Samuel's POV
Aku tidak tau apa yang merasukiku, karna di detik selanjutnya yang kuingat hanyalah bagaimana aku merasakan bibirku yang saling menghisap dengan bibirnya.
Aku menggigit bibir bawahku, dengan satu tanganku yang lain meremas juniorku naik turun semakin cepat. Aku nyaris mencapai klimaksku.
Brengsek.
Namun sebelah tubuhku malah menyenggol keran shower hingga pancuran airnya berhenti. Hingga otomatis membuatku menghentikan tindakanku serta semua imajinasi liar yang berputar di kepalaku.
"Kak Sam," Panggil Eve dari balik pintu kamar mandi, membuatku otomatis menyabet handuk dari gantungan, "Aku pulang ya!" Serunya sebelum aku sempat menyahutinya.
"Sama siapa? Gue anter aja bentar!" Balasku buru-buru dan melilit handuk di pinggang.
"Udah nggak usah! Aku balik dianter Kak Jo aja!"
Aku segera membuka pintu kamar mandi, "Langsung pulang ya. Jangan kemana-mana lagi." Ujarku mengingatkan.
Eve hanya bergumam menyahutiku, lalu mengambil tas-nya, "Bye, Kak!" Serunya lagi kemudian bergegas keluar dari kamarku, "Tadi dibawah aku udah angetin makanan juga buat Kak Sam makan malem,"
"Iya, thanks."
Eve hanya mengangkat alis lalu menutup pintu kamarku dari luar.
Sekeluarnya dia dari kamarku, aku langsung membanting tubuhku diatas kasur, dengan kedua tangan menutupi wajah.
Sial.
Kenapa belakangan ini aku jadi sering membayangkan dirinya seperti ini?
Dan bagaimana caranya agar aku bisa melihatnya lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya?
Belum lagi Jo yang juga mendadak mengakui ketertarikannya pada Eve.
Argh, aku jadi uring-uringan tidak jelas begini.
***
Jonathan's POVSaat Eve membuka pintu mobilku, aku tersenyum menyambutnya saat dia duduk di kursi penumpang disampingku.
Dia tersenyum membalasku dan ketika pintunya ditutup dari dalam, aku segera menariknya keatas pangkuanku. Aku suka bagaimana dia bisa menyeimbangiku tanpa merasa kaku sama sekali.
"Let's continue here," Bisikku dan menghisap tengkuknya penuh gairah, Eve meremas rambutku sementara satu tangannya yang lain bergerak membuka kancing-kancing kemejaku.
"Okay," Ucapnya dengan bibir menyapu telingaku, membuat bulu kudukku meremang karnanya.
Dengan segera, aku ikut membuka kancing-kancing kemejanya.
"Come here," Aku meraih wajahnya dan langsung melumat bibirnya. Eve membalas ciumanku dengan memasukan lidahnya kedalam mulutku. Oke, jadi dia lebih menyukai ciuman yang basah. Jadi, aku langsung membalas lidahnya dengan lidahku. Kedua bola matanya yang memandangku, mampu membuatku mengetahui bagaimana dia menikmati ini.
Satu tanganku bergerak membuka branya, dan kedua tangannya kali ini bergerak membuka kancing beserta resletingku. Gawat, sebelum dia membuatku kehilangan pengendalian diriku, aku harus lebih dulu membuatnya kehilangan dirinya. Maka saat kaitan branya terlepas, aku langsung menangkup kedua dadanya dan meremasnya perlahan.
"Aahh," Erangnya begitu seksi hingga aku tidak bisa menahan seringaiku ditengah ciuman kami.
"Enak?" Bibirku bergerak menuruni bibirnya, "Baru awal, Eve.." Godaku mengingatkan tanpa berhenti memainkan kedua buah dadanya yang sangat pas di tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is a SEX Game
Romance18++ vulgar & contain sexual words. Evelyn's POV Hai, aku Eve! Aku merasa hidupku cenderung seperti roller coaster, apalagi sejak aku semakin dekat dengan kedua lelaki ini. Saat yang satu ingin menjadikanku sex friend-nya, tapi kenapa yang satu mala...