❝three❞

599 49 4
                                    

"Mau apa kau?!" Ucapku ketika melihat Harry di depanku, berarti sejak aku pergi dia mengikutiku. Sial!

"Aku ingin dirimu Vic. "

"Never in your wildest dream! ". Aku mulai bangkit dari duduk ku dan mencoba berlari, tapi belum sempat aku berlari Harry meraih tanganku dan aku tertarik ke belakang sekaligus terduduk di pangkuan Harry.

"Kau sungguh cantik Vic. " Seringaiannya yang mengerikan bagiku membuat ku bergidik ngeri kepadanya.

" Lepaskan aku! Menyingkir kau bodoh! " Aku mencoba melepaskan diri tapi dia terus menahan perutku agar tetap berada di pangkuannya.

Perlahan dia meletakan tangannya di atas paha kanan ku dan meremasnya pelan. Dia mulai mengesampingkan rambutku dan menciumi leherku.

Tetapi semua itu tetap saja tidak membuat sensasi apa-apa, dia mulai menggit leherku dan aku sontak menjerit.

"Kau sudah keterlaluan! Lepaskan aku. " Aku mencoba bangkit sekuat tenanga dan langsung berlari pergi, syukur aku bisa lari darinya.

Untung saja aku bisa lolos darinya, terima kasih tuhan. Sebaiknya aku kembali ke flat dan beristirahat.

Aku merendamkan tubuhku di bathtub dan sambil memikirkan kejadian yang tadi. Aku heran,mengapa Harry selalu mengejar-ngejarku, tapi aku yakin dia selalu mengejar setiap wanita yang ia temui hanya saja.. ah sudahlah itu tidak penting bagiku yang perlu kupikirkan adalah mengenai masa depanku, Aku seorang lesbian dan tidak mungkin aku memiliki anak dan dengan siapa juga aku menikah? Cord? Dia seorang bisexual banyak yang lebih baik dariku, sedangkan aku? Aku hanya bergantung pada Cord.

Kadang aku terpikir bagaimana jika manajemenku tahu bahwa aku seorang lesbian pasti mereka tidak akan menerima ini semua, karena aku yakin jika aku telah ketahuan menjadi seorang yang tidak normal pasti aku menjadi bahan ocehan masyarakat.

Cord pernah mengatakan padaku bahwa aku harus menjadi diriku sendiri dan tidak boleh memaksakan kehendak. Hanya aku dan Cord yang tau mengenai siapa aku sebenarnya, sebelum Lucy memergoki kami sedang bercumbu di dalam kamar mandi perusahaan kami. Awalnya dia memang tidak menyangka hal ini,tapi perlahan dia mulai bisa menerima dan berjanji agar tidak memberitahu siapa pun.

Tak terasa sudah sejam lebih aku berendam disini, aku beranjak bangun dan mengenakan tanktop putih dan celana tidur panjang berwarna hitam. Aku membiarkan rambutku yang basah kugerai dan aku langsung menghempaskan tubuhku diatas kasur.

Tingg..

Kudengar telefon genggam ku bergetar sebentar menandakan ada pesan masuk aku segera membukanya dan ternyata dari Lucy.

From : Lucy

Vic kau dimana?

Aku segera membalas pesannya

To : Lucy

Di flat ada apa?

Belum lagi aku bernafas dia sudah membalas pesanku

From : Lucy

Bisakah aku ke flat mu?:) ada yang perlu kubicarakan xx aku tidak membawa siapapun

Seakan dia dapat membaca pikiran ku dia tau bahwa aku memang tidak mau menerima tamu selain dirinya. Lebih baik ku izinkan saja dia kesini agar aku juga tidak kesepian.

To : Lucy

Hmm.. okay!

Baru beberapa menit saja dia sudah ada di flat ku, memang jarak rumahnya dengan rumahku tidak terlalu jauh.

" Hai Vic " Ucapnya ketika masuk ke flat ku, tampak dari wajahnya dia seperti lagi memikirkan suatu hal.

"Hi Lucy, apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku langsung to the point. Aku tipe orang yang tidak suka berlama-lama.

"Kemarin kau berbicara apa dengan Jessie? " Tanyanya curiga dan menatap kearah ku. Sial aku mulai tergoda oleh penampilannya.

"Berbicara apa? Aku tak tau- OH! Aku ingat Jessie menawarkan aku untuk berkenalan dengan pemilik perusahaan itu dan aku.. ya kau tahu aku tidak tertarik sama sekali, lalu dia seperti meletakan kecurigan kepada ku tapi aku tidak terlalu memperdulikannya." Ucapku panjang lebar kepada Lucy. Dia tampak lebih cantik jika sedang serius seperti ini. Bibirnya yang merah dan menggoda membuatku tidak tahan lagi.

"Hey! Apa-apan kau Vic! Sadarlah hey. " Aku baru sadar ternyata dari tadi aku memperhatikan bibir Lucy dan aku mendekatkan wajahku kepadanya.

"Maaf aku hilang kendali, maaf "

"Ah yasudah lupakan. Baiklah kembali ke topik, seharusnya kau harus bersikap normal kepadanya Vic." Bersikap normal? Apa maksudnya?

"Maksudmu?"

"Manajemenmu sudah tau bagaimana kau sebenarnya"

" Oh ayolah Lucy, kau datang kesini untuk membicarakan yang penting tolong jangan bercanda, aku lelah hari ini. " Mengapa dia mencoba bercanda seperti ini? Ini sangat sangat tidak lucu yang ada membuatku jantungan.

"Aku serius Vic. Untuk apa aku bercanda seperti ini, kau tahu aku selalu berbicara fakta dan aku tak tahu lagi apa yang harus ku lakukan. "

"Astaga! Bagaimana bisa?! "

●●

hello! this story become more ahajshsksjs sorry for the bad words xx im learning

and pls leave your feedbacks im evrry chapter bro x

10 VOTES!

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang