Hai-hai! Aku coba bikin cerita ringan baru nih! Hihihi, semoga kalian suka yah! Sending you much love! Xoxo
***Evelyn's POV
"Sex friend?" Aku menatapnya tanpa berkedip.
Ujung bibirnya melengkung naik, lalu dia mengangguk tipis.
Pandanganku menelusurinya dari atas lalu turun kebawah, dan kembali naik sampai ke wajahnya, yang sialnya terlalu menarik untuk kupandang, "Boleh aja," Anggukku dan melanjutkan, "Dengan satu syarat."
"No relationship, no emotions, just sex. This one right?" Seperti bisa membacaku, dia menyebutkan rentetan kalimat yang ada di kepalaku.
"Deal." Aku tersenyum, membuatnya berjalan selangkah mendekat kearahku.
"Trust me, Eve," Dia mengulurkan satu tangannya dan mengambil ujung rambutku, "Gue tau cara mainnya." Lalu mencium helaiannya dengan mata tetap tertuju menatapku.
"Kak Jo," Panggilku sebelum aku terhipnotis dengan sepasang mata coklatnya yang selalu menyorot begitu dalam, "I don't want sex. I want a sex game."
Kak Jo terlihat masih mencerna ucapanku, jadi aku meraih rambutnya yang agak ikal, lalu memainkan jariku disana, "Bisa lo jelasin?"
Aku terkekeh melihat kebingungan di wajahnya yang biasanya selalu tampak seksi menggoda, "Jadi.." Aku menggantung ucapanku untuk membangun tensi diantara kami, dengan jemariku yang bergerak menelusuri daun telinganya, "Kak Jo bisa lakuin apapun yang Kakak mau sama aku, dan aku juga bisa lakuin semua yang aku mau sama Kak Jo.. Kecuali seks."
"Jadi?" Dia mengulum bibir bawahnya.
"Jadi.., foreplay is okay. Tapi yang minta berhubungan seks duluan, dia yang kalah, dan saat akhirnya both of us having sex, artinya kita selesai. It's a game over."
Kak Jo bersiul dan menahan senyumnya hingga kedua lesung pipinya tercipta, "Super seru. It's a deal then." Dia menarik helaian rambutku tidak kasar sama sekali, hingga wajah kami saling berhadapan dan hidung kami saling menyentuh, "Ayo kita liat, siapa yang bakal kalah."
"Atau siapa yang akan menang-" Tanpa membiarkanku menyelesaikan perkataanku, Kak Jo sudah memiringkan wajahnya hingga bibir atasnya menyapu bibir atasku. Aku tersentak karna kupikir dia akan menciumku, tapi ternyata dia hanya ingin menggodaku. Dia kembali tersenyum miring saat menyadari reaksiku. Tapi aku tau lebih baik. Maka dengan cepat, bibirku sudah bergerak menyusuri daun telinganya, dan aku bisa mendengarnya menahan nafas akibat tindakanku.
Kak Jo menahan belakang kepalaku dan jemarinya meremas rambutku.
Aku tersenyum, membuka mulutku untuk menyapukan bibirku hanya nyaris hingga menyentuh daun telinganya, tapi aku tau, nafasku yang mengenainya mampu membuatnya semakin tidak sabar dengan diriku.
"Lo mancing gue, Eve?" Desisnya dengan suara yang lebih berat, menandakan bahwa aku telah berhasil menaikkan gairahnya.
"It's a game, Kak, remember?" Bisikku lagi disamping telinganya hingga membuat remasannya pada rambutku kembali menguat, "We're playing here.."
"Geez," Dia menggeleng pelan dan mendengus tipis, "Sorry, my bad." Ujarnya kemudian meraih tengkukku, "Gue nyaris lupa berhubung lo terlalu cantik, Iona Evelyne." Desisnya pada tengkukku dan menarik nafas disana.
Aku menggigit bibir bawahku merasakan hangat nafasnya diiringi wangi mint ciri khasnya yang memikat, "Don't sugar coat me, Kak Jonathan Adam." Balasku menahan untuk tidak menunjukan respon kepadanya, "Atau aku harus mulai panggil Kakak dengan nama Adam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is a SEX Game
Romance18++ vulgar & contain sexual words. Evelyn's POV Hai, aku Eve! Aku merasa hidupku cenderung seperti roller coaster, apalagi sejak aku semakin dekat dengan kedua lelaki ini. Saat yang satu ingin menjadikanku sex friend-nya, tapi kenapa yang satu mala...