Chapter 3

264 41 1
                                    

Buat yang ga ngeh, latar ceritanya diambil beberapa bulan sebelumnya, pas Budi belum pindah ke SMK Cipta Wiyata.

✽✾✽

"(Name)? Kok ga langsung cabut? Tumben amat," ujar temanku saat melihatku masih duduk nyantai sementara murid lain sudah meninggalkan bangku mereka masing-masing.

"Mau nungguin kakel dari software engineering, aku minta dia buat bantuin tugasku," jawabku.

"Kenapa ke anak software engineering dah? Ga ke yang sejurusan aja kayak Bang Alan?"

Begitu mendengar nama Alan, spontan aku menggeleng ngeri. "Gak!" Karena yang terlintas di benakku adalah fakta bahwa dia adalah seorang lelaki bertopeng yang digadang-gadang bakal jadi perwakilan kelas untuk turnamen Raise Your Gang tahun depan. Boro-boro minta tolong, ngeliat orang bertopeng dari kejauhan aja kayaknya aku langsung ngibrit.

"Hmmm yaudah deh, gua cabut duluan kalau gitu." Aku mengangguk sembari memerhatikan kepergian temanku.

Beberapa menit berlalu, aku hanya bermain HP di dalam kelas sampai aku memutuskan untuk berjalan-jalan keluar kelas. Selama ga ada orang berjaket hitam sejauh mata memandang, pasti aman lah ya.

Baru saja aku menikmati keheningan dan kerindangan di bawah pohon, tiba-tiba saja sebuah siluet hitam mengagetkanku.

"Duar!"

"Ah! Kak Richard bikin kaget aja!" teriakku spontan dengan jantung yang berdegup kencang, sekilas kukira Richard itu salah satu anggota OSIS gegara jaket hitamnya.

"Hehe, maap~ lagi nungguin Boby ye?" tanyanya yang tahu-tahu sudah duduk keren di kursi taman.

"Huum," jawabku singkat. "Tapi... Kok kakak bisa berkeliaran di sini? Jamkos kah? Kakak kelas apa emang?" tanyaku bertubi-tubi.

"Rahasia~" jawabnya untuk tiga pertanyaanku.

"Yeeeu."

"Lu pasti gabut nungguin kelas 11 pulang, kan? Mending sini ngobrol dulu bareng gua ditemani segelas (minuman favorit)." Richard membuka jaketnya dan menunjukkan barang dagangannya.

Aku mendecih begitu ngeh maksud dia mendatangiku. "Yaelah, S3 marketing lu bagus juga. Aku beli, deh."

"Nah, gitu dong."

Setelah Richard menyiapkan minumanku, aku pun duduk dan meminum minumanku dengan perasaan senang. "Kayaknya Kak Richard ini ga sekelas sama Kak Boby, ya?"

"Rahasia~"

"Katanya mau ngobrol, tapi jawabannya gitu mulu, ah," ujarku ketus.

Richard terkekeh. "Mending kita ngobrolin tentang lu, memangnya, apa yang lu kerjain, sih?"

"Hmm ... Bukan sesuatu yang penting, sih, iseng doang sekalian nyoba nyari cuan," jawabku.

"Kok kedengerannya kayak yang ragu gitu? Ada yang lu sembunyiin? I'm all ears."

"Ga ada kok. Lagian, kalau aku curhat ke Kak Richard pastinya ada maksud terselubung di balik itu."

"Mangsud?"

"Nanti minta bayaran."

"Hehe."

Setelah menunggu beberapa saat, Boby tak muncul juga, padahal sudah jamnya pulang sekolah.

"Hmm, kak, kayaknya aku susulin aja deh Kak Boby-nya. Takut kesorean," ujarku sambil bangkit berdiri.

"Oke deh, jangan lupa kalau besok mau ketemuan lagi sama Boby, nongkrong dulu sama gua bisa kali."

Cute Senpai! (Boby Troublemaker x reader) 𝙴𝙽𝙳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang