09

8 1 0
                                    



"Ya ampun sayang, kenapa bisa mereka se kiyowok ini ketika tidur, aku jadi gemes ingin mencubit pipi nya" ujar Kristal membuat Yeonjun tersenyum

"Nanti bangun jika kau cubit sayang" balas Yeonjun

"Abis nya gemes banget mereka berdua emg kayak nya udh cocok dari lahir"ujar Kristal membuat Yeonjun tertawa.

" kamu dlu emg lihat seberapa kiyowok Bryan? "Tanya Yeonjun

" tentu lah kan Bryan masih anak dari sahabat kita " balas Kristal

"Oh iya. Eh sayang lihat ayah nya Bryan membalas Tweet kita barusan" ujar Yeonjun tak percaya

*Aku mendukung mu , istri mu dan putra ku. Anak mu akan menjadi menantu keluarga han* pesan dari ayah Bryan

"Wah anak kita sudah dapat restu tinggal nikah, terus kawin, terus punya anak,terus kita  punya cucu deh" ujar Kristal

"Bunaaa, ayahh " panggil putri nya

"Ada apa sayang? " tanya Kristal langsung menghampiri Putri nya

"Aku mau selimut tambahan dia masih kedinginan" ujar Michelle

"Tunggu sebentar ya sayang buna ambilkan dlu" ujar Kristal pergi keluar

"Ayah, apah udh makan belum? " tanya Michelle kepada Yeonjun yang sibuk dengan laptop nya.

"Sudah sayang, ayah sudah makan" ujar Yeonjun masih sibuk dengan laptop nya

"ayah, istirahat ya jangan kerja terus ayah. Nanti ayah sakit gimana?" keluhan Michelle

Mendengar keluhan sang anak pun membuat Yeonjun mematikan Laptop nya dan mendekati anak nya.

"Iya sayang ayah istirahat, kamu juga ya istirahat biar cepat sembuh nanti kita ke pantai sama sama ya" ujar Yeonjun mencium kening sang anak

Tak lama Kristal pun masuk dengan membawa selimut dan menyelimuti Calmen dan anak nya. Kristal pun kembali duduk di sofa dan memeluk Yeonjun. Yeonjun yang heran dengan istri nya pun memeluk nya kemudian mencium kening nya

"Kenapa sayang hm? " tanya Yeonjun

"Sayang hiks Gimana kalau anak kita kenapa -kenapa? " tanya Kristal dengan tangis yang tertahan

"Shut kenapa hm?, berfikiran positif saja sayang. Kenapa hm? Kamu liat apa sampai berfikiran yang negatif gini. Kamu biasa nya berfikir positif loh" balas Yeonjun memenang kan istri nya itu

"Tadi aku lihat seorang anak kecil merenggang nyawa hiks, anak nya masih kecil sayang hiks. Bagaimana kalau anak kita juga begitu? Tidak sayang aku tidak mau itu terjadi hiks jangan sampai sayang hiks hiks" jelas Kristal dengan tangis di pelukan Yeonjun

Mendengar alasan sang istri pun membuat Yeonjun mengerti, rasa takut kehilangan dan naluri keibuan yang tidak bisa melihat anak nya menderita sedang menguasai istri nya yang biasa nya tenang dan positif thinking.

"Shut cup cup cup, tenang lah sayang anak kita akan sembuh aku berjanji hmm" ujar Yeonjun meyakinkan Kristal di balas anggukan  Kristal

Yeonjun dan kristal pun tidur di sofa dengan saling berpelukan.

KEESOKAN HARI NYA

Pagi ini Kristal, Yeonjun dan Bryan bersiap-siap ke sekolah/kantor, sementara Michelle sedang duduk di atas bangkar dengan wajah masam dan cemberut.

"Kamu belum boleh ke sekolah dlu ya sayang" ujar Kristal mencoba memberi pengertian kepada anak nya

"Tapi Michelle mau sekolah buna, nanti kalau Bryan di goda para pick me itu gimana? " ujar Michelle dengan cemberut

"Chagi, aku gak akan tergoda dengan mereka, karena aku punya satu tuan putri yang harus aku jaga dan aku cintai" ujar Bryan sambil mencium kening Michelle

"Bener ya? Janji tau" ujar Michelle dengan polos nya

"Janji" balas Bryan dengan senyum lebar nya

"Jadi anak ayah ini udh tenang ya, kalau sampai Bryan berpaling Ayah potong masa depan nya biar gak bisa berpaling dari kamu" ujar Yeonjun sembari mengancam Bryan, Bryan yang mendengar itu pun menundukan kepala menatap nasib masa depan nya jika itu terjadi dengan tatapan memelas.

Setelah memberi Michelle pengertian mereka pun pergi. Kemudian masuk lah 2 orang yang Michelle kenal, Clara dan Seline. Mereka masuk dan menatap Michelle dengan smirk nya. Michelle yang tak menyadari itu pun hanya tersenyum ramah ke mereka.

Mereka pun mendekati Michelle. Clara duduk di sebelah kanan dan Seline di sebelah kiri. Clara duduk sambil memegang sesuatu di tangan nya. Sementara seline sedang menyembunyikan sesuatu.

"Hay bestie, apa kabar? " sapa Clara

"Baik, lo gimana Cla? Lo juga sel?" balas Michelle

"Kami baik " ujar Seline

"Bes bes gw kasian deh liat lo, udh sakit-sakit , nilai lo turun, di kasihani cwok sendiri lag" ejek Clara

"Maksud lo apa cla? " tanya Michelle

"MAKSUD GW KENAPA LO GAK MATI AJA, BIAR GW BISA SAMA BRYAN" balas Clara dengan emosi membuat Michelle terkejut.

"Why? Gw salah apa cla?" tanya Michelle tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan salah satu sahabat nya

"Maksud gw kenapa lo gak mati? Asal lo tau gw udh suka sama Bryan dluan dari lo. Bahkan sebelum lo satu sekolah sama Bryan gw dlu udh satu sekolah tapi KENAPA LO YANG JADI CALON ISTRI NYA" jelas Clara membuat air mata Michelle turun, Michelle yang tak percaya dengan apa yang di katakan sahabat nya pun menutup mulutnya dengan tangan sembari menggelengkan kepala.

"Lo tau sekarang gw lagi hamil anak Bryan hahahaha. Dan gw yang bakal jadi istri nya BUKAN LO" jelas Clara kembali membuat Michelle terkejut dan menggelengkan kepala

"Apa lo gak percaya? Nih liat bukti nya " ucap Clara sembari menunjukan teskpack di tangan nya yang memiliki 2 garis yang menandakan dia sedang hamil.

Michelle yang terkejut dengan penjelasan Clara hanya dapat menangis dengan menutup mulut nya dan mengelengkan kepala nya.
Clara yang kesal pun membanting bingkai yang berisi Michelle dan Bryan yang berada di nakas dekat bangkar Michelle. Michelle yang melihat bingkai itu pecah hanya dapat diam.

Seline yang dari tadi melihat michelle diam pun hanya menampilan smirk dan menyuntikan sesuatu di infus Michelle. Setelah puas membuat Michelle terkejut Clara dan Seline pergi dari sana meninggalkan Michelle yang terdiam sambil melamun, memikirkan apa yang di katakan 2 orang sahabat nya itu benar.

Michelle yang sudah muak dengan semua yang dia dengar turun dan mengambil pecahan kaca dari bingkai yang Clara banting, kemudian mulai mengores tangan nya hingga berdarah. Suster yang masuk pun terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Michelle kemudian berteriak.

"NONA, HENTIKAN NONA, ANDA DAPAT KEHILANGAN BANYAK DARAH, NONA SAYA MOHON HENTIKAN, DOKTER, TOLONG DOKTER, SIAPA SAJA TOLONG, NONA SAYANG MOHON HENTIKAN" teriak panik suster tersebut melihat banyak darah yang keluar dari tangan Michelle.

Tak lama dokter datang dan mencoba mengambil pecahan kaca tersebut. Namun sebelum pecahan kaca itu di ambil Michelle batuk berdarah dan merasakan sakit di area dada kemudian menjatuhkan pecahan itu. Michelle meresakan sakit luar biasa di dada nya pun pingsan.





































TBC......
maaf kalau gak nyambung author udh gak niat heheheheheheh. Tapi cerita ini bakal author selesai ini kok jadi aman 🙏🙏😭

Rumah Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang