🐿️12

677 64 18
                                    

Lisa POV

Setiap orang memiliki jalan cerita cintanya masing-masing. Ada yang penuh suka cita, ada yang tak bisa bertahan lama, bisa pula ada yang justru masih bimbang menentukan pilihan hati.

Barangkali memang benar menentukan pilihan hati menjadi salah satu hal yang tak selalu mudah untuk diputuskan. Setiap orang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan pilihan hati dalam hal ini seorang kekasih atau juga pasangan hidup.

Jika kamu termasuk orang yang sedang bimbang dalam menentukan pilihan hati, coba kenali lebih dulu keinginan hatimu. Kenali juga orang yang kamu yakini sebagai tambatan hati. Apakah dia benar-benar yang kamu cintai, benar-benar yang kamu mau dan sejalan dengan kamu. Jika iya, maka segeralah untuk mengungkapkan perasaanmu padanya. Beri tahu dia bahwa kamu ingin hidup bersamanya.

Aku selalu berpikir bahwa Jisoo adalah tujuan akhir hidupku dan menjadikannya salah satu orang yang paling berharga di hidup. Tidak ada orang lain yang ku cintai di dunia selain dirinya.

Tapi ternyata salah setelah bertemu dengan seseorang yang tidak ku sangka,aku akan jatuh cinta padanya.

Park Chaeyoung mengubah prinsip hidupku dalam sekejap tanpa ampun dan membuat rencana yang ku susun berantakan semua.

Sungguh, hatiku kacau balau hanya dengan memikirkan dirinya yang tidak tinggal bersama dengan orang tua. Selama seminggu disini,aku akan mendapati wajah ramahnya menyapa setiap pagi walaupun sering ku abaikan. Mendengar ocehannya yang kadang tak penting juga menatap wajahnya cantiknya sesekali.

Itu semua sudah seperti kebiasaan bagiku, setelah kepergiannya hatiku merasa kosong,hampa dan seperti tak berpenghuni.

"Apa yang terjadi?" Tanya ayahku yang tiba-tiba muncul menghampiri ku di sofa ruang tengah.

"Apa kau masih memikirkan percakapan kita yang kemarin?" Dia duduk di sebelahku sambil minum wine yang tersedia di atas meja.

"Apa?" Aku tersentak dari lamunan ku tentang Chaeyoung.

"Apa terjadi sesuatu? Apa semuanya baik-baik saja antara kau dan Jisoo?" Dia bertanya seolah ingin tahu permasalahan yang ku hadapi.

Aku merasa sikap ku keterlaluan terhadapnya akan perdebatan kecil yang terjadi di antara kami dan juga sifat keras kepala ku yang mengatakan bahwa ayahku adalah dalang semua masalah termasuk tentang aku yang mulai menyukai Chaeyoung tanpa ku sadari.

Padahal itu bukan salah siapapun,hati selalu tahu apa yang di inginkan nya tanpa paksaan dan juga dorongan dari orang lain.

"Apakah kau bertengkar?" Tanyanya lagi.

Apakah wajahku terlihat muram? Ini tidak boleh terjadi! Aku tidak mau orang-orang mengetahui peristiwa yang terjadi antara aku dan Chaeyoung,itu akan sangat memalukan bagiku dan juga keluarga!

"Ibumu dan aku juga sering bertengkar ketika kami hendak menikah. Itu karena tegang" Dia mencoba menenangkan sambil merokok.

"Tidak apa-apa, dad. Hanya saja" aku ragu untuk melanjutkan kalimat.

"Maukah kau menceritakan apa yang terjadi?" Ayah mulai bergeser sedikit ke arahku.

"Aku hanya sedikit kelelahan" bohongku dengan cepat.

"Besok, bisakah kau memperlihatkan rancangan gaun mu padaku?" Ayah mengusap telapak tangan ku dengan rasa sayang.

"Dan kita bisa menghabiskan sepanjang hari bersama-sama. Apa kau ingin?" Ayah berucap pelan dan aku langsung mengangguk sebagai tanda setuju.

Tidak ada gunanya marah berlama-lama dengan orang yang memberikan mu kehidupan sejak kecil, pertengkaran tidak akan dapat terelakkan di dalam sebuah keluarga dan itu sebagai tanda ada rasa peduli dan mengasihi di dalamnya.

Setelah mengobrol dengan ayah kurang dari satu jam lebih, mataku mulai mengantuk dan segera bergegas masuk ke dalam rumah  juga ingin tahu apa Jisoo sudah tidur. Biasanya ia akan rewel menginap pada tempat yang baru di kunjunginya termasuk rumah ayahku yang sekarang kami tinggali.

Sebelum masuk kedalam selimut dan memeluk Jisoo yang sedang tidur pulas,aku melangkahkan kaki ke dalam bathroom guna mencuci wajah dan membersihkan diri. Aku langsung membuka kaos yang ku kenakan dan sangat terkejut ada tanda lebam hitam di bagian pundak sebelah kanan.

Shit! Ini adalah ulah Chaeyoung! Dia meninggalkan tanda akibat percintaan kami yang tidak di sengaja waktu itu. Bagaimana bisa aku begitu bodoh dan baru menyadarinya sekarang?

Aku mengusap bekas tersebut dengan rasa jijik dan segera memakai pakaian kembali. Helaan nafas ku tidak beraturan hanya karena mengingat nama wanita itu. Sialan!

***

"Selamat pagi" Jisoo membangunkan ku sambil mengecup dahi ku dengan hangat.

"Hai, pagi" aku sibuk dengan semua pakaian yang berserakan di atas ranjang.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya memelukku dari belakang.

"Aku mau pulang ke rumah denganmu"

"Pulang ke rumah? Aku kira kau akan tinggal disini selama seminggu,lagi?" Jisoo berhenti menghujani tengkuk ku dengan ciuman.

"Ya,tapi aku berubah pikiran" aku tetap sibuk memasukkan semua pakaian ke dalam koper.

"Baiklah,kita akan segera pulang" Jisoo ikut membantuku.

"Apa kau tak ingin berpamitan dengan Haram terlebih dahulu?" Jisoo bertanya setelah membukakan pintu mobil.

"Tidak perlu,aku hanya ingin pulang dan sudah pamit pada Daddy" aku segera masuk kedalam mobil dan langsung di ikuti oleh Jisoo.

Di perjalanan,aku lebih memilih tidur dan membiarkan Jisoo menyetir sendiri tanpa mengobrol ataupun bercanda seperti biasanya, sesuatu yang tak pernah kulakukan ketika bersamanya. Biarpun Jisoo bertanya apa yang terjadi padaku,aku selalu menutupinya dengan raut wajah bahagia yang berpura-pura dan mengatakan aku hanya sedikit lelah.

Berbohong,aku sudah pandai melakukannya setelah bertemu dan mengenal Chaeyoung. Ya Tuhan! Nama wanita itu lagi yang tertera di dalam hati dan pikiran ku.

"Rasanya begitu nyaman di dalam rumah" tubuhku langsung berbaring di atas ranjang sambil memejamkan mata.

Jisoo tersenyum dan menopang sikunya untuk melihatku dari samping. Ia mengusap rambut panjang ku serta mengecup keningku.

"Rasanya seperti sedang melakukan perjalanan jauh" aku terkekeh kecil karena merasakan nyaman yang luar biasa seolah tubuhku berteriak senang.

"Kenapa ini?" Jisoo berhenti mengusap pundak ku.

Sialan! Jisoo melihat tanda lebam yang diperbuat oleh Chaeyoung!

"Aku terjepit ranting pohon sejak berada di pulau sana. Aku tergoda dengan sebuah pohon besar" jawabku sekenanya dan segera menutupi bekas tersebut.

Pohon besar! Yang benar saja Lisa!

Jisoo tersenyum manis mendengar penjelasan dariku dan tidak curiga sama sekali,ia bahkan menciumnya dengan lembut seperti ingin menyembuhkan.

Aku tidak boleh menyakiti Jisoo!

"Aku harus pergi ke kantor sekarang" aku ingin menghindari tatapan cinta dari seorang Kim Jisoo karena perasaan bersalah.

"Tidak, jangan repot-repot. Istirahatlah dulu. Besok saja" Jisoo menahan tubuhku.

Aku menyentuh dagu serta sisi wajahnya dengan perlahan sambil tangan yang mengusap lengannya. Aku sudah melakukan kesalahan besar, Jisoo!

"Ada apa?" Jisoo seolah mengerti kegelisahan ku.

"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu,Kim Jisoo"

***

Hmmm??🥲

Chaeyoung apa kabar ya?

Sedang ena" bersama Jennie kah?😂😂

See y!

WE AREN'T SISTER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang