J= annaira
Alessa menatap kertas di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia lalu menghela nafas. Tangannya memegang pulpen, namun sudah 30 menit semenjak ia memegangnya ia belum satu kali pun mencoret kertas yang bertuliskan banyak sekali tulisan itu.
Annaira Jennifer, wanita seksi dengan wajah yang sangat cantik. Rambutnya panjang bergelombang, ia memanggu dagunya memandangi Alessa yang sedari tadi diam.
Senyuman Annaira tak pernah pudar. Ia memang jarang tersenyum pengecualian gadis didepannya ini. Entah apa yang membuat ia tersenyum begitu lebar, namun ada sesuatu yang sangat penting dari Alessa.
"Maaf nona J—"
"Annaira," potong Annaira. "Saya lebih suka dipanggil Annaira." Jika kamu yang memanggil sambungnya didalam hati.
"Ah, iya nona Annaira. Disini dituliskan bahwa saya bisa mengetahui apapun yang saya mau. Tapi ketika saya bertanya tentang —"
"Jika kamu ingin mengetahui sesuatu kamu harus menyelesaikan misi," potong Annaira. "Jika kamu ragu, saya bisa memberikan kamu waktu satu bulan untuk berpikir."
"Tapi sayang, ini adalah kesempatan pertama dan terakhir. Aku harap kamu menerimanya."
Setelah mendengarkan perkataan dari Annaira, Alessa tertunduk. Sebenarnya ada alasan kuat untuknya masuk. Selain itu ia juga butuh tempat tinggal untuk sementara ini.
"Baiklah, saya masuk ke mansion." Putus alessa. Ia dengan cepat menandatangani kontrak itu. Annaira memandanginya dengan senyuman manis, tak susah untu membuat kontrak.
"Terimakasih sayang. Kamu menemukan pilihan yang baik. Aku harap kamu bakalan beradaptasi dengan semua anggota mansion."
Alessa tersenyum datar, sekarang ia harus menghadapi segala-galanya sendirian.
-
Alessa dengan beberapa orang yang dipercayakan Annaira sekarang menuju tempat yang dikatakan Annaira sebagai 'mansion' itu.
Kali ini Annaira dan juga pria berjas tadi tidak bisa ikut mengantarkan Alessa, karena sesuatu yang dikatakan sebagai hal yang penting, Alessa hanya menanggapinya dengan mengangguk, dilihat dari sudut mana pun, annaira adalah gadis karir. Pastinya ia adalah wanita yang super sibuk.
Di sebelah Alessa, ada tangan kanan dari Annaira. Orang yang benar-benar menjadi kepercayaan Annaira, seorang laki-laki tampan yang dari tadi tak membuka mulutnya. Ia hanya diam dan memandang kedepan. Namanya Yudith, dari tampangnya yang kekar Yudith cocok menjadi seorang binaragawan.
Karena tidak ada topik yang bisa ia bicara dengan Yudith akhirnya Alessa memilih untuk memainkan ponselnya saja.
Disana terpampang nama Ascel. Ia tidak memusingkannya, ia mencari nama keluarganya namun nihil tak ada satu chat bahkan telpon dari mereka. Seperti mereka senang jika Alessa tak ada disana.
Alessa menggeleng, ia sedang berpikir apa? Dari dulu memang ia ingin melarikan dari rumah itu. Dan hari ini untuk pertama kalinya Alessa berhasil melarikan diri. Ia tidak sedih, hanya saja ia cukup kecewa dengan semua yang dialaminya.
"What do you think?"
Alessa melirik arah samping, sepertinya Yudith mengajaknya ngobrol.
"Saya hanya berpikir mengapa hidup saya begitu banyak drama?" Ucap Alessa dengan kekehan kecil di akhir kalimat.
Yudith menatapnya, lama dan akhirnya mengalihkan pandangannya ke depan. "Jangan terlalu pikiran. Kamu masih muda," ucapnya yang membuat Alessa seolah dejavu dengan perkataannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
the mansion
FantasyAlessa adalah gadis yang selama hidupnya selalu mendapatkan perlakuan tidak adil. Tiba-tiba mendapatkan undangan masuk ke mansion yang megah dari mantan pacarnya. - "Selamat datang di mansion. Apapun yang anda mau akan kami penuhi. Kekayaan? Keingi...