1.6🥀

600 43 5
                                    

Kalo ada typo tandai yah😉

Semoga suka

Happy Reading

-T̸o̸k̸o̸h̸ F̸i̸g̸u̸r̸a̸n̸🥀-

***
Matahari yang semakin panas membuat Acha semakin sebal dibuatnya, bagaimana tidak? Saat ini dirinya sedang dihukum melakukan hormat menghadap tiang bendera hingga bel istirahat berbunyi.

" Akhh sial, andai ga begadang maraton anime, pasti ga kesiangan gue huft..." Sesal Acha di akhir, walau nyatanya hal ini tidak akan membuat dia kapok.

" Kalau kayak gini terus bisa-bisa gue berubah jadi dendeng sapi, mana pegel banget tangan gue," Acha yang sudah tidak betah berlama-lama berjemur dibawah teriknya sinar ultraviolet memutuskan untuk pergi meninggalkan lapangan.

" Bodoamat daripada muka gue gosong mending ngadem." Ucap Acha pergi menuju tempat bolos terbaik disekolah.

Beruntung tidak ada yang mengawasi di lapangan sehingga bisa membuat Acha dengan mudah bolos dari hukuman walau skenario terburuknya dirinya akan mendapat hukuman berat lainnya.

-T̸o̸k̸o̸h̸ F̸i̸g̸u̸r̸a̸n̸🥀-

Setelah berhasil menghindari beberapa guru yang lewat di koridor akhirnya Acha sampai di depan UKS. Memastikan tidak ada seorang pun di sana, membuat Acha bernafas lega.

" Akhirnya gue bisa rebahan dengan nyaman sekarang," ujar Acha mendekati brankar urutan pertama.

" Bodoamat sama hukuman, cuma telat 10 menit padahal, Osis ajojing emang."

Merebahkan diri di brankar uks yang empuk mampu membuat rasa lelah Acha hilang, mencari posisi ternyaman sebelum dirinya terlelap ke alam mimpi.

" Bisa-bisanya dia bolos kesini, dasar." Menyibak korden yang membatasi mereka, dapat ia lihat wajah Acha yang memerah dibagian pipi terlihat menggemaskan.

" Lucu." Ujarnya dengan senyum tipis, berjalan mendekati blankar Acha.

" Lo berubah, gue jadi semakin tertarik sama lo." Ucapnya dengan tangan mengelus pipi merah Acha lembut, agar sang empu tidak terganggu dengan kehadiran.

" U are only mine darl." Ujarnya mencium punggung tangan Acha dengan smrik aneh.

-T̸o̸k̸o̸h̸ F̸i̸g̸u̸r̸a̸n̸🥀-

Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu, dan saat ini Acha sudah berada didalam mobil jemputan.

" Hoamm..." Dengan muka bantal, mata sayu, terlihat jika dirinya baru bangun dari tidur. Merogoh saku celana mengambil ponselnya.

" Untung Yiyin sama Cici bangunin gue, kalo engga mampus gue." Syukur Acha. Jika kedua sahabatnya tidak membangunkan dirinya sudah pasti ia akan menginap dengan para penunggu sekolah malam ini. Memikirkan saja sudah membuat bulu kuduk Acha berdiri.

" Ihh amit amit, mana gue kemarin baru nonton eps Nadia Omara lagi."

" Tapi tunggu deh, kok mereka bisa tau gue di UKS?"

" Perasaan disana cuma gue doang, petugas yang jaga juga ga ada." Bingung Acha.

" Tau deh, yang penting sekarang gue udah pulang," mengenai masalah pulang, Acha jadi teringat kejadian Cici dengan Revan.

" Ga nyangka mereka udah pacaran aja, satset banget si Cici, mana Revan bucin banget lagi, keren Ci, aku padamu." Acha bertepuk tangan dengan keberhasilan Cici.

" Yiyin sama Asep juga udah deket, walau belum dalam tahap pacaran tapi tetep aja Yiyin bisa membuat seorang Septian yang kaku dan dingin bagai kulkas berjalan menjadi orang penurut dan banyak omong, gila coyy," Kegigihannya membuat Acha bangga dengan Yiyin, usahanya mendekati Septian selama ini tidak sia sia.

" Bravo Yin, gue bangga sama lo."

" Sahabat gue pada gercep abis.., sedangkan gue? Emang sih gue udah 'pacaran' sama Libra tapi sejak kemarin gue ga ketemu sama dia lagi, di chat aja engga-" Tiba tiba Acha membulatkan mata sempurna, menepuk jidat dengan tangannya.

" Mampus..."

" Gue lupa buat nemuin dia kemarin..."

" Jangan-jangan dia ngambek sama gue? Makanya dia ga nge hubungin gue."

" Wahh..., habis gue."

-T̸o̸k̸o̸h̸ F̸i̸g̸u̸r̸a̸n̸🥀-

Bau alkohol tercium begitu pekat, dengan cahaya remang-remang menambah kesan damai bagi seorang pemuda yang tengah menyesap rokok dengan nikmat.

" Makin kesini lo makin berani ya Cha." Menghembuskan asap rokok hingga memenuhi isi ruangan.

" Liat aja, mulai sekarang lo hanya milik gue, cuma gue."

" Gue bakal dapatin lo apapun caranya, sekali pun gue harus pisahin lo sama dia." Ujarnya dengan nada penuh ambisi.

***
"Hachim!!"

" Kok kuping gue panas ya?" Ucap Acha sembari menggosok hidungnya gatal.

-T̸o̸k̸o̸h̸ F̸i̸g̸u̸r̸a̸n̸🥀-

Bersambung...

Jangan lupa vote ygy😽
👇

Tokoh Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang