Ingin kekayaan? Ketenaran? Atau balas dendam?
Misi di mulai dari sekarang!
-
Awal"ugh."
Menyenderkan kepalanya pada pembatas, gadis berpakaian putih abu itu bahkan tak bertenaga untuk dapat bergerak. Setelah di pukul habis-habisan, Ia lantas berlari ke atas gedung tak berpenghuni yang telah lama menjadi tempat persembunyiannya.
Deruan nafasnya terdengar, matanya menatap lurus pada langit yang berwarna merah jambu diatasnya. Beberapa menit lagi langit diatasnya akan berubah gelap. Kini ia tak ada tujuan lagi.
Lebih baik mengakhiri segalanya hari ini.
Dirinya bangkit dengan tertatih, rasa perih dari ikat pinggang masih terasa berbekas di seluruh badannya.
Gadis itu menggapai pembatas gedung itu. Menyapu segala pandangannya ke bawah, gadis itu tersenyum miris.
Hari ini, hari terakhirnya.
"Oi, ngapain?"
Gadis yang hampir menjatuhkan diri itu berhenti. Melirik arah belakang, lalu berdecih.
"Jangan mati dulu."
Terkekeh pelan gadis itu lalu mundur dari pembatas itu.
"Apa peduli lo, Ascel? Bukannya lo sama aja."
Ascel, pemuda jangkung berpakaian seragam putih abu-abu itu tersenyum manis. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku. Sorot matanya tak peduli dengan gadis didepannya ini. "Yap, makanya dari awal gue udah bilang, kalau gue ini bahaya..."
"Tapi bodohnya gadis cantik didepan gue malah jatuh cinta dengan Ascel."
Gadis itu berdecih.
"Hari ini gue lihat sisi lain dari lo, ya? Anak yang tidak diinginkan? Ups."
Gadis itu tersungkur, ia menatap tak percaya. Jadi selama ini? bengisnya Ascel, pemuda itu berdiri menatapnya dengan tatapan yang sangat menyorotkan kebencian dan jijik.
Ascel berjalan mendekati gadis itu, sebilah pisau yang dari tadi ia sembunyikan di belakang akhirnya dikeluarkan. Ascel menodongnya.
Gadis itu sudah pasrah, ini benar-benar hari terakhirnya.
"Bunuh gue Cel, setidaknya gue pergi karena orang yang gue cinta," ucap gadis itu sambil menutup matanya.
Ascel tertawa keras.
Sepasrah itu kah gadis didepannya ini?
"Hei, buka mata lo perempuan bodoh. lo liat muka gue hari ini sebelum matahari terbenam. Lo Alessa Mariam Giio, hari ini gue undang lo secara resmi ke tempat yang tinggi, sebagai belas kasian gue kepada perempuan seperti lo."
Membuka matanya secara perlahan gadis bernama Alessa itu menatap Ascel. Pemuda itu melempar sebilah pisau itu ke tempat lain. Ascel tidak membunuhnya?
"Lo nggak bunuh gue?" Tanya Alessa.
Ascel mengindikan bahunya. "Entahlah Alessa. Daripada mau bunuh lo, gue lebih suka lihat lo hidup."
Alessa menatap langit yang mulai menghitam. "Kalau gue hidup, semua pandangan lo ke gue berubah kan?"
Ascel berjongkok didepan Alessa, menangkup kedua pipi gadis itu dengan tangannya. "Siapa bilang?"
"Bukannya udah jelas, dari tatapan lo," ucap Alessa menahan perih karena kuku dari Ascel yang menekan pada pipinya.
"Gue udah tau lo dari awal Alessa."
.....
To be continued
13th Alessa mariam giio
Student
17Ascel
?
?
![](https://img.wattpad.com/cover/344812554-288-k930873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
the mansion
FantasyAlessa adalah gadis yang selama hidupnya selalu mendapatkan perlakuan tidak adil. Tiba-tiba mendapatkan undangan masuk ke mansion yang megah dari mantan pacarnya. - "Selamat datang di mansion. Apapun yang anda mau akan kami penuhi. Kekayaan? Keingi...