🐣3

911 89 13
                                    

"Babe, pengen" Jisoo bersuara manja di pagi hari ini sambil menciumi tengkuk Lisa dari belakang.

"No" Lisa bergeser sedikit.

"Why?"

"Bukankah kau terlihat menikmati momen mu bersama Chaeyoung tadi malam?" Lisa tetap memunggungi tunangannya.

"Kau cemburu?" Tanya Jisoo sambil memeluk si wanita poni dengan erat dari belakang.

" Tidak. Kalian terlihat cocok" gumam Lisa dengan datar.

"Babe, Chaeyoung itu calon kakak tiri mu" Jisoo menjelaskan. " Lagian,aku tidak tertarik pada siapapun kecuali kamu"

Akhirnya Lisa tersenyum sambil memutar tubuhnya menghadap Jisoo yang memakai selimut sebatas dada.

"Tunangan ku sangat pintar gombal" Lisa mengecup bibir hati milik Jisoo.

"Aku harus mandi sekarang,ada janji dengan Daddy" Lisa beranjak dari tempat tidur.

Lisa dan ayahnya akan melakukan jalan pagi di sekitar rumah seperti waktu dulu. Mungkin ayahnya sudah menunggunya.

***

"Selamat pagi,apakah kosong?" Lisa menunjuk bathroom di seberang dan bertanya pada Chaeyoung yang baru saja keluar dari sana.

Lisa masih menginap di rumah ayahnya setelah menghadiri pertunangan ayahnya tadi malam.

Dengan berbalut piyama yang sedikit tipis dan juga rambut yang di cepol ke atas, wanita blonde itu terlihat fresh dan juga seksi di pagi hari ini.

"Iya,masuk saja" Chaeyoung tersenyum ramah dengan memperhatikan wajah baru bangun Lisa yang seperti bayi.

Lisa melihat pintu kamar ayahnya yang berada di lantai bawah masih tertutup dan ia berniat mengetuknya.

" Dad?"

"Hei,kurasa mereka masih tidur" Chaeyoung berbalik karena melihat Lisa yang berdiri di depan pintu kamar ayah tirinya.

Lisa menoleh dan menatap wajah Chaeyoung tanpa ekspresi menunjukkan ketidaksukaan. Ayahnya dan juga ibu Chaeyoung belum resmi menikah,jadi untuk apa satu kamar?.

Lisa berlalu dan tak berniat membalas senyuman manis Chaeyoung,calon kakak tirinya.

"Hai,jadi ga kita jalan-jalannya?" Tuan Manoban mengetuk dan membuka pintu kamar Lisa dan Jisoo.

"Pagi Jisoo" ucap tuan Manoban ramah.

"Pagi Dad" balas Jisoo yang sedang duduk di atas sofa.

Sementara Lisa bersikap acuh dan tak peduli akan kehadiran ayahnya dan tetap sibuk dengan layar laptop yang berada di pangkuannya.

"Aku pikir kita akan jalan-jalan pagi ini" tuan Manoban melirik Lisa sekilas. "Apakah kau sedang marah sekarang?"

"Tidak,aku tidak marah" Lisa berbohong.

Sebenarnya ia merasa ayahnya semakin menjauh sejak kedatangan Chaeyoung dan ibunya. Di tambah lagi pagi ini,Lisa mendapati ayahnya bermesraan bersama calon ibu tirinya di taman rumah mereka.

"Kurasa kau sedang marah" ayahnya tetap berdiri di depan pintu. " Jisoo,dia marah,kan?"

"Dia pasti marah. Lisa sangat marah ketika tidak mendapatkan apa yang di inginkannya" Jisoo membela ayah mertuanya.

"Aku akan memintamu datang ke rumah baru kita besok dan berikan saran mengenai rencana perluasan rumah kita"

"Tapi aku sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk pergi" lanjut ayahnya.

"Tidak,aku sangat ingin ke sana" Lisa akhirnya menatap wajah ayahnya walaupun tanpa senyuman.

"Kita juga jarang sekali bertemu,kan" Lisa berdiri di sisi ranjang dan berbicara pada ayahnya.

"Baiklah kalau begitu. Bye" ayahnya pergi dan tak mau berdebat dengan putri kesayangannya.

"Bye" Lisa menatap sendu kepergian ayahnya.

Sepertinya di masa depan, hubungan dengan ayahnya akan semakin renggang mengingat sang ayah akan memiliki keluarga baru.

***

"Bagaimana kalau kita bersulang?" Tanya tuan Manoban ketika sedang berada di meja makan dan menikmati sarapan bersama kedua anaknya dan juga keluarga barunya.

"Bersulang" balas Chaeyoung dan Haram serentak dan Lisa sedikit terkejut dengan reaksi adiknya yang tersenyum manis ke arah Chaeyoung.

Chaeyoung membalas senyuman manis Haram dengan mengedipkan sebelah matanya.

Lisa melihat semua interaksi kedua orang tersebut. Dasar tidak tahu malu! Batin Lisa dengan memutar matanya malas.

" Jisoo, bagaimana dengan jalannya di perusahaan?" Tuan Manoban bertanya.

"Sebenarnya cukup berjalan baik" Jisoo menyesap minumannya. "Hal itu sangat sulit di beberapa tahun pertama,tapi aku berpikir dengan berjalannya waktu akan menjadi lebih baik"

Jisoo melihat sekilas pada Lisa yang berada di sebelahnya yang memasang wajah bahagia dengan pipi yang bersemu merah.

Chaeyoung menatap diam dari arah seberang sambil menyendok makanan ke dalam mulutnya.

Lisa sangat cantik dengan wajah tersenyum, pikir Chaeyoung.

"Aku baru saja mendapatkan proyek besar" Jisoo melanjutkan dengan sedikit bangga.

"Itu hebat" tuan Manoban mengelap sudut bibirnya. " Dan kapan aku akan menjadi seorang kakek?"

Claire,ibu Chaeyoung tersenyum manis terhadap Lisa dan juga Jisoo.

"Hentikan meledeknya,ayah" Lisa menunduk malu.

"Ya,kita tidak akan terburu-buru" Jisoo menimpali.

"Baik. Jangan menunggu terlalu lama. Aku tidak ingin berada di rumah ketika ia hadir" ayahnya berkata sedikit tegas.

"Tentu nya perlu waktu yang baik untuk itu, bukankah begitu?" Tanya Claire dengan perlahan.

"Thank you Claire. Kenapa semua tekanan itu di tujukan padaku? Chaeyoung mungkin akan mengalahkan ku dalam hal itu. Benar kan?" Lisa mengalihkan pembicaraan dengan melirik sekilas Chaeyoung.

"Ya, benar sekali" Chaeyoung berucap santai  dengan menopang sikunya di atas meja.

"Lalu, kemana kau akan berbulan madu, Chaeyoung?" Lisa bertanya tapi dengan tangan yang sibuk di atas piringnya.

"Aku tidak tahu. Aku bahkan belum punya gaun pernikahannya. Sehingga aku belum punya waktu untuk berpikir tentang hal itu" jawab Chaeyoung dengan mantap.

Bagaimana Chaeyoung menikah jika ia masih sendiri hingga detik ini?.

"Tapi,jika kau sangat ingin sekali melihat pernikahan ku..." Chaeyoung melanjutkan dengan menatap si wanita poni dengan intens dan juga senyum menggoda.

"Menikahlah denganku, Lisa"

***

Lisa sih banyak tanya😂

Savage ga tuh jawaban Chaeyoung 🤣🤣

Maybe, disini Chaeyoung sedikit lebih agresif ya

See y!.

WE AREN'T SISTER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang