Hallo. Maaf aku belum bisa update Who Are You. Lima dan Agustus lagi liburan sekarang. Jadi mereka belum bisa syuting. Hihihihi
Dont forget to keep vote and comment guys. Thanks.
Muach.. you dont know how much i love my reader. Please love me back.Diatas adalah gambar dari Bastian.
****
What the hardest thing in the world? But also the most beautiful thing. It is Love.
Mungkin terdengar menggelikan dan norak. Tapi Cinta memang seperti itu, kau bisa menangis karena hatimu terluka. Kau juga bisa tersenyum sepanjang hari seperti orang gila karena di buat bahagia. Oleh cinta. Maka tidak salah, kalau ada yang bilang, hidupmu tidak terasa hidup tanpa cinta.
***
Kiri menepati janjinya untuk mentraktir Dimitri. Mereka makan di restorant fast food di dekat sekolah. Semua makanan Kiri yang memesan, sengaja agar Dimitri tidak memilih yang mahal. Dimitri hanya cemberut saja di kursinya, karena tidak bisa makan makanan favoritnya. Tapi tidak bisa di pungkiri, makan berdua saja dengan Kiri, duduk berhadapan dengannya, memandangi wajah manis Kiri, membuat makanan tidak terlihat enak lagi. Kiri lebih terlihat enak. Dimitri terus mengkhayal sampai ia tidak sadar saat bibirnya mengeluarkan suara kekehan.
Kiri mengerutkan dahi bingung sambil mengambil ponselnya yang mati dan mencoba menyalakannya dengan harapan kali ini bisa nyala. "Ada apa?"
Dimitri menatap Kiri dengan kaget. "Apa maksudmu?" Dimitri menatap Kiri heran.
"Kenapa kau terkekeh seperti tadi? Sambil melihatiku pula." Ujar Kiri tanpa menatap Dimitri. Matanya kini menatap ke arah layar ponselnya yang pecah. Kiri bersyukur walau bentuk ponselnya hancur karena jatuh tadi, tapi masih bisa menerima pesan. Ada sebuah pesan yang begitu menarik perhatiannya. Dari sebuah nomor asing yang tidak tersimpan di ponselnya.
Dimitri menangkap ekspresi Kiri, dan memajukan tubuhnya untuk mengintip ke arah ponsel Kiri. "Ada apa, sih?" Dimitri mendengus kesal karena tidak berhasil mengintip.
Kiri menoleh dengan pandangan bingung ke arah Dimitri. Namun tidak lama, wajah Kiri melunak dan membentuk senyum di bibir tipisnya. Ekspresi Kiri yang mendadak berubah membuat Dimitri kesal, karena ia merasakan bahwa Kiri menyembunyikan sesuatu darinya.
"Apa? Beritahu aku!" Dimitri mencoba meraih ponsel Kiri. Namun gagal karena Kiri dengan cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Kiri menggeleng sambil mengalihkan pandangannya ke arah luar restoran dengan santai. "Hei, kenapa ponselmu?" Tanya Dimitri lagi saat matanya sempat melihat layar ponsel Kiri yang pecah.
"Ponselku jatuh. Tidak ada apa-apa, Dim. Ada nomor asing yang mengirimi aku pesan." Kiri melirik Dimitri sekilas. Pria itu masih tidak puas dengan jawabannya dan terlihat hanya diam saja.
Kiri kadang kesal pada Dimitri. Pria itu hanya tangguh saat di lapangan bola atau saat ia berkumpul dengan teman-temannya. Namun saat bersama Kiri, Dimitri jadi orang yang sangat menyebalkan dan manja. Mudah merajuk dan mudah marah. Sebenarnya dia ini anak SMA atau SD sih? Batin Kiri.
"Kau itu. Jangan Seperti itu, Dim! Wajahmu jadi mengerikan." Ujar Kiri sambil mendorong tangan Dimitri pelan. Dimitri menatap tidak suka pada Kiri.
"Aku tidak perduli. Anak nakal sepertimu lebih mengerikan." Dimitri menjitak kepala Kiri cepat, sehingga Kiri tidak sempat menghindar. Tangan Kiri mengelus kepalanya pelan sambil meringis, matanya memicing pada Dimitri yang tersenyum menang. Tangan Dimitri bahkan terkepal di depan wajahnya, seperti baru saja membuat lawannya tumbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend. Sorry, But I Love You. (Selesai)
Teen FictionSetelah ini, kalian akan melihat. Betapa status sahabat bisa sangat menyiksa bagi mereka yang menyadari perasaan cinta. Kenyataannya, mencintai seseorang tanpa sanggup mengatakannya adalah hal yang sangat sulit.