❝one❞

1K 63 8
                                    

Author POV

Pagi ini Vic ada jadwal photoshoot disalah satu majalah ternama disini dan sekarang ia tengah bersiap-siap untuk pergi kesana.

"Hey Cord". Ucapnya ketika melihat Cordelia yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Hey Vic, kau mau kemana pagi ini?" Victoria berjalan perlahan menuju Cord dan berbisik tepat ditelinga Vic

"Aku ada jadwal photoshoot hari ini". Sontak membuat Cordelia merasa kegelian. Setelah itu Vic mengecup sekilas bibir Cord dan langsung beranjak pergi.

Cuaca di Las Vegas hari ini sedikit terik dari biasanya jadi Vic memutuskan untuk menyetop taxi yang lewat.

"Kemana tujuan anda nyonya?" Ucap si supir taxi ini ketika Vic mulai memasuki Taxi nya.

"Domstreght Mago" ujarnya dan langsung menghidupkan hp nya, hanya 3 panggilan masuk dari Lucy yaitu rekan kerja nya sekaligus assisten nya setelah itu tidak ada pesan masuk.

Victoria POV

"Terima kasih" ucapku turun dari taxi yang aku naiki tadi. Sekarang aku sudah berada di tepat didepan perusahaan majalah ternama di Las Vegas ini. Tampak tulisan Domstreght Mago yang terpampang besar diatasnya, design perusahaan nya juga terkesang sangat elegant, aku yakin pasti pemilik perusahaan ini sangat kaya bahkan mungkin harga jas bajunya melebihi harga diri ku.

Aku pun mulai melangkah masuk kedalam dan tiba tiba saja aku dicegat oleh dua Security berbadan tegap didepan pintu masuk.

"Maaf nyonya kau sedang apa?" Ucap salah satunya yang berambut hitam pekat dan terdapat tato matahari dilengannya.

"Sedang apa kau bilang? Bodoh"

"Maaf?"

"Apa?! Biarkan aku masuk atau kau akan dipecat" Ucapku kepada dua lelaki ini, mengapa penjagaan disini begitu ketat? Dan yang lebih aneh nya lagi mereka tidak mengenal model seterkenal diriku? Oh tuhan.

"Pecat? Haha kau ini cantik tapi sayang otakmu tidak sejalan dengan wajahmu"

Ujar pria disebelahnya yang terlihat sedikit lebih kecil dari pria yang sebelumnya.

"Persetan dengan kalian! Biarkan aku masuk!" Aku langsung menerobos masuk berlari kearah lift dan--

Brukkkk

Aku terjatuh tepat diatas seorang pria yang mengenakan jas hitam dan aroma tubuhnya juga sangat wangi, jika boleh kuakui dia memiliki paras yang tampan dan sebentar! Dia sedang melihati payudara ku dari atas blouse yang aku kenakan. Sial!

"Berapa ukuranmu?" Sontak aku segera bangkit dan merapikan bajuku dan memelototkan mata ku yang bola matanya ingin copot. Oh sial!

"Apa apan kau?! Bukan nya minta maaf malah langsung menanyakan hal yang tidak pantas kau ketahui!Dasar tidak punya sopan santun. Gunakan mata mu ketika berjalan tuan, kau punya mata kan? Gunakan lah dengan baik" Yang benar saja dia bertanya seperti itu,membuat ku ingin menendang bokong nya sekarang juga.

"Woah woah tenang dulu, aku hanya bertanya padamu dan hey kau yang menujukan nya padaku dan satu lagi aku.punya.mata , selamat tinggal cantik" Ujarnya memberi penekanan saat dia mengatakan dia memiliki mata dan dia mengedipkan satu matanya saat ia berjalan menuju lift.

"Dasar pria tolol"

Astaga aku hampit lupa untuk memberitahu Lucy bahwa aku telah sampai ugh pasti ini akibat pria tolol itu.

"Lucy kau dimana?" Ujarku ketika telfon kami tersambung.

"Sialan kau Vic, aku sudah lama menunggumu disini dan kau baru datang, dari mana saja kau bodoh?"

"Aku sudah darang dari tadi bodoh, sudah lah nanti kuceritakan. Sekarang beritahu dilantai berapa kau sekarang?"

"Lantai 25, Cepatlah". Aku langsung mematikan hp ku dan memasukannya kedalam tas yang aku bawa.

Tingg..

Liftnya berdenting menyatakan aku telah sampai dilantai 25 dan aku langsung melihat satu pintu yang aku yakini itu pintu masuk studionya. Perusahaan ini memang sangat megah dan mewah.

"Hey" kataku langsung ketika masuk kesini dan melihat Lucy yang bangkit dari sofanya.

"Lama sekali kau, baiklah langsung keruang make up , 30 menit lagi akan dimulai"

Aku langsung berjalan keruang make up dan Jessie langsung menyuruhku untuk duduk. Jessie adalah salah satu stylist ku dan kebetulan dia yang memoles ku disini.

"Vic" Ucapnya sekaligus memberikan foundatin ke wajahku.

"Hm?" Aku sedang membaca majalah disini dan isinya lumayan menarik untuk dibaca.

"Kau sudah melihat pemilik perusahaan ini belum ?"

"Belum. Ada apa ?" Ujarku sambil membolak balikan majalah yang kubaca.

"Kau harus melihatnya, aku yakin kau langsung jatuh cinta padanya"

"Maksudmu?" Ucapku sambil menaikan sebelah alisku dan mengehentikan kegitan yang aku lakukan.

"Huft" Jessie menarik nafasnya dan mengeluarkannya lagi. "Kau pasti sudah tau kan kalau orang pemilik perusahaan sebesar ini pasti sangat kaya raya tadi dia datang kesini dan wajahnya sangat tampah oh ya tuhan kau harus melihatnya dia sungguh tampan sekali dan satu lagi dia juga baik"

"Ooh. Jadi?" Aku hanya mengangguk anggukan kepalaku dan melanjutkan kegiatan yang tadi aku hentikan untuk mendengarkan ocehan Jessie yang tidak penting ini.

"Kau tidak sama sekali tertarik dengannya?" Tanyanya curiga.

"Tidak. Kenapa?"

"Aku hanya curiga padamu,setiap laki laki yang kutawarkan pada mu aku tidak melihat raut wajah yang senang atau apa yang biasanya wanita normal lakukan jika mendengar seperti ini"

"Oh, sudah lah lanjutkan perkerjaanmu"

"Huh dasar aneh". Aku hanya menggeleng gelengkan kepala ku mendengar ocehannya. Bagaimana aku bisa tertarik jika aku seorang lesbian.

Setelah Jessie selesai dengan wajahku dia menyuruhku untuk mengenakan baju yang sudah dipersiapkannya.

Baju terusan hijau bergaris yang bagian lengan nya hanya sampai bahu dan sarung tangan panjang berwarna hitam.

"Bagus juga ya" ucapku ketika bercermin dan melihat hasil yang Jessie kerjakan aku akui dia sungguh berbakat dia bisa membuat ku lebih cantik hanya dengan baju seperti ini, Aku harus berterima kasih padanya.

"Biasa saja". Apa?! Cantik seperi ini dibilang biasa saja?

"K-kau?.." Aku langsung berbalik dan dia ada disini.

"Kau terlihat biasa saja dengan bajumu itu, kau bahkan lebih bagus jika mengenakan bra dan celana dalam mu kau tahu ". Dia mengedipkan sebelah matanya padaku yang membuatku bergidik ngeri, Dia perlahan berjalan kearahku dan langsung mendorongku kedinding.

"Be mine tonight?"

"APA?! PERGI KAU" Aku langsung mendorong tubuhnya untuk menjauh tapi hasilnya nihil dia jauh lebih kuat dariku.

Dia memegang kedua tanganku dan menaikannya di dinding sementara tubuhnya terus merapat padaku. Sial!

"Lepaskan aku bodoh!"

"Tidak secepat itu nona". Kemudian dia langsung mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku hanya merasakan biasa saja.

"Maaf tuan Harry, ada seseorang mencari anda" Tiba-tiba seorang pria masuk keruang tempat aku becermin dan menemukan aku dan pria ini dalam keadaan seperti ini.

"Sial!" Ucap pria ini dan langsung bergerak menjauh dariku dan langsung pergi keluar aku langsung merapikan bajuku dan segera keluar dari sini.

Dan sekarang yang kuketahui adalah nama pria tolol itu. Namanya Harry dan mengapa pria tadi memanggil Harry dengan sebutan tuan?

》》》》

CHAPTER 1 UPDATE!!
YEAY MAKASI BUAT VOTENYA HEHE!
OKAY INI AKU POST YA JANGAN LUPA VOMMENTS NYA JUGA

8 VOTE BUAT CHAPTER 2 YAA!!

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang