O8. Wild At Heart

238 43 1
                                    

Gara sampai di pekarangan rumah Julia, gadis yang sedang berulang tahun. Sudah ramai teman-temannya yang datang, sedikit Gara kenali teman-teman se-jurusan nya, mungkin Julia tipe yang suka bersosialisasi jadi teman-temannya tak hanya dari jurusannya saja.

Gara hanya memakai kaos hitam dipadu dengan jaket berwarna hitam dan celana berwarna hitam. Ia mengusak rambutnya sebentar lalu masuk kedalam.

Gara menghampiri Lingga yang tengah duduk bersama kekasihnya, Gara bergabung yang langsung disambut oleh teman-teman Lingga. Julia nampak sangat cantik dengan dress berwarna maroon, di depan juga berdiri meja dengan kue yang cukup besar dan banner bertuliskan Happy Birthday Julia.

Acara tiup lilin sudah selesai, sekarang berganti dengan acara minum minum. Julia dibebaskan untuk meminum minuman beralkohol, ia juga sudah mendapat izin dari orang tuanya. Hanya acara kecil, minum minum, mengobrol, atau sekedar bernyanyi, berdansa, seperti di club.

Hanya melarang untuk melakukan hal-hal senonoh, karna ini acara ulangtahun bukan dugem.

Gara mengedarkan pandangannya, mencari Kalinda yang katanya di undang malam ini. Karna suasana cukup ramai membuat Gara susah untuk mengenali, ia duduk di sofa dan meminum gelas yang sudah terisi whisky.

"Sendiri aja lo, ga ikut yang lain?"

Lingga menghampiri Gara yang duduk sembari mendongakkan kepalanya, memejamkan mata menikmati whisky yang membasahi tenggorokannya.

"Lo aja, gue males."

"Ah ga asik lo, ga mau samperin si Linda? Itu lagi ngobrol sama Jule."

Lingga menunjuk dua gadis yang tengah tertawa, Gara membuka matanya lalu menatap Kalinda yang asik mengobrol dengan Julia.

Kalinda tampak berbeda malam ini, dengan dress berwarna hitam membuatnya semakin cantik. Kenapa Kalinda suka sekali memakai dress berwarna hitam? Pikir Gara.

Kaki jenjangnya yang putih, dengan high heels berwarna hitam, membuat Gara tak bisa untuk sekedar berpaling. Aura gadis itu berbeda ketimbang Kalinda yang sehari-hari hanya memakai cardigan atau kaos panjang biasa.

"Mingkem woi, lalat ampe masuk itu."

Gara mengatupkan bibirnya lalu menunduk, kenapa hawanya berubah menjadi panas?

"Samperin sana, ajak ngobrol kek, mumpung lagi sendiri, gebet sabi lah."

"Congor lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TENGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang