Evelyne's POV
Dan saat aku hendak menjilati juniornya yang tegak lurus ini..
Oh sial,
Aku segera menegakan tubuhku seraya menepuk jidat, "Kak, sorry! Kita tunda dulu ya hari ini!" Ujarku dan buru-buru merapihkan pakaianku.
Kak Jo masih menatapku tidak mengerti, diantara sadar dan tidak, "I mean.. it's okay, tapi kenapa, Eve?"
Aku menghela nafas panjang, "Aku lupa matiin kompor!" Keluhku sembari mengancingi bajuku, "Kak Sam nggak bakal cek hapenya dijamin! Terakhir kali aku lupa matiin kompor, dia juga nggak ngecek ke dapur sampe malem, untung pas Mama Papanya pulang malem ada yang matiin. Hari ini dia bakal sendirian dirumah, aku takut kebakaran!"
Kak Jo langsung tertawa dan mengacak-acak rambutku, "Lo tega ninggalin gue dalam kondisi begini?" Godanya sembari melirik kearah juniornya yang masih berdiri tegak lurus dibawah sana.
Ups.
"Besok ya dilanjut!" Cengirku lalu langsung bergegas membuka pintu mobil.
"Okay, besok berarti double ya, sekalian pembalasan hari ini," Dia mengedipkan sebelah mata sembari tersenyum miring menghadapku. Aduh, senyumnya manis banget.
Aku segera mengangguk lalu turun dari mobil, "Bye, Kak!"
***
Setelah mematikan kompor di dapur, aku langsung naik ke lantai dua menuju kamar Kak Sam. Aku membuka pintunya setengah didobrak, tapi malah menemukan manusia ini tengah tertidur lelap bak mayat setengah bugil. Aku berdecak sebal. Benaran deh, kalau ada maling, dijamin nyawanya yang akan terbang paling awal. Mana dia masih hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya semata. Kadang kecuekannya ini membuatku ingin marah-marah terus dengannya.
Aku berniat membangunkannya, tapi entah kenapa tiap kali melihat wajahnya yang tertidur begini kadang aku jadi tidak sampai hati. Soalnya meskipun mengesalkan, dialah yang paling memperhatikanku. Dan tidak peduli sesering apa kami bertengkar, Kak Sam adalah orang paling pertama yang akan maju paling depan untuk melindungiku.
Yah, walau kadang aku ingin sekali dia sedikit lembut terhadapku.
Jadi aku menelan semua ocehanku, dan menggantinya dengan sebuah senyum meskipun dia tidak bisa melihatnya. Karna aku juga ogah membiarkannya melihatku tersenyum menatapnya sepert ini.
Aku menyingkirkan helaian rambut yang berada di wajahnya. Memperhatikan bulu matanya yang panjang dan alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, garis wajahnya yang tegas, juga bibirnya yang..
Tanpa kusadari, ibu jariku menyentuh bibirnya.
Dan teringat dengan perkataan yang dia ucapkan pada Kak Jo barusan. Hei, aku tidak sengaja mendengarnya kok, berhubung percakapan keduanya terdengar cukup jelas dari balik pintu.
"Mungkin karna di mata gue dia bukan cewek."
Suara Kak Sam masih terdengar jelas dikepalaku saat mengucapkannya.
Apakah meskipun hanya sekali,.
Kak Sam tidak pernah menatapku sebagai seorang wanita?
***
Samuel's POVAku mengucek mataku yang terasa berat banget dan mengerjap-ngerjap sesaat.
Sudah jam berapa ini?
"Kak Sam, udah bangun?" Tanya satu suara yang membuatku agak terlonjak kaget.
"Eve!" Sergahku saat mendapatinya yang tengah tiduran di sofaku disebrang ranjang, "Loh? Bukannya lo tadi udah balik sama Jo? Kapan lo kesini lagi?"
"Tadi aku balik lagi kesini soalnya lupa matiin kompor. Aku takut kebakaran. Kak Sam kan udah pasti nggak bakal ngecek ke dapur, mana sendirian pula hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is a SEX Game
Romansa18++ vulgar & contain sexual words. Evelyn's POV Hai, aku Eve! Aku merasa hidupku cenderung seperti roller coaster, apalagi sejak aku semakin dekat dengan kedua lelaki ini. Saat yang satu ingin menjadikanku sex friend-nya, tapi kenapa yang satu mala...