🐣11

670 72 4
                                    


Lisa tengah berdiri di depan lapangan tenis milik keluarganya sambil merenungkan semua ucapan Chaeyoung kemarin. Bagaimana wanita blonde itu pamit pada orangtuanya dengan mengatakan ia harus bersama seseorang?

Jennie? Apa hubungannya dengan wanita itu? Dan untuk apa juga Lisa memikirkan yang bukan urusannya? Sialan!

Entah mengapa Lisa merasa kosong di dalam hatinya begitu mengetahui hari ini Chaeyoung sudah tidak tinggal bersama dengan keluarganya. Biarpun baru beberapa hari mengenalnya,Lisa sudah tidak bisa melihat wajah cantik Chaeyoung yang tersenyum manis sambil menyapa setiap bertemu dengannya, memotret apa saja dengan kamera barunya,atau sekedar mengobrol dengan adiknya sambil curi-curi pandang terhadapnya.

Tidak bisa dipungkiri,Lisa sedikit merindukan wanita itu.

"Hai sweetie? Kau sudah lama menunggu?" Tuan Manoban menghampirinya sambil membawa peralatan tenis.

Lisa menoleh pada ayahnya tanpa mau menjawab. Sebenarnya ia sangat kesal karena ayahnya tidak ikut bersama ketika sedang mengunjungi rumah baru mereka. Kalau saja ayahnya datang, kejadiannya tidak akan seperti ini.

Lisa dan Chaeyoung tidak harus menginap satu kamar dan melakukan perbuatan terlarang! Dan Lisa tidak akan sampai menyukai Chaeyoung seperti ini.

"Baiklah. Aku minta maaf,aku hanya ingin kau saling mengenal satu sama lain" ayahnya mengetahui mengapa Lisa mendadak badmood.

"Aku disini untuk bertemu dengan mu,dad. Aku ingin menunjukkan apa yang telah kulakukan di tempat kerja. Bicara padamu tentang pernikahan. Tidakkah kau merasa bahwa aku perlu melakukan hal itu?"Lisa mengungkapkan uneg-uneg yang ia pendam.

"Tentu,kau harus membicarakannya. Tak bisakah kau fokus pada hal ini? Tarik lebih ketat jaringnya. Ayo, tariklah" titah ayahnya sembari membenarkan posisi net tenis.

"Ayolah! Lebih keras" perintah ayahnya.

Lisa yang mendengar suara teriakan dari ayahnya yang sedikit lebih kencang dari biasanya melepaskan tali net begitu saja dengan wajah yang kesal sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat matahari yang makin terik.

"Apa kau masih marah soal kedatangan mu ke rumah baru?" Tuan Manoban menurunkan nada suaranya.

"Jika kau bermaksud membesarkan masalah kecil,aku tidak berpikir bahwa itu layak" sang ayah gusar.

"Apa yang Daddy bicarakan?" Lisa tidak terima.

"Aku tahu kau berpikir itu salahku bahwa ibumu meninggal dunia dan kau beralasan tidak dapat menerima keluarga baru nantinya"

"Ya,itu kesalahan mu dengan meniduri sahabatnya dan berbohong tentang hal itu! Bukan?" Amarah Lisa membeludak.

"Kenapa kau selalu melihat pada satu sisi saja? Kami sudah punya permasalahan jauh sebelum itu" balasnya ayahnya dengan telak.

"Baik. Jadi bukan kesalahan ku jika aku tidak akan pernah menerima keluarga barumu!" Lisa semakin menggebu.

"Dengarkan. Aku berubah jadi tidak setia..."

"Aku tidak ingin mendengar tentang perselingkuhan sialan mu! Apa kau tidak bisa melupakannya?" Lisa semakin bersikap tak pantas.

Bertahun-tahun Lisa menyimpan ini semuanya sendirian dan tak berniat ingin membahasnya, karena kematian ibunya sangat membuatnya terpukul. Jikalau saja ayahnya lebih perhatian terhadap keluarga, ibunya tidak akan memiliki banyak pikiran yang berujung bunuh diri.

Sebelum mengenal ibu Chaeyoung, ayahnya sempat berselingkuh dengan wanita lain yang menyebabkan keluarganya hancur berantakan. Walaupun tidak ada kaitannya dengan keluarga Chaeyoung, tetap saja Lisa sulit menerima mereka.

Setelah Lisa mencoba untuk berdamai dan melupakan apa yang sudah terjadi, ayahnya kembali bersikap menyebalkan seperti ini

"Baik. Aku mengerti,aku mengerti" ayahnya merasa bersalah karena telah mengungkit masa lalu.

"Tidakkah,itu sudah cukup membuat kerusakan untuk keluarga ini?"

"Aku mengerti. Haruskah kita memasang jaringnya sekarang? Atau apa?" Tuan Manoban mengalihkan pembicaraan.

Lisa memijit pelipisnya dengan keras dan meninggalkan ayahnya begitu saja. Sialan! Ternyata perselingkuhan memang sudah mendarah daging di dalam tubuhnya yang berasal dari ayahnya sendiri.

"Apa kita mau bermain atau tidak?" Teriak ayahnya.

"Tidak!" Lisa berwajah masam begitu menoleh.

***

Sementara di tempat lain, Chaeyoung sudah sampai di apartemen Jennie. Ia masih terlihat duduk di tangga sembari mengusap air matanya yang tidak mau berhenti.

Setiap mengingat Lisa, hatinya semakin sakit dan air mata sebagai tumpuannya. Mengapa sangat sulit melupakan wanita itu bahkan ketika mereka tidak memiliki hubungan apapun kecuali percintaan panas yang terjadi satu malam.

Chaeyoung bukan tipe yang mudah jatuh cinta. Tapi ketika berkaitan dengan Lisa semuanya menjadi berubah.

Chaeyoung langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertemuan tak sengaja mereka beberapa waktu lalu di taman rumah.

"Mari lupakan Lisa" Chaeyoung menguatkan dirinya sendiri.

"Halo, Jennie?" Chaeyoung langsung membuka pintu apartemen dengan kunci karena berbagi dengan wanita mungil itu.

"Hai!" Jennie langsung menghambur memeluknya.

"Ya Tuhan! Aku merindukanmu. Aku bikin makan malam. Ayo,kita makan dulu" Jennie mengecup lembut bibir Chaeyoung.

"Chaeyoung?" Panggil Jennie dari arah pintu kamar yang terbuka begitu melihat wanita itu sedang sibuk dengan laptopnya sambil memakai earphone.

"Chaeyoung?"

Chaeyoung akhirnya menoleh dan melepaskan earphone dan merasa sedikit terganggu karena sedari tadi ia asik melihat foto dan video yang berisikan tentang Lisa yang berhasil di abadikan oleh kameranya.

"Kemari lah,aku sangat kesepian disini. Maukah kau kesini?" Jennie memasang pose dengan gaya menggoda. Bahkan ia menepuk sisi ranjang dan mengedipkan sebelah matanya agar Chaeyoung tergoda.

"Oke. Aku kesana" Chaeyoung menganggukkan kepalanya.

Jennie sangat frustasi begitu mengetahui Chaeyoung masih menghabiskan waktunya dengan laptop sembari tangan yang sibuk di sana.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan?" Jennie mengalah dengan menghampirinya.

"Tidak. Tidak ada, hanya tentang pekerjaan" Chaeyoung terburu-buru menutup laptop.

"Ada apa dengan tingkah mu yang seperti ini?" Jennie duduk di atas pangkuannya.

"Apa kau tidak merindukan ku?" Jennie memeluk leher Chaeyoung dengan menghisap kecil di sana.

"Jennie?" Chaeyoung memalingkan wajahnya.

"Ada apa?" Jennie tak suka sikapnya yang tak biasa.

"Ini seperti bukan kau sejak dua minggu terakhir. Aku nyaris tak di anggap" Jennie menjauh dari sisinya.

"Aku akan meninggalkan mu sendirian" Jennie melangkahkan kakinya karena Chaeyoung hanya diam tanpa berniat menjawab semua pertanyaannya.

"Honey,aku minta maaf" Chaeyoung memeluk tubuh Jennie dari belakang. Karena sejujurnya ia juga tak mengerti tentang situasi yang sedang melandanya sekarang.

"Stay with me, Jennie" Chaeyoung mengeratkan pelukannya.

***









Duh!☹️🥲

Lisa belike : untung Chaeyoung udah ku tolak🤪😂

Ini mah cinta belok sana sini😂😂

See y!

WE AREN'T SISTER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang