[ SEBAGIAN CERITA MASIH DI PRIVATE ]
[ FOLLOW DULU BARU BISA BACA ]
Menceritakan :
Sosok Syeara Roselia Bratadikara, gadis cantik yang memiliki aura membunuh yang begitu pekat membuat siapa saja akan takut padanya jika bertemu gadis itu, sayangnya i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 1 : Berpindahnya Jiwa
°°°
----o0o----
"Eungghh.."
Ringisan kecil terdengar dari mulut gadis itu. Diseluruh tubuhnya sangat sakit, itu yang ia rasakan. Perlahan-lahan ia mulai mengerjapkan matanya
Dilihat lah ruangan bernuansa putih dan bau obat obatan yang masuk di indra penciuman, ia merasakan dirinya yang berada di brankar rumah sakit.
Matanya mulai memancar mencari keberadaan orang tua nya "Mommy sama Daddy gue kemana?, anaknya tertembak gini kagak di temenin!" Gerutu gadis itu
"Shhh..."
"Anjir sakit banget badan gue!," Ringisnya kesakitan
"Eh tunggu. Kok gue masih hidup secara kan, gue di tembak tepat di jantung gue, mana tiga peluru lagi yang nancep!" monolognya
"Terus ngono juga napa kepala gue di balut, gue kan luka nya di dada bukan di kepala, woy!" di tengah keheranannya seorang lelaki berjas memasuki ruangan itu bersama kedua perempuan yang ia yakini anak dan ibu.
Ceklek...
"Rea, Kamu sudah bangun?. Bagaimana kabarmu, Apakah tubuhmu masih sakit?" Tanya wanita dengan pakaian mewahnya yang baru saja datang dengan dua orang pria dan seorang perempuan yang ia yakini umurnya tak jauh beda darinya
"Anjir, nih janda saha coba?, mana sok kenal lagi ma gue." batin nya menatap nyalang wanita di depannya.
"Rea kamu baik baik aja, 'kan?" ujar wanita itu dengan raut wajah di bikin se-khawatir mungkin.
Ia menatap tak percaya wanita di depannya ini "Rea?, Rea saha anying ah. Nama gue bukan Rea aelah!" ucapnya pelan. sangat pelan hingga tak di dengar oleh siapapun
"REA!!. JAWAB PERTANYAAN MAMAH MU DIMANA TATA KRAMA MU HAH?!" bentak si pria berjas itu dengan wajah yang memerah padam.
Benar saja, kini ia telah tergelonjak kaget. Mungkin saja jantung nya sudah berpindah ke dengkul.
"Wah, gilee nih duda anak sepuluh main bentak bentak gue, kirain gue anaknya!" sarkas nya dalam hati sembari menatap pria itu nyalang.
Mata nya beralih menatap wanita di depannya dengan raut wajah pura-pura khawatir. "Ini juga Mommy gue dari mananya coba, dari tai idung nya juga gue tau kalo ini bukan Mommy gue!" batinnya panjang lebar
