❝six❞

441 37 4
                                    

"Kau harus ikut dengan kami."

Mereka menarik ku paksa keluar. Aku memanggil-manggil Cord dan dia langsung terkejut dan mengejarku. Tapi belum lagi dia mengejarku Cord ditampar hingga pingsan oleh seorang pria berbadan kekar.

"CORD!" Aku menjerit keras dan menangis sejadi-jadinya. Dia menampar Cord. Itu perbuatan yang sangat kelewatan!

Ya. Pihak dari Manajemen mendatangiku. Menariku paksa. Aku mencoba melepaskan genggaman kedua pria berbadan kekar ini tapi nihil. Mereka sangat kuat. Benar-benar kuat.

Tanganku sakit. Mereka menyentuhku tampak seperti tidak memiliki perasaan.

Hingga aku tak sanggup menahan rasa sakitnya dan mataku perlahan terpejam dan samar-samar aku seperti mendengar suara pria-pria ini berbicara berulang kali dan tiba-tiba semuanya gelap.

••

Author's POV

"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja." John terlihat sangat panik dan stress. Ia terus bolak-balik di ruangan dari tadi.

"Aku tau, tapi tenanglah." Ucap pria yang diyakini sebagai rekan kerja John.

"Bagaimana aku bisa tenang jika semuanya seperti ini? Aku tidak mungkin duduk dan diam saja, ini akan mempengaruhi pendapatan kita Alex." John berhenti dan menghadap ke meja kerja Alex. Alex hanya duduk santai dikursi putarnya sambil menaikan satu kaki ke kaki lainnya dan memainkan penanya.

"Ya aku tahu. Tapi kita harus memikirkan ini dengan perlahan atau kita kehilangan semuanya."

"Tapi bagaimana?! Wanita itu ternyata seorang lesbian dan tidak ada yang mengetahui soal itu!" John terlihat sangat pusing mengenai persoalan ini. Ia benar-benar bingung.

"Kecilkan suaramu. Kita berada di kantor bukan dirumah bodoh!" Alex mulai geram melihat tingkah rekannya yang terus mengomel dari tadi.

John hanya mendengus kesal mendengar omonhan Alex. Tiba-tiba wanita yang pingsan dan dibaringkan dikursi telah sadar.Vic.

"A- aku dimana?" Ucapnya pelan nyaris tak terdengar sama sekali. Perlahan ia mulai membuka matanya dan melihat dua orang lelaki yang sedang beradu argumen.

"Apa yang harus kita lakukan?" John kembali bertanya pada Alex tanpa menyadari bahwa Vic telah sadar.

"Kita tidak boleh membesarkan masalah ini dan publik tidak boleh tahu."

"Tapi rumor ini sudah muncul dimana-mana sangat sulit menyembunyikannya tanpa ada alasan yang kuat."

Mereka berdiskusi panjang dan tanpa mereka sadari juga Vic mengurungkan niatnya untuk bangkit dan memilih menguping pembicaraan keduannya.

"Aku punya ide!" Alex tersenyum miring dan memutarkan kedua bolanya tanda ide yang dimiliki sangat cemerlang. "Kita carikan dia pacar kontrakan(beard)."

Alex melanjutkan perkataannya dan sontak membuat Vic membuka lebar kedua matanya hingga terlihat seperti bola matanya ingin lepas keluar.

"Apa maksudmu? Pacar kontrakan? Untuk apa?" John terlihat masih bingung dengan ide Alex.

"Oh ayolah kau sudah berusia berapa bodoh! Kalau kita mencari pacar kontrak untuk wanita lesbian itu dan memberi tahunya di publik maka orang akan menyingkirkan pikiran mereka mengenai wanita itu seorang lesbian." Alex terlihat sangat yakin dengan idenya kali ini. Benar-benar yakin.

"Kau benar Alex! Idemu benar-benar cemerlang! dengan ini kita akan tetap mendapatkan uang yang berlimpah, secara wanita itu sudah sangat terkenal dimana-mana."

Mereka bedua tertawa puas dengan ide cemerlang Alex. Berbeda dengan Vic yang menahan tangisnya mendengar hal tersebut. Ia merasa seperti management hanya menginginkan banyak uang tanpa memikirkan apa yang ia rasakan.

Oh ya tuhan cobaan apa lagi ini, ucap Vix dalam hati.

••

Vic sudah bangun dan duduk di sofa besar yang berada didalam ruangan Alex. Mereka mulai membicarakan mengenai soal pacar kontrak tadi.

"Kenapa aku bisa disini?" Ucap Vic pura-pura tidak tahu. Padahal dia sudah tahu semua ide dan otak managementnya itu. "Mengapa aku ditarik paksa?! Aku bukan hewan! Aku bisa berjalan sendiri kesini!"

Vic mengingat kejadian pada saat di flat tadi dan ia tidak mampu menahan emosinya.

"Dimana Cord? Kau apakan dia?!" Vic bangkit dari sofa dan berteriak keras menuju meja Alex. "Kemana dia?! Katakan padaku!"

Alex kembali menyengir dan menginstrusikan bodyguardnya untuk menahan Vic. "Lepaskan aku bodoh! Awas kau!" Vic berusaha melepaskan genggaman keduannya tapi sayang. Usahannya sia-sia.

Vic digiring kembali duduk di sofa. Sesekali dia mencoba memberontak tapi genggaman bodyguard Alex sangat kuat sehingga dia gagal dan hanya mendengus kesal.

ehmm "Bersikaplah santai Vic. Kau harus ten--

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG JIKA KAU MEMPERLAKUKAN KU SEPERTI INI KAU BOD--

"Oh ayolah ril--

"BODOH! BISA-BISANYA KAU MENYURUHKU TENANG RILEKS?! APA YANG KAU LAKUKAN SUNGHUH KETERLA--

"Sudahlah! Tenangkan dirimu Vic. Kau akan baik-baik sa--

"APA?APA KAU BILANG?BAIK-BAIK SAJA?" Vic menyengir meremehkan. "KAU BILANG INI BAIK BAIK SAJA?" Air mata Vic perlahan turun dari mata coklatnnya. "KAU MENARIK KU PAKSA DAN CORD DITAHAN OLEH PENYURUH SIALAN MU ITU?HA? KAU SUDAH GIL--

"AKU BILANG TENANG YA TENANG! AKU TAK MAU ADA PENOLAKAN NYONYA VICTORIA"

Semuanya kembali senyap. Hanya ada suara desakan tangisan Vic di dalam ruangan. Ia masih marah dengan hal ini. Cord ditampar tepat didepan kepala matanya sendiri dan Vic ditarik paksa dengan genggaman yang kuat.

"Sudahlah tenangkan dirimu sebentar dan biarkan aku berbicara." Alex memulai percakapan.

"Aku sudah tau semuanya Vic." Alex menghela nafas seolah dia bersimpati terhadap Vic. Tapi Vic tau bahwa itu hanya tipuan semata.

"Sudah banyak bukti yang menguatkan ini Vic. Aku memasang cctv di flat mu jadi aku tau apa yang kau lakukan bersama kekasihmu Cordelia dan mengenai Cord,dia aman bersama bodyguardku"

Vic sontak terkejut dan bangkit. Mulutnya terbuka tanda ia akan mengatakam sesuatu. Baru ia ingin mengatakannya bodyguard Alex kembali memegang kedua tangannya. Mau tidak mau Vic harus mengikuti perintah Alex untuk duduk atau dia akan merasa kesakitan lagi.

"Maaf karena aku tidak memberi tahumu sebelumnya. Awalnya aku tidak percaya tapi.. itu adalah kenyataannya. Aku turut sedih Vic."

dasar penipu,batin Vic.

"Apa kau mau impianmu menjadi model harus hancur karena ini? Apakah kau mau? Tidak kan." Ucap Alex untuk meyakini Vic agar dia mau melakukan salah satu rencana managementnya.

"Hanya ada satu cara untuk mempertahankan kepopuleranmu Vic. Kau harus menjalin hubungan kontrak dengan CEO perusahaan Domstreght Mago"

••

oops! HaVic will exist soon! so keep leave you feedbacks for the next chapter and we will see how Harry and Vic spend their day together. is it okay? and hows Cord? is Vic start being straight and forget about Cord or maybe Vic can't do the pr stunt?eh

wanna see what will happen next? LEAVE YOUR FEEDBACKS PAL!

10 VOTES FOR NEXT CHAP:)x

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang