1🍀

240 35 38
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

_______

- Sebelumnya terima kasih kepada para pembaca yang membaca tulisan saya dengan ikhlas -
- Mari sama-sama memperbaiki diri seiring langkah, sedetik waktu, dan sederet lembar yang bisa kita petik hikmahnya -

- Jangan mewajarkan 1 kesalahan akan kalah dengan 1000 kebenaran -
- (!)Layaknya kata yang memiliki ejanya. Satu huruf yang salah terkadang tak terlihat oleh mata yang terbiasa dengan bijaknya -

HAPPY RWADING

______

Kediaman keluarga Mafaza | 4.38 a.m

As shalaatu khairum minan naumi'..

Seorang gadis menggeliat di atas kasur berukuran sedangnya, dengan ia yang masih terlilit oleh selimut tebal berwarna baby blue. Tidak menapik kenyataan bahwa saat ini ia masih sangat mengantuk, namun pun harus bangun untuk melakukan kewajibannya sebagai umat muslim.

Tok.. tok..

"Kak, Sayang? Sholat subuh ya," Terdengar suara halus nan lembut itu dari wanita di balik pintu kamarnya, membuat gadis itu segera beranjak dan menyahuti ucapan wanita tersebut tanpa membuka pintu karena itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, kalaupun ia membuka pintu sudah dipastikan wanita tadi sudah tidak berada di luar sana, melainkan kembali ke kamarnya.

"Iya umi, otw nih," Sahutnya.

Sudah tidak ada lagi sahutan dari luar. Segera ia ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus mengambil wudhu dan lanjut melaksanakan sholat subuh di kamarnya.

Seperti biasa, setelah melaksanakan sholat subuh ia tidak lagi kembali tidur, melainkan langsung bersiap-siap untuk ke butiknya, kemudian turun ke dapur membantu uminya menyediakan sarapan untuk anggota keluarga lainnya.

Saat ini ia sudah berada di dapur, bisa ia lihat uminya mungkin sudah dari tadi berada di sana, buktinya sudah banyak roti panggang siap saji yang tersedia di atas meja makan mereka.
"Mi, nanti aku makan malam di butik ya," Ucapnya membuka percakapan lebih dulu, sekalian untuk meminta izin.

"Loh? Bukannya janjinya besok malam?" tanya uminya bingung.

"Iya mi. Tadinya gitu, tapi kata mereka pertemuannya dimajukan nanti malam," Jelasnya menjawab kebingungan uminya. Memang dirinya sudah meminta izin terlebih dahulu jauh-jauh hari dan waktu itu uminya sudah mengizinkan. Namun, entah kenapa pihak kedua memajukan pertemuan mereka.

"Baiklah kalau begitu, makan malam kamu nanti umi suruh adik Dilah bawakan ya."

"Sepertinya tidak usah mi, Aku sudah ada janji dengan beberapa staf butik yang kebetulan juga tinggal lembur. Kami akan makan malam bersama," Perjelas-Nya dengan baik agar uminya tidak salah paham.

Mafaza ( REPOST )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang