Kini para member ilichil sudah sampai di lokasi pemotretan untuk album baru mereka. Sambil menunggu gilirannya, Haechan memilih untuk menunggu di ruang make up sambil bermain dengan ponselnya.
Melihat Haechan yang tengah duduk sendiri, Mark berencana duduk disampingnya. Tapi cekalan di lengannya membuat Mark menghentikan langkahnya. "Ada apa, hyung?"
"Kau lupa dengan rencana kita?" ucap Yuta dengan nada sedikit berbisik
Mark tampak terdiam. Di satu sisi ia masih ingin melanjutkan rencana ini tapi disisi lain, ia juga sudah lelah berpura-pura menjauhi Haechan.
"Ayo, Mark." dengan tidak sabar Yuta menarik lengan Mark dan membawanya keluar ruangan. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang tengah memandang ke arah mereka sejak tadi.
Salah seorang staff datang dan menyuruh Haechan untuk segera ke lokasi pemotretan solonya. Haechan pun segera keluar dari ruang rias.
Tubuh Haechan terus bergerak seiring blitz kamera yang terus membidik. Berbagai pose sudah ia coba. Begitu gilirannya selesai, ia menghampiri member lain yang terlihat berkumpul di sudut lokasi pemotretan.
"Good job, Haechan! Ini minuman untukmu." ucap Johnny sembari menyerahkan sebotol air putih dingin dan diterima dengan baik oleh Haechan
"Gomawo hyung." balasnya tersenyum manis
Ekor mata Haechan tak bisa lepas memperhatikan dua sosok yang asik bercengkrama di seberangnya. Entah apa yang mereka bicarakan tapi tawa keduanya cukup mendominasi seisi ruangan.
"Hahahaha apa yang kau lakukan, hyung." tawa Mark meledak saat melihat Yuta yang tiba-tiba saja menatapnya dan hendak mencium pipinya
"Markeu biarkan aku mencium mu. Mumumu." ucap Yuta sembari memanyunkan bibirnya dan memegang kedua bahu Mark. Membuat Mark lagi-lagi meledakkan tawa khasnya.
Cup!
Uhuk!
"Haechan? Kau tak apa?" tanya Johnny memastikan saat melihat Haechan tersedak minuman
"T-tak apa, hyung." balas Haechan "Hyung, aku ingin ke kamar mandi dulu."
"Oh okay, Chan."
Haechan lalu melangkahkan kakinya pergi menuju kamar mandi.
Melihat kepergian Haechan, Yuta pun mendekat dan membisikkan sesuatu pada Mark. "Kau lihat? Rencana kita berhasil. Kalau kau terus mengikuti rencanaku, ku pastikan dalam waktu dekat kau bisa bersama dia."
Mark menoleh menatap hyungnya dengan mata berbinar dan mengangguk mantap. "Nde, hyung."
***
Hari sudah semakin gelap, terhitung sudah hampir delapan jam Haechan berada di lokasi pemotretan. Kini tinggal rasa lelah yang tersisa. Haechan berniat langsung pulang ke dorm dan tidur seusai kegiatannya hari ini.
Haechan merebahkan sebentar tubuhnya pada sofa yang terletak di rest room, sembari menunggu hyungnya selesai menghapus make up.
Ting!
Sebuah notifikasi terdengar dari balik ponselnya. Dengan sedikit malas Haechan mengambil ponselnya dan membukanya. Menepuk dahinya pelan saat membaca isi notifikasi itu. Sial! Bagaimana bisa ia melupakan hari ini?
Dengan langkah terburu Haechan segera meraih jaketnya dan hendak pergi keluar ruangan.
Bruk!
"Haechan?! Kau tak apa?" tanya Mark panik saat menyadari baru saja menabrak tubuh Haechan
"Tak apa hyung, aku baik-baik saja. Aku duluan hyung." pamit Haechan bersiap pergi, tapi Mark malah mencekal tangannya. Membuat langkahnya terpaksa terhenti.
"Ada apa? Apa ada sesuatu?" tanyanya saat menyadari raut kegelisahan dari pemuda gemini itu
Haechan terdiam sejenak. Sedikit ragu untuk bercerita. "Aku lupa hari ini ulang tahun eomma."
"Aku ikut." ucap Mark mantap
"Tapi hyung.."
"Biarkan aku menemanimu, Haechan-ah. Ya?"
Meski sedikit ragu, namun Haechan akhirnya mengangguk. Mengizinkan Mark untuk ikut bersamanya.
"Mark!" panggil seseorang
Keduanya menoleh dan mendapati eksistensi pemuda berdarah Jepang yang tak lain adalah Yuta. Pemuda itu sedikit berlari menghampiri keduanya.
"Ada apa, hyung?" tanya Mark heran
"Mau kemana?"
"Mau menemani Haechan, hyung." jawab Mark
Yuta menatap sebentar ke arah Haechan, lalu mendekat ke arah Mark dan sedikit berbisik "Apa yang kau lakukan?! Dan kau tidak lupa kan kalau kau berhutang janji padaku?"
Mark mengernyitkan sebentar dahinya. Nampak berpikir apa yang ia janjikan?
Sedangkan Yuta, pemuda itu tengah merotasikan matanya malas melihat kelemotan Mark. "Kau berjanji akan menemaniku ke suatu tempat setelah pemotretan." datarnya
"Ahhh, benar!" Mark menghela nafasnya "Tapi hyung, tidak bisakah besok saja? Aku harus menemani Haechan."
Yuta menggelengkan kepalanya "Tidak tidak."
"Ayolah hyung.."
Mark bingung harus bagaimana. Di satu sisi ia tak mau di hukum Taeyong dan di sisi lain ia tidak mungkin bisa membiarkan Haechan pergi sendirian. Apalagi ini sudah malam.
Melihat keduanya masih berdebat, Haechan memutuskan untuk langsung pergi ke luar gedung dan memanggil taxi. Tak mau membuang banyak waktu untuk mendengar perdebatan kedua pemuda itu.
Sekitar dua puluh menit perjalanan, Haechan pun sampai disuatu tempat. Setelah sebelumnya ia sempat mampir dulu ke sebuah toko bunga.
Srek.
Haechan meletakkan bunga itu di sebuah makam.
"Selamat ulang tahun, eomma. Maaf Channie terlambat. Bagaimana kabar eomma, hm?" Haechan tersenyum sendu menatap batu nisan bertuliskan nama mendiang ibunya. Terhitung sudah lima tahun sejak wanita yang melahirkannya itu berpulang.
Sejak itu, Haechan si periang tidak lagi sama.
Tawanya hanya sebuah tawa semu penuh kepalsuan. Terutama saat tampil didepan kamera. Berpura-pura kuat untuk adik-adiknya, terkadang Haechan merasa lelah. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi ibunya. Bahkan dirinya sendiri.
"Eomma, aku merindukanmu." lirihnya "Apa yang harus aku lakukan?"
Tes.. tes..
Malam itu rintik hujan mulai turun. Bersamaan dengan jatuhnya air mata dari pemuda bermarga Lee yang tengah terduduk memeluk batu nisan sang ibu. Air hujan yang terus menghujami tubuhnya bahkan tak lagi ia hiraukan. Baginya, rasa rindunya jauh lebih menyesakkan.
Menyadari tubuhnya tak lagi terguyur air hujan, Haechan lantas mendongak. Satu buah payung berwarna hitam terlihat menghalangi air hujan yang akan menyentuh tubuhnya. Dan di sana berdiri satu sosok yang ia kenal tengah tersenyum kepadanya.
"Ayo pulang?"
To be continued~
Haloo, book ini kira-kira masih ada peminatnya engga ya?
Oiya aku minta maaf bgt karena janji update ku malah molor. Beberapa minggu ini lagi sibuk soalnya ㅠㅠ
Untuk oneshoot bakal aku update lagi nanti kalau udah agak luang waktunya. Sekali lagi minta maaf yaaa..

KAMU SEDANG MEMBACA
Once upon an us
RomantikKisah tentang Lee Haechan dan Mark Lee yang tak banyak orang tahu. Sstt, kalian juga diam-diam saja ya? ⚠️ bxb area, please leave if you not into it :) 🙇♀️ slow update