Hai hai! Thankyou ya yang sudah baca, komen, dan votes!
Enjoy it guys! Mari kita ombang-ambingkan kapal-nya❤️ sending you much love!
***Evelyne's POV
"Eve, kenapa leher lo?" Tanya Kak Sam seraya memicingkan matanya.
"Oh," Aku memegang leherku yang sudah pasti kemerahan karna perbuatan Kak Jo barusan, "Kejedot pintu."
"Kejedot pintu???" Pekik Kak Jo sebelum tawanya menyembur keluar.
"Lo tuh terlalu ceroboh, Eve." Kak Sam hanya menggeleng lalu kembali melanjutkan membuka dan mengeluarkan semua isi makanan yang barusan saja ia beli.
Aku bisa melihat Kak Jo yang seketika terbelalak menatap Kak Sam tidak percaya, kemudian menoleh kearahku dengan heran, "Dia percaya?" Bisiknya tertahan padaku.
Aku mengangguk, "Dia beneran sepolos itu sih."
"Apaan bisik-bisik?" Cecar Kak Sam kepadaku dan Kak Jo bergantian, "Lo berdua terlihat mencurigakan daritadi tau,"
"Mencurigakan kenapa?" Balasku santai lalu mengambil duduk didekat meja kecil ditengah kamarnya.
"Ya, mencurigakan aja." Walau sekilas, aku bisa melihatnya berusaha menghindari tatapan mata denganku. Hal yang langka berhubung Kak Sam hampir selalu ngegas dengan mata menyorot tajam.
"Udah, ayo makan dulu. Daritadi pada ribut laper tapi nggak makan-makan." Ujar Kak Jo dan menyediakan piring yang barusan dia ambil dariku, kemudian mulai menempatkan setiap makanan kami ke piring masing-masing.
Karna aku sudah terbiasa melihat mana lelaki yang baiknya dibuat-buat, juga mana lelaki yang memang pada dasarnya gentle, maka mau tak mau aku bisa segera menyimpulkan bahwa Kak Jo masuk kategori yang kedua.
"Kak Jo punya adik ya?" Tebakku saat dia menyediakan sendok garpu diatas piringku juga.
"Iya. Kok tau?" Tanyanya balik.
"Keliatan aja." Aku tersenyum membuatnya melirikku sekilas sebelum ikut tersenyum. Gawat, kenapa senyumnya ganteng banget. Mana lesung pipinya itu loh,. "Aduh!" Aku memegangi jidatku yang disentil Kak Sam, "Apaan sih!"
"Gue geli liat lo berdua cengar-cengir nggak jelas daritadi!" Dengusnya menyebalkan, membuat Kak Jo langsung tertawa lagi.
Aku hanya bisa bersungut sebal.
Kalau dia tidak lebih tua dariku, sudah pasti akan langsung kubalas dengan sentilan maut puluhan kali lipat.
***
Jonathan's POVDasar Sam tolol.
Siapa suruh dia tidak mau mengakui perasaannya sendiri? Jangan salahkan aku kalau dia berakhir uring-uringan akibat kedekatanku dengan Eve. Lagipula, aku hanya menganggap Eve sebagai sex friend semata, jadi sebetulnya Sam juga bebas saja mau melakukan apapun yang dia mau. Itupun kalau dia mau mengakuinya ya, karna aku tau baik Sam maupun Eve, sama-sama terlalu gengsi untuk mengakui perasaannya masing-masing.
Ketika kami semua sudah selesai makan, Sam yang daritadi sudah kegerahan langsung bergegas mandi dikamar mandi didalam kamarnya.
Dan ketika Sam menutup pintu kamar mandi, aku langsung menarik Eve dan melumat bibirnya. Aku menahan tengkuk dan meremas pinggangnya. Aku tau dia juga sudah menahan dirinya sedari tadi. Kedua tangannya mengalungi leherku, membuatku semakin bernafsu untuk memasukan lidahku diantara bibirnya.
"Emm," Erangnya samar saat lidahku menerobos memasuki mulutnya, "Kak Jo.. jangan pake lidah.." Bisiknya tanpa suara nyaris menyerupai desahan, namun malah membuatku semakin ingin melanjutkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is a SEX Game
Romansa18++ vulgar & contain sexual words. Evelyn's POV Hai, aku Eve! Aku merasa hidupku cenderung seperti roller coaster, apalagi sejak aku semakin dekat dengan kedua lelaki ini. Saat yang satu ingin menjadikanku sex friend-nya, tapi kenapa yang satu mala...