2. penawaran

24 1 0
                                        




Penawaran





Di suatu tempat...

"Jadi berapa harga untuk permainan kali ini?" Tanya seseorang yang duduk dalam kotak bertuliskan Carmine.

Di kotak sebelah, pegasus. Menekan tombol merah untuk menjawab. "120 juta, taruhan untuk Ace."

"Jumlah yang terlalu sedikit untuk barang mahal Pegasus, pintar-pintar sedikit untuk menentukan harga," ucap seseorang didalam kotak bernama Lilith.

"Saya belum bilang itu dalam dollar atau rupiah."

Lilith terdiam, ia tak ingin menjawab pegasus. Ia lebih baik akan mendengar apa yang akan terjadi lagi.

"Ace terlalu bermain-main. Tiga tahun untuk menunggu itu sangat lama," kata seseorang didalam kotak bernama kitty.

"Jika Ace terus begini, ada pertimbangan jika dia akan di keluarkan dari mansion." Ucap Carmine.

"Bagaimana? Kalian masih ingin menggunakan Ace, kalau ia bermain-main seperti ini, kalau saya tidak akan."  Ini Roger.

"Roger, tenangkan diri." Dari sebuah layar tertampang seseorang dengan topeng dengan seorang wanita cantik disebelahnya.

"Ace sudah melakukan yang terbaik, sekarang si no.4 sedang datang ke kediaman Ace dan menjemput berlian, jadi tenangkan diri kalian semua para petaruh!" Ucap orang dilayar itu dengan tegas.

"No.4? Didalam taruhannya hanya ada Ace dan no.11?! Kalau begini semuanya akan kalah taruhan!" Protes Pegasus.

Orang dilayar monitor itu terkekeh pelan. "Carmine, kitty, pegasus, Roger, lilith, aulie, haiti, Margareth, xil, August, Julian, mata, maaf sekali kali ini hanya ada satu petaruh yang cukup beruntung."

"Seloim."

Disebuah kotak bertuliskan Seloim, seseorang sedang tertawa lepas. Ia menatap layar tab yang dipegangnya dengan senyuman penuh kemenangan.

Pada dasarnya memang ada dua pilihan, tapi dari itu semua ada pilihan lain. Seloim satu-satunya yang memilih pilihan lain. Dan seloim lah yang memenangkan taruhannya.

"Ini tidak adil!" Protes Haiti.

"Ini adil, dan tidak ada yang boleh mempersalahkannya lagi. Sampai jumpa 2 bulan lagi di taruhan kedepannya!"

Layar monitor mati bersamaan dengan masuknya petugas, yang membawa orang-orang didalam kotak tersebut tanpa ketahuan satu sama yang lain.

Hingga tertinggal sebuah kotak.

Orang itu keluar dari kotak itu dengan senyuman di bibirnya. "Jadi orang yang menjadi permainan ini, adalah si no.13?"

"Iya tuan s."

"Menarik."

-

"Anda siapa?"

"Ace, kamu menemukan berlian."

Alessa menatap pria berjas itu dengan tatapan tajam, ini bisa menjadi masalah jika nantinya Ascel datang. Bisa-bisanya ia menendang pintu rumah milik Ascel hingga rusak.

Alessa memundurkan badannya ketika pria berjas itu berjalan mendekatinya. Dengan cepat ia memundurkan diri menuju meja dapur.

"Saya tanya sekali lagi anda siapa?"

Smirk pria berjas itu bisa dilihat oleh Alessa. Ia panik, tangannya meraba-raba pisau dibelakang. Ketika telah mendapatkan pisau itu, ia lantas menodongkannya ketika pria berjas itu tepat didepannya.

the mansionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang