Hari pertama

20 10 5
                                    

Aku menggerutu kesal, tanganku tidak berhenti mengganti siaran tv. Selalu dan selalu, sekarang mamanya sedang naik daun, pastinya tv tidak segan-segan merekam topik viral tersebut. Siapa sih yang tidak kenal Angelina Sheeva, yang terkenal dengan catwalk nya yang mengesankan dan wajahnya yang ayu rupawan. Iya mamaku seorang model, hanya karena harus menerima perjodohan bisnis dengan teman kakek mama terpaksa harus menikah, tidak sampai situ saja dia juga harus menghasilkan seorang anak untuk penerusnya dimasa depan, dan itu aku. Sekarang karena masalah dimasa lalu, aku harus kena imbasnya, tidak seperti kebanyakan orang tua dan anak yang selalu menyayangi, tapi menurutku ini lebih seperti profesionalitas saja didepan kamera seperti keluarga cemara yang saling mencintai.

Cih!

Blake Bima Nathan. Papa tidak beda jauh dengan mama, sibuk dengan lembaran berkas yang menumpuk dikarenakan perusahaan yang sudah ada beberapa cabang. Pulang hanya makan, mandi, dan tidur, setelah itu pagi buta berangkat ke kantor, dan pulang larut malam. Lama-lama aku terbiasa juga. Aku ingin seperti kebanyakan keluarga yang selalu bertukar cerita dan bersenda gurau. Hanya saja aku dipaksa kuat oleh segala tekanan.

Sampai ini saja aku ceritakan keluargaku yang membosankan. Aku harus naik kekamar lalu tidur yang nyenyak. Besok aku sekolah, melihat hasil nilai ku. Jika aku berada diurutan bawah, otomatis aku terdepak dan pindah sekolah lain. Saat aku telusuri di internet sih katanya di SMA Galaxy itu terdapat kelompok nilai, nilai terbawah berwarna merah yang sudah pasti harus keluar, kedua oren yang berada dinilai masih bisa masuk ke sekolah tapi sudah termasuk golongan orang yang nyaris tidak lolos, biru orang pintar tapi belum mencapai golongan orang jenius terakhir hijau orang paling jenius dan pasti pintar. Itu yang aku tau dari internet, dan mungkin aku termasuk kelompok biru atau mungkin oren aku tidak sepintar itu menurutku.

°°°°

Sedikit informasi baju hari ini adalah bebas dan aku mengetahui tata letak sekolah karena sempat berkeliling. Perlu diingat murid-murid belum pasti lolos. Sesampainya disekolah aku melihat murid-murid sedang berduyun-duyun untuk melihat papan informasi yang sekarang sudah berkerumun. Mengendikan bahu, kakiku melangkah menuju kantin. Biarlah penasaran urusan belakangan.

Setelah perutku terisi, aku langsung berjalan menuju papan informasi. Suasananya sudah lenggang. Sehingga aku bisa melihat jelas papan lembaran tersebut.

Deg

Jantungku berdegup cepat. Kaki reflek melangkah mundur dengan perlahan. Masih tidak percaya, tangan mulai mengusak mata.
Nama dengan tulisan berwarna hijau berada di tulisan atas bertuliskan Amberly Adelaide Shavonne dengan jelas.
Oh tidak, dirinya mengalami masalah besar. Pasti saat ini, ia sudah diperbincangkan murid-murid, aku tidak suka keramaian tolong.

°°°°°


Seorang gadis dengan tangan telungkup dan rambut yang menutupi wajahnya, tidur dengan pulasnya didalam kelas.

Tuk

Tuk

Tuk

Heels tinggi berwarna merah mengetuk lantai dengan santai. Wanita dengan rambut tergelung rapi mulai masuk kedalam kelas. Namanya Miss Nadya.

"Guys!" sapa guru itu, logatnya terlihat kebarat-baratan.

"Yes, Ma'am." Serentak membalas ucapan. Mata guru itu mulai memindai kelas. Sebelum akhirnya memicing kearah meja urutan 2 pojok kanan.

"Siapa itu!" sentaknya dengan nada tinggi.

Gadis disebelahnya mendengus, menyebalkan sekali teman sebangkunya ini.

Beberapa waktu lalu...

Zeline melangkah santai ke kelas, mencari bangku, dan duduk.

"Hai," sapa Zeline dengan lembut. Tidak ada balasan dia berbicara lagi, "gue duduk disini ya?"

"Hmm, serah lo," balas Berly menyerupai gumaman, matanya terpejam, posisinya siap tidur.

"Sombong banget ni bocah, baru aja ketemu, huh!" menggerutu kesal.

Zeline Zakeisha, rambutnya curly hasil catokan, bulu matanya lentik, bibir tipis dan hidung yang tak terlalu mancung, bandana berwarna biru tua menyerupai langit malam disertai bintang, dan kalung hitam ketat juga bintang yang menggantung disana.

"Bangunlah girl, Miss Nadya sudah datang," suruh Zeline.

"Hmmm." Kepalanya mulai mendongak, matanya menyipit menyesuaikan cahaya masuk di retina mata.

"Canis lupus familiaris!" batin berteriak. Kesialan kedua.

Segera saja ia menampilkan wajah datar.

"I'm sorry Miss," ucap Berly. Membiarkan keterpanaan murid-murid melihat wajahnya. Bagaimana tidak, visualnya termasuk diidam-idamkan orang. Rambut hitam legam lurus, manik berwarna biru laut, hidung mancung bak perosotan, bulu mata lentik, dan bibir tipis pink alami, terakhir kulit putih orang barat.

"Ehmm!" Guru itu berdehem keras, menyadarkan murid, melanjutkan perkataan,"baiklah."

"Saya disini selaku wali kelas kalian." Perkenalan dan obrolan pendekatan sesama murid dan guru berlanjut.

Kringgg!!

Miss Nadya beranjak dari duduk, diikuti murid lapar menuju kantin.

Berly hanya diam duduk dikelas. Bangku belakang menghampirinya.

"Hai gue Anwa Evania panggil Wawa aja, mari kita berteman."
Gadis riang, muka baby face, dengan jepitan rambut lucu. Aksennya seperti orang Jawa, medok. Tetapi muka tidak sebanding dengan sifatnya, dia si ratu gosip.

"Gue Sally, Sally Kathleen.
Banyak gelang manik-manik menghiasi tangannya, muka indonesia asli, anting berbentuk bunga. Terlihat seperti orang kaya.

"Aurestela Lesham Shaenette, panggil Tela aja."
Seragam sangat rapi, hiasan wajah tipis natural, tangannya terdapat jam.

"Zeline Zakeisha, kali aja lo lupa."

 Bersambung....

AnagapesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang