Chapter 18+

184 20 14
                                    

"Kak..."

"Mmh?"

"Mau lagi."

"Ayok, sini."

Kamu terkejut dengan sensasi yang ada di dalam mulutmu, matamu langsung menutup, tapi pada akhirnya bisa mengatasi hal itu. Setelah itu kamu menatap Boby dengan tatapan tajam. Si pelaku hanya cengengesan.

"Hehe, sorry. Habisnya lu keliatan serius banget, jadi pengen aku jailin."

Tiba-tiba pintu kelas terbuka, menampilkan sosok pria bermasker seperti biasa. Ia agak terkejut dengan pemandangan yang ia lihat di dalam kelas. Boby dan kamu sedang....

"Kak Richard! Sini, mau ikutan?" ajakmu.

"Boyeh." Richard masuk ke dalam kelas dengan senang hati. Sementara itu Boby cemberut.

"Eh, kenapa dia diajak, sih?" Boby cemberut, merasa momennya diganggu oleh orang ketiga.

"Gapapa, dong. Kan aku bisa kasih lebih nanti pas aku main ke rumah Kak Boby."

Tanpa kamu sadari, pipi Boby memerah. "Wah? Beneran mau ke rumahku, asiik!"

"Bucin mulu nih pasutri, gua kapan dikasihnya, (name)?" tanya Richard yang merasa jadi nyamuk.

"Oh, iya! Hampir lupa. Nih, buat Kak Richard...."

Kamu memberikan Richard semangkok buah yang sudah dipotong dadu. Sebelum Richard masuk, kamu dan Boby memang sedang menikmati waktu berdua di dalam kelas kosong dengan saling menyuapi buah yang kamu bawa.

"Tapi hati-hati sama mangga yang pucatnya, asem banget!" Kamu mendelik ke arah Boby.

"Suruh siapa fokus banget sama HP? Aku gakuat banget mau liat ekspresi kamu tadi! Ngakak banget!" Boby terkekeh.

"Cih, tunggu aja pembalasanku."

"Sumpah gua nyesel masuk ke dalam kelas ini." Richard menangis dalam hati.

"Eh, maaf, Kak. Soalnya... Aku udah jarang ketemu sama Boby. Pertengahan semester lagi sibuk banget soalnya!" ujarmu membela diri.

"Heem, tapi yang salah lu tuh, Cad, cari cewek sana, jangan jualan mulu."

"Sialan lu Bob. Btw kenapa daritadi lu liatin gua mulu, (name)?"

Diam-diam, kamu memang sedang memperhatikan Richard yang tak kunjung memakan buah pemberianmu. Karena, kalau Richard makan, pastinya dia bakal buka masker, kan? Dan selama hampir setahun berteman kamu ga pernah lihat wajah asli merchant yang satu ini.

"Ayo makan, kak," pintamu sambil terus memerhatikannya.

"Wah, kayaknya memang harusnya gua gak masuk ke sini, deh." Richard bangkit berdiri dan membawa mangkuk isi buah-buahanmu. "Makasih buahnya, (name)! Oh ya satu lagi... Kalian kalau pacaran jangan di sekolah napa!"

"Eh! Buah-buahankuuu! Maliing!" Kamu berteriak saat Richard berlari keluar kelas.

"Eh, udah name biarin, lagian sisa mangga yang asem doang." Boby memegang tanganmu untuk menenangkanmu. "Lagian... Dia ada benarnya juga."

Baru saja kamu mau protes kalau kamu sedih karena ga jadi liat wajah Richard, perhatianmu teralihkan ke ucapan Boby. "Hah? Ada benernya bagian mana?"

"Itu lho... Pacaran jangan di sekolah." Boby terlihat ragu. "Jadiii... Mau ke rumahku sekarang?" tanyanya malu.

Kamu mengangguk mengerti dengan apa yang dia maksud, tapi ada satu hal yang mengganjal di pikiranmu. "Pfft.. Kok mintanya malu-malu segala sih?"

"Iya juga, yaudah gini deh..." Boby bangkit berdiri dan menarik tanganmu. "Kamu ikut sama aku. Aku culik kamu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cute Senpai! (Boby Troublemaker x reader) 𝙴𝙽𝙳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang