16 ~ KEMBALI KE PESANTREN

1.9K 171 2
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Pesantren Al-Hafidz, di sanalah sekarang Via dan keluarga kecilnya tinggal, tidak ada tempat lain yang lebih aman dari pesantren selama Huda belum tertangkap.

Di ruang tamu ndalem, Via tengah duduk di sofa bersama Tia dan Feli yang datang untuk menjenguk sekaligus memberi dukungan untuk Via yang baru saja mengalami musibah, meskipun Tia sendiri juga tengah mengalami musibah yang tidak kalah menyakitkan.

"Cucu-cucu nenek.. Coba liat nenek bawa apa.." seru Nyai Maryam sembari membawa sebuah piring berisi kue kering.

Seketika bola mata 3 bocah cilik yang tadinya asik bermain itu berbinar indah melihat makanan yang menggiurkan selera mereka. Dengan cepat Aqila dan Iqbal beranjak untuk berlomba mengambil kue itu lebih dulu.

"Punya Aqila.." ucapnya sembari menarik piring kue itu.

"Ini punya Iqbal.." balasnya sembari ikut menarik piring kue itu.

Pada akhirnya satu piring itu diperebutkan, mereka berdua memang jarang sekali akur, akan selalu ada yang diperebutkan. Berbeda dengan Raffa yang lebih sering mengalah pada mereka berdua, itulah sebabnya Raffa tidak pernah bertengkar dengan 2 sepupunya itu.

Aqila yang wajahnya sudah mulai cemberut itu terus berusaha memenangkan ajang tarik menarik sebuah piring kue kesukaannya, "Punya Aqila, Iqbal!"

"Gak! Ini punya Iqbal.." balasnya tidak mau kalah.

Raffa yang tadinya terdiam sembari mengerjapkan matanya memperhatikan perdebatan mereka itu tiba-tiba beranjak mendekati mereka, "Jangan berantem Aqila, Iqbal.." lerainya sembari mengambil alih piring itu.

"Iqbal yang nakal.." adu Aqila.

"Aqila pelit.." balas Iqbal masih tak mau kalah.

Raffa yang berada ditengah-tengah perdebatan Aqila dan Iqbal itu menatap mereka secara bergantian, kemudian beranjak membawa piring kue itu duduk lesehan dilantai, "Ayo sini makan.." ajaknya.

Meskipun masih merasa kesal, mereka berdua tetap menurut dan langsung duduk manis dikedua sisi Raffa. Satu persatu kue Raffa ambilkan untuk mereka berdua, dan akhirnya mereka makan bersama tanpa perdebatan lagi, membuat semua yang ada di ndalem kagum dengan Raffa yang memiliki sifat dewasa sejak dini.

Via yang sejak tadi memperhatikan putranya itu tersenyum bangga, namun sesaat kemudian senyum itu menghilang dan berganti dengan raut kesedihan. Meskipun keadaan Raffa baik-baik saja, namun Via tetap khawatir akan nasib keluarga kecilnya sebelum Huda benar-benar tertangkap.

Feli yang sadar akan perubahan ekspresi Via itu senantiasa mengusap lembut lengan adik iparnya, berharap bisa sedikit menenangkannya.

"Andai waktu bisa diputer balik.. Via mau puter ulang momen pertemuan Via sama Huda.. Via nyesel udah biarin dia masuk kedalam hidup Via.." lirih Via sembari berusaha menahan sesak di dadanya.

My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang