Ariel menghampiri Bara ke share lok yang Bara kirim dan ditu di apartmennya, setelah itu Bara mengajak Ariel keluar menggunakan mobil Bara dan mobil Ariel terparkir di garasi Bara.. Tanpa di duga oleh Ariel.. ternyata Bara mengajaknya kebasement milik Bara.
seketika bau alkohol dan asap rokokpun menyeruak.. ingat Ariel tak begitu tahan dengan asap rokok. dadanya bisa saja sesak."mau ngapain?" tanya Ariel yang kini menggunakan topi dan masker hitam di wajahnya..
"Bersihin tempat ini" kata Bara.
"oke" kata Ariel tak mau mendebat dengan Bara. sedangkan Bara tak menyangka jika gadis itu langsung meng iyakan permintaan konyolnya.. Basement yang begitu besar dan kotor dimana sampah berserakan disana namun Ariel langsung mengiyakan.. memang di basement itu sedang kosong dan hanya Ariel dan Bara yang berada disana. teman teman Bara baru saja keluar dari sana.
"Gue balik harus udah bersih semua.. awas aja kalo ga bersih habiss lo sama gue" ancam Bara.
Ariel tak mau melepas maskerya dengan cepat ia membersihkan tempat itu. namun di sudut ada pecahan botol minuman yang tak sengaja menggores tanganya hingga berdarah.. Ariel bukan orang yang lemah.. jika hanya seperti itu ia tak akan menangis.. Dibalutnya tangan yang berdarah itu dengan kaos yang ia temukan di salah satu kamar di basement.
Kaos itu dirobek lalu di ikatkan ditanganya.. yang ada dipikiranya bagaimana cara ia cepat menyelesaikan semuanya.
Setelah rapi Ariel berusaha mengatur nafasnya.. ia tak tahan dengan bau disalah satu kamar, udaranya berbau tembakau.. sungguh Ariel mulai merasa sesak namun ia segera saja menyelesaikannya.
Sedangkan Bara.. pria itu malah menginggalkan Ariel pergi dari sana.. Gila memang
hampir 3 jam Ariel membersihkan semuanya.. ia melihat jijik sampah sampah yang telah ia kantongi..
"Sialaan.. alergi gue kambuh.." kata Ariel sambil terus mengatur nafasnya.. inilah yang tak ia inginkan.. kambuh ditempat yang tidak tepat.. dan tidak ada 1 orang pun.
Ariel berusaha menelpon Bara.. namun tak di angkat.. ia benar benar harus mendapatkan oksigen kali ini.
Ariel berusaha keluar dari tempat itu dan segera menuju ke rumah sakit. dengan susah payah.. keringat sudah mengucur deras dipelipisnya.
taksi yang ia tumpangi melaju dengan cepat hingga ia sampai di rumahsakit..
dia benar benar sendirian di sini.. ia berada di ruang inap VVIP. Ariel bahkan tak mengabari siapapun. iaa hanya fokus untuk menyembuhkan alerginya terhadap asap rokok di suatu ruangan dengan waktu yang lama. jika hanya sebentar ia tidak akan seperti ini. tapi jika sudah lama ia menghirupnya maka ia pasti akan kambuh
Matanya terpejam.. dengan selang oksigen yang menempel di hidungnya.Bara yang baru balik ke basement pun mencari cari keberadaan Ariel, ia tadi pergi mencari makan untuknya dan Ariel namun di jalan ia di telfon oleh teman temannya karena ada masalah akirnya ia sampai lupa berjam jam meninggalkan Ariel.. ketika membuka ponsel ia mendapati beberapa panggilan. ia berfikir mungkin Ariel sudah pulang
keesokan harinya..
"Ariel ga masuk kemana ya.." gumam Nasya ketika bel masuk berdering namun bangku Ariel tetap kosong.
saat jam istirahat berbunyi Nasya segera menghubungi Ariel namun tak ada jawaban..
"Ga biasanya Ariel kek gini" kata Nasya lagi sembari hendak kekantin
dikantin Nasya bepapasan oleh Sera.
"Kemana bodyguard lo, gak biasanya lo kekantin sendirian" kata Sera