4 (2016) - Menjauh

14 2 0
                                    

_Aku dan Arthur menjauh karena ada sebuah masalah kecil yang membuat kami seperti orang asing

Setelah kejadian tentang menyatakan perasaan kemarin.
Kedekatan kami mungkin menjadi kurang baik.
Pikirku menjadi sahabat terlebih dahulu itu pilihan yang cocok, agar aku bisa mengenal nya lebih lanjut.
Dan awalnya semua berjalan dengan baik.
Sampai suatu hari ketika,
Pada saat jam mata pelajaran olahraga, dengan guru yang bernama pak "Latif".
Seminggu lalu dia ada menyuruh kami membawa raket badminton masing-masing.

_Kringggg.... Bel pergantian kelas telah berbunyi

Jam olahraga pun dimulai,
Semua siswa-siswi dipersilahkan untuk mengganti pakaian olahraga.
Mereka ada yang mengganti pakaian dikelas, dan ada yang di kamar mandi.
Aku dan teman 1 circle ku mengganti pakaian di kamar mandi secara bergantian.
Setelahnya, aku masih di dalam ganti pakaian.
Seorang temanku Salsa mengetuk dengan keras pintu kamar mandi.
Aku keluar dan bertanya kenapa?

"Ada apa sa?"
"Zu, raketmu dibuang ke lantai"
"Siapa yang buang sa?"
"Arthur, dia bilang raketnya murah 10rb"
(Kata salsa menjelaskan)

Aku langsung jalan cepat dengan emosi masuk ke kelas meninggalkan temanku yang masih di kamar mandi.
Aku melihat nya sudah tidak ada di dalam kelas, dan aku berdiri didepan pintu mataku mengarah ke lapangan.
Nah, tepat sasaran dia ada disana.
Aku memeriksa raketku dan menyimpan pakaian ku didalam tas.
Tapi posisinya jam olahraga segera di mulai.
Ku lihat sebagian temanku sudah ada yang di lapangan sekolah.
Hm,,
Amarahku tadi ditahan dulu sampai selesai olahraga.
Kemudian aku bergegas menyusul mereka karena sudah berkumpul semua.

_Bel berganti mata pelajaran telah berbunyi

Akhirnya jam olahraga telah selesai, dan kami semua bergegas mengganti pakaian lagi untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Setelahnya aku langsung duduk di bangku ku, ada Ika juga.
Guru pelajaran selanjutnya belum datang, jadi kelas masih riuh kemana-mana.
Tiba-tiba Arthur datang menghampiri meja ku,
Dia agak membungkukkan badannya, dan tangannya diatas meja dilipat, matanya mengarah ke arahku.
Aku yang masih emosi ini malas memandang wajahnya, aku menunduk.
Dan dengan cepat aku berkata

"Ngapai kau disini? Aku benci samamu!"
(Kataku dengan emosi)
"Kau kenapa?"
(Tanyanya)

Aku diam tidak berbicara lagi sedikitpun, dan dia kemudian pergi dariku.
Aku tahu kalau dia bertanya ke Ika mengenai sebab apa aku marah ga jelas ke dia

"Dia kenapa samaku ka?"
"Dia marah karena raketnya dibuang kelantai dan dibilang murah".
(Ika menjelaskannya)
"Aku juga ga tahu kalau itu raketnya. Aku minta maaf bilangin ke dia".
(Arthur mengaku salah)
"Bilang aja sendiri ke orangnya thur".

Aku tidak mengerti setelah kejadian tentang raket itu, aku jadi diemin dia ber bulan-bulan.
Kami lost contact.
Tidak ada kontak mata ataupun berkomunikasi lagi.
Paling sekedar melirik atau di perhatiin dari jauh saja.
Sejujurnya aku juga merasa bersalah, karena udah keterlaluan marah ke dia tanpa tahu kebenarannya di awal.
Tapi karena aku sudah terlalu kesal semua terjadi begitu saja.

_Berbulan telah berlalu

Setelah kami lost contact,
Hm, dan ternyata dia sudah mempunyai pacar baru.
Di Facebook nya aku melihat foto profil yang dipasang foto perempuan.
Kemudian aku stalking, ternyata namanya Rani, satu daerah rumah mereka.
Perasaanku saat itu ya patah hati dong, merasa kesal juga.
Aku memilih menjauh dan menghindar darinya.
Pikiran ku mengatakan "Gausah sahabatan lagi sama dia".
Dan akhirnya aku juga mencari kesibukan sendiri biar ga mengingat nya lagi.
Bahwa setelah aku menjauh darinya itu keputusan yang tepat.

Dihari berikutnya tanpa kedekatan ku dengan Arthur, aku menyukai anak 9 C yang bernama "Delfi Haldin". Aku mengenalnya melalui BBM.
Aku mendapatkan pin BB nya dari temanku Rika yang pada saat itu lagi promotion pin nya Delfi.
Terus aku save pin nya, lalu aku Ping hehe
Aku save pinnya untuk menambah kontak saja.
Setelahnya kami lanjut berkomunikasi melalui BBM.
Keesokan harinya disekolah aku bertanya ke salsa mengenai Delfi

"Sa kau kenal Delfi ga? Anak 9 C kata dia"
"Ohh, tahu zu kenapa?"
"Gapapa, aku dapat pin nya dari Rika"
"Jadi kalian chattingan?"
"Iya cuma biasa aja sih, aku juga ga kenal"
(Salsa diam mendengarkan)

_Bel istirahat berbunyi

Kemudian aku dan temanku berkumpul di kelas di sekitaran mejaku untuk bercerita, setelah kami membeli jajanan. (Salsa, Lola, Hesty, Dinda)
Aku bertanya entah kepada siapa

"Kalian kenal Delfi ga sih anak 9 C?"
(Kemudian Hesty menanggapi)
"Ohiya dia kenal aku zu, rumah kami juga dekat. Tapi dia didepan jalan raya."
"Ohh, berarti tetanggamu hes."
"Iya zu kenapa?"
"Kayaknya aku suka deh tapi dikit"
(Temenku pada ketawa semua, dan pada bilangin anak uden)
"Suka kok sama anak uden"
(Lola mengomentarinya)

Setelahnya kami tertawa bersama

Ternyata Delfi tetangganya temanku juga, namanya Hesty. Mereka sama-sama tinggal di Labuhan.
Ketika teman dekatku tahu bahwa aku chatting dengan dia, mereka pada menghebohkan berita tersebut.
Dan setiap Delfi masuk ke kelas kami, temanku selalu buatku malu

"Eh zu, itu dia masuk kelas kita. Cieeee"
(Teman 1 circle ku pada bersorak cieee)
"Ihh, biasa aja juga, mungkin ada perlu kali"
(Kataku cuek)

Aku hanya tertarik dengannya, tidak melibatkan perasaan suka lebih ataupun mencintainya terlalu dalam.
Aku juga ga berniat berpacaran dengan Delfi.
Cara itu kulakukan agar aku ga terlalu kepikiran dengan Arthur.
Soalnya Arthur sudah mempunyai pacar dan melupakan ku.

Ada sekitar berjalan 4 bulan, aku ga berkomunikasi langsung maupun dari chatting dengan Arthur.
Sebenarnya yang kurasakan hanyalah perasaan menyesal.
Menyesal kenapa aku harus bilang cuma sahabat saja, dan menolaknya.
Rasa bersalah ku besar ketika aku membohongi perasaanku.
Harusnya aku sudah berpacaran saat itu.
Aku jatuh terlalu dalam mengenai perasaanku terhadap nya.
Hanya saja aku takut mengungkapkan padanya.

Next

_Fannylaa

Something in 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang