" Ada ap--. kkau? mau apa kesini?"
" Siapa saja boleh kesini. Apalagi orang kaya raya sepertiku." Ucapnya menyombongkan diri.
"Permisi. Tuan Harry anda telah ditunggu di ruang rapat. Mari saya antarkan." Salahsatu pegawai memanggil Harry dengan sebutan tuan? dasar bodoh orang seperti Harry tidak cocok dipanggil tuan.
" Baiklah sayang, selamat tinggal." Rasanya perutku ingin mendorong keluar apa yang didalamnya ke wajah pria genit seperti Harry.
Aku menghentakan nafasku melihat Harry mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Wait--bukan kepadaku tapi kebibirku astaga. Dasar pria mesum!
Aku langsung berlari mencari taxi dan pulang ke flat.
Aku bergegas membuka pintu flat dan menemukan Cord duduk santai. Aku langsung berlari memeluknya erat. Hatiku benar-benar hancur sekarang.
"Astaga Vic kau kenapa?!" Aku terus mrnerus menangis di pundak Cord. Aku tak tau apa yang harus kulakukan lagi. Semuanya akan hancur. Hancur.
"Vic, tenanglah aku ada disini." Aku tak menghiraukan Cord. Aku tetap menangis terisak-isak sampai dadaku terasa sesak. Semua impian yang aku impikan dari dulu sebentar lagi akan hancur. Hatiku sangat sakit memikirkan ini.
Semua orang akan menghinaku. Semua orang akan membenciku dan semuanya akan berantakan. Kenapa bisa jadi seperti ini ya tuhan? Kenapa?. Kenapa aku ditakdirkan seperti ini? Tapi aku juga tak mau menentang takdir. Aku harus mensyukuri ini semua. Harus.. walaupun sebenarnya sakit.
Kenapa semua orang menganggap lesbian itu menjijikan, tidak normal. Kenapa? Itu membuat hatiku miris mendengar ocehan dimana-mana. Jika lesbian itu dosa! Kenapa tuhan menciptakannya? Kenapa? Lesbian bukanlah sebuah penyakit tapi itu terjadi begitu saja terjadi tiba-tiba.
Aku benar benar putus asa dengan hal ini. Semuanya benar-benat kacau.
"Vic.. dengarkan aku." Cord melepaskan pelukanku dan memegang kedua pundakku. Cord menatapku dengan penuh intens.
"Ada apa denganmu? Siapa yang membuatmu menangis seperti ini?" Aku tetap diam dan menundukan kepalaku sedikit. "Vic tatap aku." Aku kembali menatapnya dengan air mata yang masih bergelinang.
"Aku mengerti kau tidak mau bercerita padaku sekarang. Tapi kau harus janji akan menceritakannya kapanpun yang kau mau." Ia tersenyum kepadaku dan sontak keujung bibirku naik ke atas. Aku senang dia bisa mengerti perasaanku.
"Aku mencintaimu Cord." Aku langsung memeluknya seerat yang kubisa. Aku bahagia memiliki seseorang yang mengerti diriku luar dan dalam.
Aku melepaskan pelukanku. Cord menatapku kembali dan kali ini tatapannya penuh kasi sayang. Aku tersenyum simpul melihatnya.
Tangan kanannya memegang pipiku dan satunya lagi menjalar ke badan belakangku. Ia mengelus dengan penuh perasaan.
Cord mendekatkan bibirnya kepadaku perlahan. Akupun memajukan sedikit wajahku agar bibir kami mudah bertemu.
Bibirnya yang kissable itu telah menempel pada bibirku.
Rasa mint khas bibirnya bercampur pada saliva yang kami saling tukarkan.
Aku memajukan badanku sedikit lebih kedepan dan Cord langsung mendekat. Badan kami pun saling dekat bahkan tertempel satu sama lain. Lama kelamaan ciuman ini menjadi semakin liar.
Ia kembali menciumiku dengan penuh nafsu. Aku tak mau kalah, kulumat bibirnya dengan liar. Tangannya terus bergerak naik turun pada punggungku.
Aku kembali menciumnya dan menggigit bibir bawahnya. Ia membuka mulutnya dan lidah kami saling memburu. Nafas dan jantungku berdetak dengan sangat cepat.
Aku melepaskan ciuman kami dan mengumpulkan nafas sebentar. Ia kembali menunjukan senyumannya dan mulai mendekatiku lagi. Ia kembali melumatku lagi dan ini lebih liar. Aku terus menambah kecupan-kecupan di lehernya.
Ia mengangatku sehingga posisiku adalah duduk dipangkuan Cord dan berhadapan dengannya. Ia kembali melumatku dengan bibirnya itu. Ia mengelus dan sesekali seperti pencakar punggungku karena ciuman kami yang begitu liar. Cord melepaskannya dan mulai mencari celah untuk menciumi leher jenjangku ini.
Aku mendongak kan leher ku atas agae ruangnya lebih besar. Cord langsung menghisap dan menggigit leherku hingga meninggalkan kissmark disana.
"Cord k-kau su ngguh liar." Aku hanya sedikit terkekeh melihatnya. Ternyata ia mengabaikanku dan mulai menciumi bibirku kembali. Tangannya perlahan mengelus bagian depanku dan membuatku mendesah kecil.
"Mmhhhh Cord." Ia tersenyum mendengarnya. Tanganku masuk kedalam rambutnya yang selalu wangi tersebut. Ia kembali mengelus-elus bagian depanku dan membuatku memegang kepalanya. Sensasi yang ia berikam sungguhluar biasa.
Sekarang aku yang memegang kendali. Aku mendekatkan tubuh kami lagi dan aku langsung menciumi bibirnya. Menggigit bibir bawahnya agar lidahku dapat leluasa masuk kedalam mulutnya. Tanganku meraba punggubg Cord dan membuatnya mendesah.
"Ahh Vic.." Aku tersenyum melihatnya dan membuatku bertambah semangat. Aku menciumi leh--
Knock knock!
Ketukan itu membuat kegiatan kami terhenti. Aku dan Cord mendengus kesal.
"Aku yang akan membuka kan pintunya." Ucapku dan Cord hanya berdehem. Aku rasa dia sedikit kesal. Aku tersenyum menatapnnya--
Knock Knock!
"Sialan! Dia datang diwaktu yang tidak tepat." Ucap Cord terlihat lebih kesal. Aku tersenyum melihatnya dan mengecupnya cepat.
Aku berjalan menuju pintu. "Sebentar."
Memutar kunci dan...
Jantungku berdetak sangat cepat.
●●
woah chapter 5 is posted! Vic has a big problem! can she solve it? what should she do?
10 Votes for Chapter 6!
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
FanfictionVictoria Hale, Seorang model ternama di Las Vegas yang suka dengan sesama jenis. Terdengar sedikit menjijikan tetapi itulah kenyataannya. Dan apa jadinya ketika Ia dituntut oleh manajemennya untuk menutupi hubungan nya dengan temannya sendiri, Corde...