Hidup yang susah
☆
"Alessa, jangan bikin ayah khawatir. Pulang ya dek?"
Alessa mendengus, ada-ada saja orang yang menelponnya ini. Nadanya terdengar khawatir, tetapi itu hanya sebuah kebohongan belaka. Orang itu sama saja dengan pria yang disebut 'ayah'
Ia muak.
Alessa mematikan ponselnya secara sepihak. Gadis itu kemudian membuang secara bar-bar ponsel milik satu-satunya itu pada ubin lantai.
"Mahal itu."
Alessa mendongak, menatap seseorang yang baru datang dengan menggunakan seragam acak-acakan. Tak sadar senyuman di bibirnya mengembang.
"Kok cepat banget? Kamu gak belajar?"
Ascel menggeleng, ia berjalan lalu duduk disebelah Alessa. Tanpa aba-aba langsung memeluk Alessa dengan pelan. "Aku gak bisa kalau gak ada kamu disekolah," ucapnya dengan nada yang terdengar manja.
Alessa mengerutkan keningnya. Ia melepaskan diri dari pelukan Ascel. "Minggu lalu katanya mau bunuh aku, kenapa sekarang kembali gini? Sana kamu!"
Ascel menghela nafas. "Maaf ya sayang? Itu cuman akting hehe."
Alessa diam tak membalas Ascel. Gadis itu lalu berlalu dari hadapan Ascel.
"Sayang, hm?"
"Ayah kenapa aku yang selalu disalahkan?!"
"Kakak yang salah bukan aku!"
"Karena kamu bukan anak kandung kami!"
Alessa menghembuskan nafasnya, adegan terakhir sebelum ia meninggalkan rumah terngiang-ngiang di dalam kepalanya.
Ia sudah tau kebenarannya, ia sudah tau alasan dibalik ketidakadilan yang selama ini dirasanya.
Alessa tau akan datang hari dimana 'ayah-nya' akan mengatakan kebenarannya. Tetapi entah mengapa setelah mendengarkan semua kebenaran Alessa merasa sangat sesak. Apalagi selama ini Ia tidak pernah diperlakukan adil.
Ia menatap langit dari jendela. Ingin rasanya berteriak agar semuanya menjadi lega, namun itu hanya sebuah pikiran dalam benaknya. Sekarang ia harus berusaha untuk memikirkan kedepannya. Ia tidak mungkin akan tinggal di tempat Ascel selamanya 'kan?
Dan Ascel, banyak yang ia sembunyikan dari Alessa.
-
"Lo tau gak pacar lo itu dekat sama Kirana? Lo gak marah gitu?"Alessa tertawa kecil, ia melirik gadis disebelahnya dengan tatapan mengerikan. "Mau lo apa, hm?"
Gadis disebelahnya langsung merengut, ia berjalan meninggalkan Alessa yang sedang kalut dalam pikirannya beberapa hari lalu.
Dimana ia menangkap basa pacarnya bersama Kirana, kakaknya.
Alessa mengepalkan tangannya, mengingat hal itu membuat ia muak. Dari awal begitukan? Kirana selalu ingin merebut apa yang Alessa miliki.
Tapi Alessa tak ingin Ascel jatuh ke tangan kotor milik Kirana. Ascel satu-satunya milik Alessa dan Alessa tak ingin kirana merebutnya juga.
Sudah cukup, Kirana merebut kasih sayang ayah dan ibunya, ia juga merebut teman-teman milik Alessa. Tapi Alessa tak akan membiarkan Kirana merebut Ascel.
Setelah lama bergelut dalam pikirannya, ia memutuskan untuk pergi menemui Ascel.
"Ada apa Lessa?"
Alessa menatap Ascel dengan tatapan berharap, Ia meraih tangan Ascel. "Aku mau aku jauh-jauh dari Kirana."
![](https://img.wattpad.com/cover/344812554-288-k930873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
the mansion
FantasiaAlessa adalah gadis yang selama hidupnya selalu mendapatkan perlakuan tidak adil. Tiba-tiba mendapatkan undangan masuk ke mansion yang megah dari mantan pacarnya. - "Selamat datang di mansion. Apapun yang anda mau akan kami penuhi. Kekayaan? Keingi...