7. Hujan

193 21 8
                                    

"Cae, aku mau nanya. Itu kemaren siapa sih? kok bisa orang orang kayaknya ampe tunduk gitu ke dia?" tanya seorang gadis yang baru saja keluar dari salah satu pintu kamar mandi.

"Oh, itu namanya kak Sha." Caesa menjawab dengan santai, sambil nerapihkan rambut Dara. "For your info aja. You're so lucky, Dara."

Dara yang mendengar kalimat itu, lantas mengernyitkan dahi nya. Heran? tentu. Apa hal beruntungnya dibantu oleh seorang gadis yang berlagak seperti jagoan.

"Lucky? what are you talking about cae? beruntung cuma gara gara dibersihin pipinya sama cewek sok jagoan di depan banyak orang?" tanyanya dengan suara yang agak besar.

Suara Dara mengambil banyak perhatian orang orang di sana, Cae yang menyadari hal tersebut langsung menarik tangan Dara agar keluar dari toilet tersebut.

"Shttt, Dara? lo gak boleh ngomongin tentang kak Sha gede gede." Caesa panik, wajar jika dia menegur Dara. "Lo tau gak? waktu itu ada yang ngomongin kak Sha, kedengeran sama Sholic besoknya babak belur," bisik Caesa tepat di telinga Dara.

"Sholic?"

"Hmm semacam nama fans nya gitu deh. Isinya cogan berbadan om dedy, brow! serem." balas caesa.

Mendengar hal tersebut, Dara lantas tertawa besar. Dia menepuk tangannya ketika jawaban yang dikeluarkan dari mulut Caesa seperti mengada ngada.

"HAHAHA, Cae! kamu ngomong apa? aku gak ngerti. Gimana bisa orang dibabak belurin cuma gara gara ngomongin cewe ketus kayak kak Sha," balasnya.

Caesa yang melihat Dara, hanya bisa menggeleng pasrah. Karena percuma mau ngomong apapun tentang Shakeyla, gadis di depannya ini hanya akan menertawainya.

Beberapa menit kemudian, terdengar bel sekolah tanda masuk kembali kelas. Sesampainya mereka di kelas, terlihat bu Jess yang ingin segera memulai pelajarannya. Dia mempersilahkan Dara, dan Caesa masuk ke kelas.

Beberapa saat kemudian tibalah bel pulang sekolah "Sampai sini ada yang belum paham? kalau sudah paham semua saya akan tutup pembelajaran hari ini, selamat sore." pamit bu Jessi.

Hujan mengguyur seluruh kota jakarta. Seorang gadis pamit kepada temannya "Dara, gue pamit dulu ya." kedua temannya berpamitan kepada Dara, karena jemputan yang kunjung datang.

Dara membuka pasword handphone nya, membuka aplikasi berwarna hijau itu. Dia membuka kontak Nayera kemudian Jarinya mulai mengetikkan suatu pesan.

1 jam sudah terlewati, namun kakaknya ini belum sama sekali membalas bahkan membaca pesannya. Bahkan sudah berapa kali dia mencoba untuk menelponnya, namun nihil.

Dara mulai bosan, perlahan satu persatu orang disana juga mulai pergi menghilang. Sekarang, hanya Tersisa dia dan suara percikan hujan yang jatuh ke permukaan jalan saja.

"Argh, gue gimana mau pulang?!" kesalnya. Dia memutar bola matanya malas "Kak Nayera jam segini jam jam nya tidur pasti."

Otaknya bekerja dengan bimbang, dia merasa ingin menerobos hujan namun takut jika kakaknya akan marah kepadanya.

Keputusan sudah ada di tangan Dara, dia melepas sepatu nya dan kaos kaki nya dan memasukkannya ke dalam tas. Untung di dalam tasnya terdapat hoodie yang selalu Dara tinggalkan untuk persiapan jika terjadi hal seperti ini.

"Oke. Dara, siap!" serunya. Dara bersiap untuk melangkahkan kakinya.

grep

Namun, sebuah tangan mencengkram tangan mungil milik Dara. Gadis berhoodie warna pink itu nampak kaget, kepalanya menoleh ke arah tangan kananya.

"Pulang sama gue, dikit lagi maghrib. Bahaya ditambah lagi hujan," pintanya.

Seorang gadis cantik tengah memegang payung sambil memegang pelan pergelangan tangan Dara.

"Kak Sha, makasih tapi ak-" Kalimat Dara terpotong, kala Shakeyla menyambar "Gak usah bandel. Yang mau pulang bareng gue banyak, jangan sia sia-in kesempatan," balasnya dihiasi smirk.

Shakeyla membuka pintu mobil bagian penumpang dan mempersilahkan kepalanya sedikit mengangguk menyuruh Dara untuk masuk.

Dara sudah berapa kali menggelengkan kepala, namun Shakeyla hanya diam dan menatapnya datar.

Di perjalanan Dara hanya melihat ke arah kaca samping mobil, sedangkan Shakey hanya fokus dengan jalanan. Namun, sesekali dia melihat Dara lalu menunjukkan senyumnya itu.

Shakeyla mengendarai mobil menuju komplek arah rumah Dara.

Sampai sekiranya sudah sampai, ia memberhentikan mobilnya pas depan rumah Dara. "Sesuai maps yang lo kasih, okey."

Dara berterimakasih kepada Shakeyla, dan bersiap untuk membuka pintu mobilnya "Makasih banyak ya, kak."

"Jangan keluar dulu." pinta Shakey.

Gadis itu mengambil payung di belakang dan turun dari mobil. Dia membukakan pintu penumpang dan memayungi Dara sampai sekiranya berada tepat di depan pintu rumah Dara.

"Kak, makasih banyak ya. Masuk dulu yuk, kak!" tawar Dara.

"Sama sama, boleh nih?" tanyanya dengan senang hati.

Mendengar pertanyaan itu ia terkekeh kecil "Boleh, kak hehe... nanti aku siapin teh hangat."

Sepertinya Dara merasa bersalah menilai Shakeyla sebagai orang yang ketus, sok jagoan dll. Walaupun sebagian penilaian dari Dara itu benar, tetap saja Shakeyla sudah berniat sangat baik untuk membantu Dara.

Namun, perlu diingat! ini semua terjadi karena korban dari kejadian tersebut adalah Dara Khailana.

Tbc.

About U || SaidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang