya. Sedangkan haruto kini ter menung memikirkan sesuatu.

Haruto tersadar dari lamunannya dan menatap jihoon yang masih ber diri di depan pintu memperhatikan yedam. Jihoon menghampiri yedam, begitu juga dengan haruto. Haruhoon duduk di kursi yang menghadap yedam.

"Bisakah kau menjeleskannya dam?" Tanya jihoon dengan serius. Bahkan kini haruto bisa merasakan hawa tak enak dari hyungnya itu.

Yedam hanya menunduk tak berani menatap jihoon ataupun haruto. Jihoon yang tak kunjung mendapat jawaban pun hanya bisa menghela nafas. Ia mengerti bahwa yedam mungkin saja masih syok dengan apa yang terjadi padanya, tapi salah kah jika jihoon memaksa agar yedam bisa dengan cepat menceritakan apa yang terjadi?.

MEET [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang